Rabu, 01 Januari 2014

Mak Comblang



Mak Comblang


Terlihat Putri sedang berjalan santai menuju ke sebuah bangku.

"Bisa pindah sebentar nggak?" perintah Putri pada teman sebangku Rafa.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

"Udah jangan banyak tanya, cepet minggir. Gue punya urursan penting nie ama Rafa, bahkan lebih penting dari pada kasusnya Raffi Ahmad" jawabnya mencoba mengusirnya.

"Apaan ce?" gerutunya kemudian pindah ke tempat lain.

"Hehe" Putri tertawa puas kemudian buru-buru duduk di
sebelah Rafa.
Sementara Rafa cuma geleng-geleng melihatnya sambil terus mencatat pelajaran.

"Eh Raf, elo tau cewek cantik di pojok sana nggak?" tanya Putri sambil nunjuk seorang cewek yang cakepnya nggak dikira-kira di ujung sana.
Rafa menoleh sebentar ke cewek yang dimaksud.

"Mitha?" tanya Rafa pada Putri yang sedang bersandar seenaknya ke arahnya sambil duduk menghadap ke depan tapi menyamping sambil bersandar seenaknya ke Rafa.
"Seratus buat kamu!" jawab Putri senang. "Kamu tau kan dia cewek idola Sekolah ini? Udah cantik, tenar lagi" promosinya.

"Trus?" tanya Rafa datar yang udah tau apa niat Si Putri yang berniat nyomblangin dia ama Mitha.

Meski nggak dicomblangin sekalipun dah banyak kok cewek-cewek yang ngejar-ngejar Rafa. Secara dia cowok paling keren, paling kece, paling cool di Sekolah ini. Tapi semua dah di tolak ama Rafa.

Mendengar hal itu Putri pun tersenyum. Kemudian perlahan dia mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.

"Ni surat dari Mitha buat kamu" katanya tersipu sambil meletakkan surat itu di atas meja kemudian menggesernya ke arah Rafa.

"Apaan ni?" tanya Rafa sambil menggeser kembali surat itu ke arah Putri.

"Udah tau itu Surat Cinta, pake nanya lagi" jawab Putri kemudian menggeser surat itu kembali.

"Nggak mau ah" tolak Rafa yang nggak tertarik dengan hal semacam itu.

"Udah terima aja, ribet amat ce!" Putri pantang menyerah hingga akhirnya tu surat dimasukkan paksa ke dalam saku Rafa.

"Apaan ce?!" gerutu Rafa kesal.

"Nah, kayaknya tu surat lebih cocok di ditu dari pada lama-lama ditanganku" ucapnya mengamati surat yang terlanjur masuk ke dalam saku Rafa.

Rafa cuma menggeleng males sambil mengeluarkan surat berwarna merah jambu alias pink dari dalam sakunya.

"Eh, nggak boleh dikembalikan" ucap Putri.

"Ngapain aku mesti nyimpen beginian?" tanya Rafa kesal.

"Bukan disimpen tapi dibaca. Tapi dibacanya di rumah aja, oke?" pinta Putri.

"Males" jawab Rafa asal.

"Ya sudah aku pergi dulu ya. Jangan lupa dibaca trus di hayati. Nanti kalo sudah tau jawabannya kabari aku" pamit Putri sambil menepuk-nepuk punggung Rafa.

Rafa diam tak menjawab karna kesal.
Banyak cewek yang memimpikan bisa duduk disebelah Rafa, apalagi ngobrol dengannya, tapi semua nggak berani karna malu. Lain lagi ama si Putri yang suka nyomblangin teman-temannya dan rata-rata semuanya berhasil. Kalo dia mah cuek aja mau duduk ama siapa yang penting aksinya lancar.

Putri kembali menuju ke bangku Mitha.
"Gimana?" bisik Mitha yang nggak sabar mendengar jawaban Putri.
"Beres" jawab Putri yakin.

Esok harinya.
"Aduhh" rintih Rafa saat ada seseorang yang dengan sengaja melempar gumpalan kertas ke arahnya.

Rafa pun segera menoleh ke belakang dan dilihatnya Putri sedang nyengir ke arahnya sambil melambaikan tangan.
Seketika Rafa langsung membuang muka.

Dan nggak lama kemudian sebuah pesawat kertas berwarna biru terbang ke arah Rafa. Pesawat kertas itu pun jatuh di atas meja Rafa dan Rafa sudah tau itu kerjaan siapa.
Dia pun segera menoleh ke belakang. Dan benar saja, Putri sudah tersenyum manis dengan tangan membentuk Love di dada sambil nunjuk-nunjuk ke arah Mitha di seberang.
Rafa cuma bisa geleng-geleng kepala.

Hari berikutnya saat pulang sekolah.

"Eh, mobil Rafa tu" beritahu Putri saat dia tengah asyik berjalan bersama Mitha saat nggak sengaja menoleh ke belakang dia melihat mobil Rafa sedang melaju ke arahnya.

Mitha pun segera menoleh ke belakang. Dan benar saja, terlihat mobil Rafa mau melintasinya.
Dan tanpa pikir panjang Putri pun segera ambil posisi di pinggir jalan.

"Yuhuuuuuu..." ucapnya PD sambil melambai-lambaikan tangan, berharap Rafa mau memberi tumpangan kepada mereka berdua.
Namun apa yang terjadi?

Saat mobil Rafa melintasinya, mobil Rafa nyelonong tanpa permisi, bikin kedua cewek ini manyun. Apalagi si Putri, bikin darah tingginya kumat. "Heiiiiiii..." teriak Putri sewot karna dicueki.
Sementara Rafa cuma tersenyum mendengarnya.

"Ahh, gimana ce? Nggak tau apa ada cewek cantik yang sedang tidak berdaya" teriak Putri yang bilang nggak berdaya padahal situnya punya tenaga ekstra buat teriak-teriak kaya Tarzan di halaman sekolah, bikin semua murid langsung menoleh ke arahnya.

"Udahlah Put" ucap Mitha kalem.
Mitha gitu, cewek yang super jaim. Beda banget ama si Putri yang apa adanya. Kalo mau marah ya marah.

Dan tanpa sepengetahuan mereka, ternyata Rafa memutar balik mobilnya, berniat menghampiri mereka lagi.

Citttttttt....
Mobil Rafa pun berhenti tepat di belakang Putri yang sedang kesal di tengah jalan.

TIT...TIT.....
Rafa sengaja membunyikan klakson agar mereka berdua masuk ke dalam mobil. Tapi sayangnya Putri udah terlanjur kesel.
Putri malah pasang muka super manyun di hadapan Rafa.

Selang kemudian.

Terlihat mereka bertiga sudah di mobil. Tapi Putri masih manyun, sampe dia duduk di jok belakang ama Mitha dengan tangan dilipat di dada.
Sementara Mitha diam-diam sibuk memperhatikan Rafa.

Rafa pura-pura bersikap biasa, padahal aslinya kikuk, bikin Putri tersenyum melihatnya. Dan nggak perlu waktu lama dia segera mendekati Rafa di depannya.

"Eh Raf, apa sih resepnya kok bisa ganteng gini?" goda Putri yang menjulurkan kepalanya ke depan.

"Nggak tau" jawab Rafa singkat.

"Apa sih obat gantengnya sampe temanku termehek-mehek ama kamu?" godanya lagi bikin Rafa salting.

"Putri" bisik Mitha sambil menarik baju Putri karna malu mendengar Putri berkata seperti itu.
Rafa diam saja karna bingung mau jawab apa.

"Oh iya, cewek kriteria kamu kayak apa Raf?" tanya Putri menginterogasi.

"Apakah harus cantik, putih, tinggi, rambutnya panjang dan lemah lembut?" tanya Putri, tapi Rafa bingung menjawabnya.

"Kalo diam berarti iya" kata Putri seenaknya, bikin Rafa kelabakan.

"Tenang Raf. Kayaknya kamu nggak perlu lama tuk nyari cewek kayak gitu soalnya disekitar sini udah ada tu yang mirip seperti itu, hehe" promosi Putri, bikin Rafa menatap sinis ke arahnya.

Beberapa saat kemudian.

CITTTTTT.....
Mobil Rafa berhenti tepat di depan rumah Mitha
“Dadah Mit” ucap Putri di jendela mobil sambil melambaikan tangan

"Makasih ya atas tumpangannya" kata Mitha pada Rafa di depan dan Rafa cuma mengangguk pelan.

"Dadaaaaa....." suara Putri masih terdengar panjang saat mobil sudah pergi meninggalkan rumah Mitha.

Selang kemudian.
"Aduh!" rintih Putri saat Rafa melemparkan bantal ke arah Putri dari depan.

"Eh, kamu kalo ngomong jangan sembarangan ya!" protes Rafa.

"Sembarangan gimana? Eh, aku belum bikin perhitungan denganmu soal yang tadi ya!" jawab Putri nggak kalah sewot.

"Perhitungan apa?" tanya Rafa bingung.
Karena merasa kesal Putri segera pindah ke jok depan, tapi?

DUKKK...
Kepala Putri terbentur kaca depan karna terburu-buru.
"Aduh" rintihnya sambil mengusap-ngusap keningnya.

Sementara Rafa cuma geleng-geleng kepala melihatnya.
"Makanya hati-hati" sahut Rafa.

"Aduh, kenapa kaca bisa ada di
situ ce?!" protes Putri sambil terus mengusap keningnya.

"Eh, bahkan sebelum kamu lahir tu kaca emang disitu posisinya. Kamunya aja yang heboh, sampe nggak ngeliat kalo ada kaca" omel Rafa.

"Kok jadi kamu ce yang ngomelin aku?! Mestinya aku donk yang marah" protes Putri.

"Marah kenapa?" tanya Rafa bingung.

"Kenapa tadi kamu nggak mau berhenti? Padahal udah jelas-jelas ada cewek unyu yang nggak berdaya lagi butuh tumpangan" kesal Putri.

"Unyu dari Monas" sahut Rafa. "Lagian cewek Rambo kayak kamu apanya yang nggak berdaya?" tambahnya lagi. Putri makin manyun melihatnya.

"Ngapain kamu melambai-lambaikan tangan kayak gitu? Emangnya lagi nyegat angkot?" ejek Rafa bikin Putri spontan memukul Rafa dan membuat Rafa terbahak di dalam mobil.

Selang kemudian.

CITTTTTT.....
Mobil Rafa berhenti di depan Rumah Makan pinggir jalan.

"Ngapain berhenti disini?" tanya Putri bingung.

"Ya mau makan lah, masa mau cegat angkot" sindir Rafa bikin Putri BT.

"Kenapa nggak sekalian makan di rumah aja? Kan bentar lagi mau nyampe?" tanya Putri saat mereka memasuki Rumah Makan.

"Memangnya nggak boleh? Terserah aku donk" jawab Rafa cuek.


Sementara Putri cuma bisa mengikutinya dari belakang.

"Mau makan apa?" tanya Rafa saat melihat buku menu yang tersedia di atas meja.
"Terserah" jawab Putri.

Selang kemudian.

Rafa pun mematung saat melihat porsi makan Putri.
"Beneran kamu mau makan semua ini?" tanyanya nggak percaya saat Putri memesan lima piring sekaligus.

"Tenang aja, aku bayar sendiri kok" jawabnya berbinar saat pelayan menata satu-persatu pesanannya di atas meja.

"Bukannya gitu. Tapi perasaan tadi waktu masuk ada yang berlagak kaya Putri Keraton. Eh, nggak taunya makannya kaya Kuda Nil" sindri Rafa.

"Berisik ah! Udah cepet makan. Kalo nggak mau, sini biar aku habisin sekalian" jawabnya kuat.

"Eh, emangnya yang lima piring tu masih belum cukup hah?? Dasar perut Kuda Nil" sahut Rafa sewot, tapi yang diomelin malah asyik ngunyah.

Omongan Rafa dirasa kaya Mpok-mpok bawel yang ngomel di pasar.

Beberapa menit kemudian.
Di saat mereka sedang asyik menikmati makan siangnya. Tiba-tiba Putri tertegun saat melihat 2 pengamen cilik masuk ke dalam Rumah Makan dan mulai menyanyi di antara pengunjung sambil meminta-minta.
Tapi tak ada satu pun yang mau ngasih. Mereka malah pura-pura asyik makan tanpa memperdulikan kehadiran pengamen cilik itu.

"Eh, kenapa berhenti? Habis liat hantu ya?" tanya Rafa saat Putri mulai bengong dengan tatapan kosong.

"Bentar, aku tinggal dulu" pamit Putri yang segera meletakkan sendoknya kemudian berdiri dan berjalan menuju ke arah 2 pengamen itu.

Sementara mata Rafa mengikuti ke
mana Putri pergi.

Dilihatnya Putri sedang mengobrol dengan kedua anak itu.
"Lagi ngamen ya Dek?" tanya Putri.

"Iya Kak" jawab salah satu dari mereka yang bawa gitar kecil. Sepertinya mereka Kakak beradik, yang cowok Kakak yang cewek Adiknya.

"Boleh Kakak bantu?" tanya Putri.
"Bantu gimana Kak?" tanya pengamen cilik itu bingung.

Putri pun segera membisikkan sesuatu ke telinganya.
"Gimana?" tanya Putri tersenyum dan anak itu pun mengangguk pelan.


Selang kemudian.

"Selamat siang semuanya?" ucap Putri pada seluruh pengunjung sambil berdiri di tengah-tengah kedua anak itu.

Dan para pengunjung pun menoleh ke arah Putri.

"Maaf mengganggu waktu makan siang Bapak-Ibu. Kami disini ingin mempersembahkan sebuah lagu. Kiranya Bapak-Ibu mau memberi sedikit rezekinya untuk kedua anak ini agar mereka juga bisa makan seperti yang kita lakukan sekarang ini" ucap Putri yang bikin Rafa di ujung sana terpana.

"Hem-hem" Putri bersiap menyanyi.

Dan terdengar petikan gitar dari pengamen itu. Meski dimainkan seorang anak kecil tapi terdengar cukup merdu, mungkin karna dia sudah terbiasa memakainya. Bikin semua pengunjung terpana termasuk Rafa.

"Cerita dirimu ada disana, ku cari dirimu ada disana, ku cari dirimu, tapi tak pernah ketemu" nyanyi Putri yang suaranya cukup merdu, yang nggak kalah ama Zaskia saat menyanyikan lagu 1000 Alasan.

Terdengar tepukan dan sorakan dari para pengunjung.
"Seribu alasan setiap kali ku ajak jalan. Ada saja alasan kau tolak aku dengan senyuman. Disini aku, ku menunggu kabar darimu" Putri nggak segan menghampiri pengunjung sambil menyanyi, bikin pengunjung merasa terhibur.

"Senin-Selasa waktunya kuliah, Rabu-Kamis alasannya kerja, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu" sesekali Putri mempraktekkan Goyang Itik, bikin Rafa malu melihatnya dan menutup muka pake buku menu.

"Seribu alasan setiap kali ku ajak jalan. Ada saja alasan kau tolak aku dengan senyuman. Disini aku, ku menunggu kabar darimu" Putri nggak segan menghampiri pengunjung sambil menyanyi, bikin pengunjung merasa terhibur.

"Senin-Selasa waktunya kuliah, Rabu-Kamis alasannya kerja, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu" sesekali Putri mempraktekkan Goyang Itik, bikin Rafa malu melihatnya dan menutup muka pake buku menu.

"Senin-Selasa ada meeting kerja, Rabu-Kamis les private ngakunya, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu?"

Seketika pengunjung bertepuk tangan saat Putri menyelesaikan lagunya.
Sementara Rafa cuma geleng-geleng kepala dengan muka masih tertutup buku menu.

"Terimakasih, mohon seikhlasnya" pinta Putri sambil berkeliling membawa gelas plastik yang disodorkan pada seluruh tamu termasuk Rafa.

"Ayo cepet kasih yang banyak" bisik Putri setengah mengancam saat berdiri di sebelah Rafa.

"Ini minta sukarela apa malak ni?" jawab Rafa sambil mengeluarkan dompetnya. Putri cuma nyengir mendengarnya.


Hingga akhirnya.
"Terimakasih banyak" ucapnya pada seluruh pengunjung yang sudah mau memberikan
uang pada mereka.

"Ini buat Adek" ucap Putri seraya menyerahkan semua hasil ngamennya.

"Kakak nggak mau ngambil?" tanya Anak itu pada Putri dan Putri segera menggeleng.

"Makasih Kak, berkat Kakak kita bisa membeli nasi" ucapnya.

"Iya sama-sama. Oh ya, kalian belum makan kan? Ayo ikut Kakak" ajak Putri sambil menggandeng kedua anak itu menuju ke meja Rafa.

"Kenalin, ini temen Kakak, namanya Kak Rafael" beritahu Putri sambil menyuruh mereka berdua duduk di kursinya, sementara Putri duduk disebelah Rafa.

"Siang Kak?" sapa Anak itu pada Rafa dan Rafa pun tersenyumke arah mereka berdua.
"Siang Dek" jawab Rafa ramah.

"Ayo cepat dimakan, kalo kurang ni masih ada sisa satu lagi hehe" sahut Putri yang tiba-tiba merebut piring Rafa kemudian memberikan pada mereka berdua.

Rafa: ???

Seketika Rafa melihat ke arah Putri dan Putri cuma nyengir tanpa merasa bersalah.


Esok harinya.
"Hehe" senyum Putri saat sudah berdiri di sebelah bangku Rafa.

Melihat hal itu Rafa langsung balik badan duduk membelakangi Putri, sambil menghadap tembok pura-pura menulis pelajaran, secara tempat duduk Rafa disebelah tembok.

"Aduh jangan gitu donk, hehe" ucap Putri manja saat melihat reaksi Rafa.
"Mau apa lagi?" tanya Rafa ketus sambil terus menulis.

Mendengar hal itu Putri segera duduk di
sebelah Rafa.
"Pulang sekolah sibuk nggak?" tanya Putri sambil melihat ke arah Rafa yang terus memalingkan muka.

"Kenapa?" tanya Rafa.

"Kita pergi nonton yuk?" ajak Putri bersemangat.

"Aku nggak suka nonton" jawab Rafa datar.

"Ayolah? Hari ini filmnya bagus lho" paksa Putri sambil menarik-narik baju Rafa dari belakang.

"Males ah" jawab Rafa sambil benerin bajunya.

Putri langsung manyun seketika. Tapi tiba-tiba senyum mengembang di bibirnya.
"Eh Mitha! Rafa mau lho kita ajak nonton!" terika Putri tiba-tiba pada Mitha di ujung sana, bikin seisi kelas menoleh ke arah Putri.

Seketika Rafa membungkam mulut Putri dari belakang.
"Apaan ce?!" bisik Rafa malu.

Sementara Putri cuma nyengir tak bersalah.

Dan akhirnya?
Terlihat mereka bertiga sedang mencari tempat duduk dalam Bioskop.

"Ayo cepet!" Putri menarik tangan Rafa dan menggandengnya karena jalannya ogah-ogahan.

"Nah, kita duduk disini saja" pinta Putri saat ketemu tempat duduk yang strategis agar mereka bisa menikmati film, adegan per adegan.
"Hehe" Putri tersenyum puas saat sudah duduk di tengah-tengah mereka berdua.

Terlihat Mitha senyam-senyum malu, sementara Rafa manyun abis.
Putri melirik kanan-kiri kemudian berdiri.

Rafa: ???
Putri berjalan melewati Rafa. "Geser dikit donk!" paksa Putri yang sengaja pindah dari tempat duduknya agar Rafa lebih dekat ama Mitha.

"Apaan ce?!" protesnya, tapi Putri keburu menggesernya sehingga Rafa mau nggak mau duduk disebelah Mitha.

Hingga akhirnya kini Rafa di tengah-tengah mereka.
"Nah, ini baru betul" ucap Putri bikin tersenyum malu. "Di jamin filmnya bagus" ucap Putri ketika melihat tampang BT Rafa.

Selang kemudian. Lampu Bioskop pun dipadamkan pertanda film akan segera dimulai.

Putri paling antusias menyambutnya. Dia nggak sabar ingin menontonnya. Sementara Rafa melirik sinis ke arahnya sambil melipat tangan di dada.

Dan film pun diputar.
"Lho, film apa ini?" tunjuk Putri bingung.

"Setan" jawab Rafa singkat saat tau film yang sedang di putar adalah film horor.

"lho, mana film romantis-romantisnya??" tanya Putri bingung, sementara Rafa dan Mitha cuma bisa mengangkat bahu.

"HUWAAAAAA...fIlm apaan tu?? Kenapa adegannya di kuburan segala?!!!" teriak Putri heboh sambil menutup matanya.
"Judulnya aja Beranak dalam Kubur" beritahu Rafa.

"Aduh, kenapa kita bisa menonton film seperti?" jawab Putri takut yang sama sekali nggak berani lihat ke depan.

"Udah, jangan berisik. Lagian kamu kan yang nyuruh kita kesini?" omel Rafa di sebelah Putri.

"Iya, tapi mestinya kita nonton film romantis. Tapi kenapa yang di puter malah Beranak dalam Kubur? HUWAAAAAA...aku mau pulang, mau pulang" teriak Putri heboh dan berniat melarikan diri.

"Mau kemana kamu?" cegah Rafa seraya menarik Putri.

"Mau pulang, aku paling nggak demen ama film beginian"ucapnya lagi dan mencoba kabur.

"Nggak bisa. Bukannya kamu yang maksa kita ke sini? Jadi sekarang kamu harus nonton filmnya sampe habis" Rafa sengaja ngerjain Putri. Dia sampe meluk Putri agar tidak bisa kabur dari sini.

"Lepasin Raf! Aku pengen pulang" pinta Putri yang bener-bener ketakutan.

"Nggak bisa, pokoknya kamu harus nemenn kita disini" Rafa mendekap Putri dengan erat dengan senyum karena merasa puas sudah ngerjain Putri.
Putri berlindung di dada Rafa karena nggak berani melihat adegan di film itu.

"Waduh Put, setannya mau keluar tu" goda Rafa.

"Bodo ah!" sahut Putri sambil memukul Rafa, bikin Rafa terbahak.

Sementara Mitha cuma senyam-senyum aja melihat kelakuan Putri.
"Aduh, aku pengen pulang ni" rengek Putri yang sudah tidak tahan saat mendengar jeritan ato backsound yang menyeramkan dari film. Rafa cuma terkekeh.

Hingga akhirnya dia segera ngumpet di bawah kursi sambil menutup telinganya hingga film berakhir.
Rafa terbahak melihatnya.

Film pun selesai diputar dan lampu kembali dinyalakan. Terlihat Putri masih ngumpet sambil mewek, bikin Rafa tertawa geli.

Dan tiba-tiba HP Mitha berdering.
"Iya hallo? Ada apa Ma? Sekarang? Iya-iya Mitha pulang sekarang" jawab Mitha dan segera menutup telepon.

"Aduh Put, aku harus pulang sekarang. Nggak apa-apa kan aku pulang duluan? Soalnya mesti nganterin Mama ku" ucap Mitha pada Putri yang masih ngumpet.

"Iya nggak apa-apa Mit" jawab Putri.

"Maaf ya Raf aku pulang duluan" pamit Mitha pada Rafa disebelahnya dan Rafa pun mengangguk.

Mitha pun segera pergi. Kini tinggal Rafa dan Putri berdua.
"Mau sampe kapan kamu ngumpet disitu?" tanya Rafa yang melihat Putri masih belum bangun juga.

"Bukannya gitu Raf, tapi sekarang kaki ku keram" rengeknya.

"Tolong bantu aku berdiri" Putri mengulurkan tangan berharap Rafa mau membantunya.

"Kamu tuh ya, bukan cuma ngeselin tapi juga ngerepotin" omelnya sambil membantu Putri berdiri.
"Bisa jalan nggak?" tanya Rafa mencoba memapah Putri. Tapi Putri segera menggeleng karena merasakan kakinya jadi berat.


Selang kemudian. Terlihat Rafa menggendong Putri saat keluar dari Bioskop.

"Aduh, aku baru ingat kalo makanmu lima piring, makanya berat begini" ejek Rafa sambil terhuyung menggendong Putri.
Putri manyun mendengarnya.

"Kalo nggak ikhlas bilang aja" sahut Putri dari belakang karena sepanjang jalan Rafa ngomel mulu.

Hingga akhirnya mereka sampai di parkiran.
"Aduh, sumpah! Kayaknya kamu mesti diet deh" ejeknya saat menurunkan Putri disebelah mobilnya.
Putri makin manyun mendengarnya.


Beberapa saat kemudian. Terlihat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Ini semua juga gara-gara kamu" tunjuk Putri kesal.
"Kok aku?" tanya Rafa bingung.
"Kalo tadi kamu ngebiarin aku pergi nggak mungkin aku jongkok selama itu hingga kaki ku keram" jawabnya kesal membuang muka.

"Emangnya siapa tadi yang maksa-maksa aku buat nonton? Kamu kan?" sahut Rafa nggak mau kalah.
Hingga akhirnya mereka nggak ada yang mau ngomong karena sama-sama kesal.

CITTTTT.....
Mobil pun berhenti di lampu merah.

Senyum Putri mulai mengembang saat pengamen menghampirinya. Dia bahkan membuka pintu kaca mobil dengan lebar.

Jreng...jreng... Suara petikan gitar dari pengamen jalanan
"Tak pernah kah kau sadari, akulah yang kau sakiti" nyanyi pengamen itu bikin Putri manggut-manggut mendengarnya.

Rafa: ???
"Engkau pergi dengan janjimu yang telah engkau ingkari" kini Putri mulai ikutan menyanyi.

"Mulai deh kumatnya" gumam Rafa sambil geleng-geleng kepala.

Pengamen itu makin bersemangat menyanyi karena di dukung Putri.
"Oh Tuhan tolonglah aku, hapuskan rasa Cintaku" mereka menyanyi bersama seakan Judika feat Tantri KOTAK.

"Aku pun ingin di bahagia walau tak bersama diaaaaa" tunjuk Putri pada Rafa.

Rafa: ???
"Sip!" Putri tos ama pengamen itu.
Rafa: ???

Pengamen itu pergi sambil melambaikan tangan ke arah Putri setelah menolak uang pemberian Rafa.
"Kamu kenal dia?" tanya Rafa yang melihat Putri tampak akrab dengan pengamen itu.

"Enggak" jawab Putri enteng.
Rafa: ???

Selang kemudian.
"Aku berhenti disini" pinta Putri dan Rafa segera menepikan mobilnya.

Rafa memperhatikan sebuah Toserba tempat Putri berhenti. "Mau belanja ya?" tanya Rafa.

"Udah ditinggal aja, nanti aku pulang sendiri kok" jawab Putri mengalihkan pembicaraan. Putri segera turun dari mobil.

"Dadah..." ucap Putri melambaikan tangan kemudian bergegas masuk ke dalam.

Dan Rafa pun pergi.
Tapi di sepanjang perjalanan Rafa masih penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Putri.
Hingga akhirnya dia balik arah dan kembali ke Toserba sebelumnya. Dilihatnya Putri sedang menunggu Taksi dengan membawa banyak barang disebelahnya.

"Mau di tunggu sampe kapan pun Taksinya nggak bakalan dateng, udah cepet naik!" ucap Rafa tanpa melihat ke arah Putri.

"Lho, bukannya tadi kamu udah pergi?" tanya Putri bingung.

"Udah cepet masuk!" perintah Rafa.

"Tapi bawaanku banyak?" jawab Putri dan Rafa segera melirik sebuah kardus besar dan beberapa kantung plastik disebelah Putri.

Beberapa saat kemudian. Terlihat Putri masuk ke dalam mobil setelah Rafa membantunya memasukkan semua barang ke dalam mobil.

"Buat apaan Snack sebanyak ini? Apa mau kamu makan semuanya?" tanya Rafa setelah tau isi kantong plastik itu berisi bermacam-macam Snack.

"Ada deh" jawab Putri tersenyum malu. Rafa cuma geleng-geleng kepala.


Beberapa saat kemudian... Mobil Rafa pun berhenti.

"Dimana ini?" tanya Rafa tengok kanan-kiri.

"Mau ikut turun nggak?" ajak Putri dan Rafa pun mengangguk.

Selama perjalanan Rafa terus saja ngedumel.
"Aduh berat juga, emang isinya apaan ce?" tanya Rafa yang penasaran isi dalam kardus tersebut.

"Udah bawa aja nggak usah bawel" sahut Putri di depan, bikin Rafa manyun.

Rafa tengok kanan-kiri. Dilhatnya sebuah kampung kumuh. Hingga akhirnya mereka berhenti di bangunan semi permanen.
"Hallo semuanya?" sapa Putri ramah.

Saat memasuki ruangan yang sudah di penuhi anak-anak kecil yang berpakaian lusuh.
"Hallo Kak Putri?" jawab mereka kompak.

Putri berjalan menghampiri beberapa temannya yang sudah datang lebih dulu. Kira-kira ada lima orang yang sudah berdiri di depan anak-anak ini.

Sementara Rafa terus mengikuti Putri dari belakang.
"Sudah bawa Put?" tanya seorang cowok saat Putri menghmpirinya.

"Iya sudah ku bawa semua" jawab Putri sambil menunjukkan kantong plastik yang di bawanya plus yang di bawa Rafa.

"Taruh disitu aja Raf" pinta Putri agar Rafa menaruh kardusnya pada meja yang sudah di sediakan.

"Siapa dia Put?" tanya cowok itu menatap sinis ke arah Rafa.

"Temen" jawab Putri yang segera menghampiri Rafa.

"Ini tempat apa Put?" tanya Rafa sambil melihat sekeliling.

"Rumah Singgah untuk anak jalanan" jawab Putri seraya membuka isi kardus itu dan mengeluarkan isinya yang ternyata berisi pakaian.

"Jadi semua ini buat mereka?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk.

"Biasanya mereka kesini setelah seharian ngamen, ada juga yang habis bantu orang tuanya jadi pemulung, semuanya kita terima di sini" ucap Putri dan Rafa pun mengangguk.

"Apa aja kegiatannya?" tanya Rafa sambil membantu Putri mengeluarkan baju dari dalam kardus.

"Kita belajar dan bermain disini, kalo ada rejeki kita bagi-bagi makanan dan pakaian layak pakai seperti yang kita lakukan sekarang" jawab Putri.

Sementara diseberang sana ada yang tidak suka akan kehadiran Rafa. Siapa lagi kalo bukan cowok yang tadi. Dia bernama Aris, yang naksir berat ama Putri, makanya dia sebel melihat Putri akrab ama cowok lain.

Selang kemudian. Terlihat anak-anak itu berebut saat Putri dan teman-temannya membagikan Snack dan pakaian pada mereka.
Rafa tersenyum melihatnya. Tapi tiba-tiba dia disenggol dengan kasar oleh Aris dan mereka pun saling menata sinis.

Beberapa saat kemudian. Terlihat mereka duduk melingkar bersama-sama memakan nasi bungkus yang telah di bawa teman-teman Putri sebelumnya.

Rafa tersenyum melihat semua ini. Dia duduk di sebelah Putri tapi tidak ikut makan.
Melihat Rafa tidak makan, Putri segera menyuapinya.

"Haaa..." kata Putri agar Rafa mau membuka mulutnya.

"Apa-apaan sie Put?" bisik Rafa malu karena semua memerhatikannya.

"Udah cepet buka mulutnya" perintah Putri, dan terpaksa Rafa pun menurutinya, bikin semua bersorak melihatnya.

Putri pun tersenyum, sementara Rafa malu-malu.
Mereka pun makan bersama dengan riang. Kecuali satu orang yaitu Aris yang tidak melihat kejadian itu.
Tanpa sengaja Rafa melihat Aris menatap sinis ke arahnya, dan mereka saling memandang.

Saat perjalanan pulang dari rumah singgah.

"Cowok yang pake baju merah tadi, namanya siapa put?" tanya Rafa saat di dalam mobil

"Oh yang bantu aku ngasih snack tadi ?" Putri balik tanya dan Rafa pun mengangguk.

"Namanya Aris" jawab Putri. Rafa pun manggut-manggut

"Kayaknya dia gak suka deh aku deket-deket ama kamu" ucap Rafa.

"Ah, masa sih?" Putri mencoba berkilah tapi, aslinya dia tau kalo Aris emang paling gak suka kalo Putri deket-deket ama cowok lain

"kayakny dia naksir kamu deh, Put" ucap Rafa sambil melirik ke arah Putri yang pura-pura asyik main-in hp nya.

"Ah mana mungkin" jawab Putri dusta Rafa hanya tersenyum datar.


Esok harinya.

Terlihat Rafa sedang asyik membaca buku di halaman belakang sekolah. Tempat ini sepi karena jarang di datangi murid, makanya Rafa suka ke tempat ini karena ngggak berisik dan asyik buat baca buku. Terlihat Rafa duduk di bawah sambil bersandar ke tembok, sementara kakinya yang satu diangkat untuk menahan buku yang sedang ia baca, dan kaki yang satu lagi di biarkan selonjoran.

"Oww, ternyata ada di sini? Aku cari dari tadi" kata Putri yang mengagetkan Rafa.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Rafa yang merasa terganggu akan kehadiran Putri.

"Jangan galak gitu dong, aku kan cuma pengen duduk di sini" ucap Putri manyun, kemudian duduk di sebelah Rafa yang masih asyik membaca, meski sesekali melirik ke arah Putri.

Suasana pun hening
"Duh, nyebelin banget sie ni orang!" gumam Putri sambil mengutak atik HP.

"Ada apa?" tanya Rafa yang melihat Putri uring-uringan.

"Ini loh, ada cowok yang terus gangguin aku, padahal dah aku bilang kalo aku dah punya cowok, tapi tetep aja nggak percaya"

"Sebel deh" kata Putri kesal.

"Emang kamu udah punya cowok?" tanya Rafa melihat ke arah Putri, Putri pun menggeleng.

"Trus kenapa kamu bilang seperti itu ama dia?" tanya Rafa.

"Biar dia nggak ngejar-ngejar aku lagi, tapi dia tetep aja nggak percaya" Putri manyun.

"Apa si Aris itu?" tebak Rafa.

"Bukan, tapi si Nino, cowok nggak jelas" jawab Putri manyun.

"Wah, Putri punya penggemar nih" goda Rafa.

"Au ah!" jawab Putri BT. Rafa tersenyum melihatnya.

"Apa perlu bantuanku?" tanya Rafa tersenyum.

"Bantuan? Bantuan apa?" tanya Putri bingung dan Rafa segera membisikkan sesuatu, dan Putri pun manggut-manggut senang.

"Bagaimana?" tanya Rafa melihat ke arah Putri.

"Sip!" jawab Putri tanda setuju.


Selang kemudian.

"Iya hallo, ada apa Put? Kok tumben hubungin aku?" jawab Nino berbunga.

"Kamu lagi ngapain Ni?" tanya Putri basa-basi, sementara Rafa nguping disebelah Putri.

"Lagi istirahat ni Put, kalo kamu?" tanya Nino balik.

"Oww" jawab Putri yang kemudian memukul Rafa disebelahnya untuk ngasih aba-aba agar dia memulai rencananya.

"Hem-ehem. Sayang, lagi telpon-telponan ama siapa sie?" Rafa mulai bersandiwara menjadi pacarnya Putri.

"Eh, bukan siapa-siapa kok Yang" jawab Putri akting sambil HPnya di loudspeaker agar Rafa bisa mendengar suara Nino.

"Lho Put? Yang barusan suara siapa? tanya Nino sewot.

"Yang mana? Oww yang barusan? Itu pacarku" jawab Putri manahan tawa.

"Pacar?" sahut Nino nggak percaya.

"Lagi ngobrol ama siapa sih Yang?" tanya Rafa sambil merangkul Putri biar lebih meyakinkan lagi aktingnya meski si Nino nggak bisa liat mereka berdua.

"Temen kok Yang" jawab Putri yang juga ikutan merangkul Rafa.

"Coba aku liat" pinta Rafa.
Putri segera memberikan HPnya ke Rafa.

"Hallo?" Rafa pura-pura memastikan.

"Hallo" jawab Nino sewot.

"Suara cowok?" Rafa bertanya pada Putri.

"Aduh, cuma temen kok Yang" sahut Putri.

"Ini siapa ya?" tanya Nino sewot.

"Aku pacarnya Putri, ini siapa ya?" Rafa balik tanya, sementara Putri mencoba mendengarkan dengan seksama.

"Sejak kapan kamu pacaran ama Putri?" tanya Nino.

"Udah lama" jawab Rafa sok yakin.

"Emm, kita saling mencintai, bener kan sayang?" jawab Rafa memandang ke arah Putri.

"He'em, aku sangat mencintaimu" sahut Putri memeluk erat Rafa dan Rafa pun membalasnya.

"Apakah kamu bahagia bersamanya Put?" tanya Nino.

"Tentu" jawab Putri dan tiba-tiba mencium pipi Rafa.

"Emmmmmuachhh"

Rafa: ???

"Cukup" sahut Nino yang nggak tahan mendengarnya.

"Sekarang aku udah tau semuanya dan maaf kalo aku sudah hadir diantara kalian" ucap Nino dan segera menutup teleponnya, bikin Rafa dan Putri terbahak.

Saat Putri masih belum berhenti tertawa, Rafa diam-diam memperhatikannya.
"Kenapa kamu tadi mencium pipiku?" tanya Rafa.

"Kapan?" jawab Putri yang mendadak amnesia.

"Ahh sudahlah, lupakan saja" ucap Rafa saat melihat Putri berusaha mengingatnya.

Dan mereka pun tertawa bersama mengingat kejadian barusan.


Esok harinya. Saat berangkat sekolah.

"Kayak si Putri tu?" batin Rafa saat melihat seorang cewek berjalan sendirian di depannya.

Siapa lagi coba yang suka jalan sambil tengok kanan-kiri menyapa orang-orang meskipun nggak kenal. Sok eksis banget kan? Tapi memang itulah Putri. Cewek ramah ama semua orang meskipun nggak kenal.

Cara jalannya percaya diri gitu. Tapi bukan percaya diri ala-ala Putri Indonesia ato Miss World, tapi lebih tepatnya ala-ala Preman gitu deh yang nggak takut apapun selama dia benar.

TIN...TINNN....

Rafa membunyikan klakson dibelakang Putri, tapi Putri terus saja berjalan tanpa memperdulikannya.

TIN...TINNN...

Rafa membunyikan klakson dengan kesal tapi tetap saja nggak di gubris.

Hingga akhirnya?

"Woiii...! Zaskia KW...!!!" teriak Rafa sambil mengeluarkan kepalanya dari balik kaca mobil karena saking kesalnya di cueki.

"Kayak ada yang ngomong?" gumam Putri sambil tengok kanan-kiri mencari sumber suara. Hingga akhirnya dia menoleh ke belakang. Dilhatnya Rafa sudah pasang tampang muka super BT. "Eh Rafael, sejak kapan ada disitu? Hehe" Putri pun menghampirinya.

"Sebelum Masehi!" jawab Rafa kesal dengan muka jutek.

"Kenapa marah? Aku kan tanya baik-baik" ucap Putri yang tengah berdiri disebelah mobil Rafa.

"Tanganku sampe pegel bunyiin klakson tau nggak?" Rafa langsung buang muka karena kesal.

"Klakson?" Putri mencoba mengingat. "Oww, jadi yang dari tadi bunyiin klakson itu kamu?" tunjuk Putri.

"Bukan, tapi Tukang Bakso! Haduhhh, kenapa ya tiap ketemu kamu selalu bikin emosi?" kesal Rafa.

"Ya ku pikir orang iseng lagi godain cewek gitu" sesal Putri.

"Setidaknya peka dikit kek" sahut Rafa kesal.

"Aku kan bukan tipe cewek yang suka GR-an" jawab Putri sok imut.

"Apa mesti ku lempar tulang dulu baru kamu mau menoleh, hah?!" tanya Rafa sewot.

"Tulang?" gumam Putri. "Hey, memangnya kamu pikir aku Guk-guk kamu lempar tulang!" Putri memukul mobil Rafa karena kesal.

"Udah cepet masuk, entar keburu telat" pinta Rafa tanpa melihat ke arah Putri.

Putri masih nggak terima dia di samain ama Guk-guk. Hingga akhirnya, dia menendang ban mobil Rafa dengan kesal kemudian masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan mereka saling memalingkan muka karena kesal.

Putri terus saja memandang keluar jendela. Hingga akhirnya, tanpa sengaja dia melihat seorang Loper koran tua yang lumpuh.
Bapak-bapak yang sudah renta. Dia menjajakan korannya sambil duduk di atas Trotoar karena lumpuh, meski begitu banyak pengendara yang cuma lewat doang tanpa mau membeli korannya. Mereka lebih memilih beli koran pada Loper yang menjajakan ke tengah-tengah jalan, mungkin karena lebih praktis. Dari pada harus menghentikan mobilnya dan nyamperin Loper koran lumpuh itu. Haduhhh, bisa telat nanti.

Putri terus memperhatikannya.
Hingga akhirnya?

"STOPPP...!!!" teriak Putri tiba-tiba, bikin Rafa ngerem mendadak.

"Haduhhh, kamu ini kenapa sih?" Rafa uring-uringan.

"Kamu duluan aja nggak apa-apa, dan aku titip tas ya" jawab Putri yang segera keluar dari mobil setelah melemparkan tasnya ke arah Rafa.

"Lho Put, mau kemana? Put..Put..Putriiiiii..." panggil Rafa tapi Putri sudah berlari ke Loper koran itu.

Putri mendekatinya dan mencoba berpura-pura membeli.

"Koran Neng?" Loper itu menawarkan koran dengan senang.

"Oh, iya" jawab Putri sambil pura-pura membaca koran.

Loper itu bersemangat menunjukkan beberapa koran ke arah Putri.

"Kenapa korannya masih banyak Pak?" tanya Putri pura-pura memilih koran.

"Belum ada yang laku Neng" jawabnya lirih.

"Oww, mau aku bantu menjualnya Pak?" tanya Putri.

"Maksudnya Neng?" jawab Loper itu bingung.

"Bapak di
sini saja, biar aku yang menjual semua koran-koran ini, nggak apa-apa kan Pak?" senyum Putri sambil membawa semua koran yang ada.

"Tapi Neng?" Loper koran belum selesai ngomong, si Putri udah pergi sambil berlari ke arah lampu merah yang nggak jauh dari tempat mangkal Loper itu.

Sementara Rafa terus memperhatikannya dari dalam mobil.

Sejenak Putri berdiri di atas Trotoar menunggu lampu merah menyala. Dan saat lampu sudah berganti warna, Putri segera berlari ke tengah jalan menjajakan koran yang dibawanya. "Koran...koran...koran...!!!" Putri dengan cekatan menghampiri beberapa mobil. "Korannya Pak?" Putri menawarkan ke semua mobil yang berhenti.

"Aduh, Lopernya manis sekali" goda beberapa pengendara dan sesekali mereka mencolek-coleknya

"Makanya beli dong Pak" sahut Putri dan mereka pun membelinya.

"Butuh biaya buat sekolah ya Neng?" tanya beberapa pengendara saat melihat Putri masih mengenakan seragam putih abu-abu.

"Iya, makanya beli dong Pak" sahut Putri dan mereka pun beli.

Hingga akhirnya, semua koran telah habis terjual.

"Syukurlah" ucap Putri bahagia. Dia pun segera berlari ke arah Loper koran. "Ini Pak hasil dari penjualan hari ini" Putri memberikan semua uangnya pada Loper itu.

Loper koran itu menerimanya dengan mata berkaca-kaca. "Alhamdulillah ya Allah, belum pernah koran ku habis seperti hari ini. Terima kasih Neng. Oh ya, ini sedikit buat Neng karena sudah membantu saya hari ini" Bapak itu segera mengambil beberapa uang dan menyerahkannya pada Putri.

"Nggak usah Pak, di simpan aja, saya ikhlas kok membantu Bapak" tolak Putri.

"Makasih Neng, makasih" ucap Bapak itu terisak.

Putri pun mengangguk dan dia pun segera berdiri. Tiba-tiba ada yang menyodorkan air mineral ke arah Putri. Putri pun menoleh. Dilihatnya Rafa sudah tersenyum ke arahnya sambil menyodorkan air mineral padanya.

"Makasih ya" ucap Putri seraya mengambil air mineral itu kemudian meminumnya.

Saat dia tengah asyik minum tiba-tiba dia teringat sesuatu.

"Kenapa kamu masih ada di sini? Bukannya tadi kamu sudah ku suruh berangkat?" tanya Putri tapi Rafa tidak menjawab. "Oh ya, jam berapa sekarang?" seketika Putri melihat ke arah jam tangan.

"Hah, sudah jam segini!" pekik Putri dan dia pun segera berlari sambil menarik Rafa agar bergegas pergi.



Beberapa saat kemudian. Terlihat Putri berlari sambil menggandeng tangan Rafa menuju ruang kelas.

"Maaf Pak, kami terlambat" sesal Putri ketika Pak Guru sudah mulai mengajar.

"Sudah jam berapa ini? Cepat berdiri di depan kelas!" bentaknya geleng-geleng kepala.

Mereka pun akhirnya berdiri di depan kelas.

"Maaf ya, gara-gara aku, kamu jadi dihukum" sesal Putri menunduk.

Rafa tidak menjawabnya. Kepalanya bersandar ke tembok dan diam-diam memandang Putri dari samping sambil tersenyum. Dilihatnya cewek hebat di sebelahnya dan tanpa sadar ada perasaan kagum padanya.

"Nanti pulang bareng yuk?" ajak Rafa tersenyum ke arah Putri. Seketika Putri menoleh dan Rafa pun tersenyum ke arahnya.

Saat pulang sekolah. Putri sengaja menunggu Rafa agak jauh dari area sekolah. Dia berdiri di sebuah halte sambil melihat orang lalu lalang. Dan tanpa sengaja Putri melihat seekor kucing kecil diseberang jalan. Hatinya terhenyak melihat kondisi kucing kecil itu. Badannya kurus, bulunya dekil, dan jalannya agak pincang gitu deh. Putri berdiri mematung melihatnya.

Dan nggak lama kemudian dari arah lain terlihat 5 cowok masih pake seragam SMA sedang bersenda gurau di tengah jalan. Dan tanpa sadar salah satu dari mereka tersandung kucing kecil itu hingga hampir jatuh. "Kucing sialan!" bentaknya kemudian menendang kucing itu sejauh mungkin.

"Haha" terdengar yang lain terbahak melihatnya.

Karena merasa menarik, yang lainnya pun ikut menendang kucing. Malah itu bak bermain Sepak Bola.

"Haha" terdengar gelak tawa mereka sambil mengoper kucing malang itu kesana kemari.

"Meong" suara lirih kucing malang itu.

Tanpa terasa mata Putri berkaca-kaca melihatnya.

"HENTIKANNN...!!!" teriak Putri sekuat tenaga berusaha menghentikan kelakuan mereka berlima, tapi karena bising dengan suara kendaraan yang lalu lalang di jalan raya mereka tidak mendengarnya. Putri segera berlari menyeberangi jalan, bahkan dia hampir saja tertabrak mobil.

Semetara dari arah lain terlihat Rafa barusan datang.

"Lho, Putri mau kemana?" batin Rafa bingung saar melihat Putri menyeberang kayak orang lagi frustasi sambil menangis.

"Put, Putriiii...!!!" panggil Rafa dari dalam mobil dan sengaja mengeluarkan kepalanya agar Putri bisa mendengarnya, tapi Putri tetap saja menyeberang karena tidak mendengarnya.

"Iya golll...haha" teriak salah satu dari mereka bangga saat berhasil menendang kucing itu hingga masuk ke dalam Got..

Mereka saling tos bangga sambil terbahak.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN??!!" bentak Putri kesal.

Putri segera melihat kondisi kucing malang itu di dalam Got. Dilihatnya kucing itu sudah menggigil kedinginan. Putri segera meraihnya dengan tangannya sendiri sambil terisak, padahal Got itu baunya minta ampun. Setelah berhasil menyelamatkannya, Putri segera memindahkan kucing itu ke tepi.

"Mau jadi Pahlawan kesiangan ya?" bentak salah satu dari mereka ke arah Putri.

Putri segera menoleh dengan tatapan sinis.

Melihat hal itu Rafa segera menyusul Putri, takut terjadi apa-apa ama Putri, tapi dia kesulitan menyeberang karena padatnya kendaraan.

Hingga akhirnya, Putri segera menghajar mereka berlima. Bukan cuma dihajar, tapi Putri juga menendang, membanting, menjambak, menginjak, dan membenturkan kepala mereka ke tembok. Hingga akhirnya Putri menendang mereka semua masuk ke dalam Got.

Putri segera menghampiri mereka.

"Sekarang kamu tau kan gimana rasanya masuk Got?" ucap Putri kesal sambil menjambak rambut seseorang yang tadi sudah menendang kucing itu hingg masuk ke dalam Got.

Dan mereka pun nyungsep berhimpitan di dalam Got yang bau.

"Meong" suara lirih kucing malang itu lemah.

Mendengar hal itu Putri segera menghampirinya sambil menangis. Melihat kondisi kucing yang mengenaskan Putri segera mengambil air mineral yang tadi pagi di kasih Rafa di dalam tas.

"Ayo cepat minum" ucap Putri gemeteran menuangkan air ke dalam tangannya agar kucing itu bisa meminumnya.

Putri pun terisak saat melihat kucing itu segera menjilati air yang ada ditangannya. Dan tanpa disadari Putri, ternyata Rafa sudah berdiri di belakang Putri melihat semua kejadian tadi.



Beberapa saat kemudian.

Sepanjang perjalanan Putri terisak sambil terus mengelus kucing dipangkuannya. Nggak dipedulikan bajunya kotor ato bau karena kucing itu.
Sesekali Rafa meliriknya dengan kagum.

"Cepat carikan aku Salon" pinta Putri tiba-tiba.

"Salon? Mau apa Put? Apa mau potong rambut?" tanya Rafa bingung.

"Udah nggak usah banyak tanya, cepat carikan aku Salon!" jawab Putri ketus.

"I..i-iya" sahut Rafa gugup.

Ya begitulah Putri. Kalo hatinya lagi sensitif, dia bis berubah jadi judes dan uring-uringan, bahkan lebih parah dari pada cewek yang lagi PMS.

Sementara di tempat lain. Terlihat seorang Banci sedang sibuk menata peralatan Salonnya. Ini hari pertama dia buka Salon setelah kemarin dia berurusan ama Satapiol PP gara-gara merayakan pembukaan Salon dengan mendatangkan Orkes Melayu sampe Shubuh. Gembar-gembornya sih katanya dia ngundang si Goyang Itik Zaskia, eh nggak taunya yang datang malah goyang mentok alias teman sejawat dia, siapa lagi kalo buka Banci-Banci yuk maree...

"Ahh, semoga ada pelanggan yang datang" harapnya saat sedang asyik menata shampoo dan perlengkapan lainnya.

Tiba-tiba?

BRAKKK...

Putri membuka pintu Salon dengan cepat, kemudian di susul Rafa di belakangnya.

"Eh, pengunjung pertama datang" sapanya ramah. "Ada yang bisa Eke bantu?" tanyanya sok imut.

"Cepat bikin kucing gue cakeo kayak Lee Min Ho" pinta Putri sambil menyodorkan kucingnya.

Banci: ???

"EMAAAKKK...!!!" teriaknya seketika sambil loncat ke atas meja karena geli. "Eh, gila lo! Emangnya Salon Eke Salon hewan apa?!" katanya sewot.

"Bisa nggak?" tanya Putri lagi.

"Ihh, jijay nek, nanti tangan Eke bisa gatel-gatel megang tu Meong" jawabnya atut.

"Ah, kelamaan" sahut Putri yang segera berjalan menuju ke tempat keramas.

"Eh, mau ngapain lo?" tanya Banci itu saat Putri mulai menyiramkan air secara perlahan ke tubuh kucing.

"Berisik! Kalo mau cepet, bantu sini" tunjuk Putri pada Kucing.

"Ihh, ogah Cyin" jawabnya geli.

Putri segera mencari Shampoo. Setelah ketemu, langsung dia pake untuk ngeramasin tu kucing sampe berbusa.

Banci&Rafa: ???

Putri membersihkan semua kotoran yang menempel dibulunya kemudian membilasnya sampe bersih. Dia segera mencari handuk dan pengering untuk mengeringkan bulunya.

Banci&Rafa: ???

Setelah bulunya kering, Putri segera menyisirnya hingga rapi, bahkan menambahkan poni biar kelihatan cakep kaya Lee Min Ho.

Banci&Rafa: ???

"Nah, begini baru cakep, dah pantes kalo misal di bawa buat nonton Music Bank" gumam Putri bangga.

Banci dan Rafa saling memandang bingung.

"Cakep sih cakep, tapi lo udah bikin Salon Eke berantakan cyin" sahut tu Banci nggak terima.

"Berapa semuanya? Pake ini bisa nggak?" tanya Putri sambil mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompetnya.

"Apaan nih? KTAPI ya?" tanya tu Banci sambil membolak-balikkan kartu kredit itu.

"Tinggal gesek aja" sahut Putri.

"Gesek?" pikirnya bingung.

"Haduh, kalo nggak bisa pake ini aja" Putri segera mengeluarkan sebuah cek. "Berapa semuanya? Biar ku tulis disini" tanya Putri bersiap-siap menulis angka nominalnya.

"Apaan tuh? Kwitansi ya? tanya tu Banci.

"1 juta kurang?" tanya Putri bersiap menulis.

"Eh?" pekik tu Banci kaget.

"Baiklah, 2 juta kalo gitu" Putri segera menulisnya.

"Maksud Eke sejuta udah kebanyakan, eh ini malah ditambah lagi" jawab tu Banci sambil melirik ke arah cek.

Putri segera menyobeknya dan menyerahkan padanya.

"ini beneran bisa dituker ama uang?" tanya tu Banci. Putri segera mengangguk, "alhamdulillah ya allah ini namanya musibah membawa berkah haha" katanya riang.

Raput:???


Beberapa saat kemudian...
Sepanjang perjalanan, senyum Putri terus mengembang saat melihat kucing di pangkuannya udah cakep kayak Lee Min Ho. Rafa tersenyum melihatny

"oh iya apa kamu pernah menjuarai lomba taekwondo ato karate?"
tanya Rafa kemudian

"gak pernah"
Putri pun menggeleng sambil terus mengelus kucing di pangkuannya

"apa kamu pemegang sabuk hitam?" tanya Rafa lagi

"enggak"
jawaban yang sama dari Putri

"trus kok bisa kamu mengalahkan mereka ber-5 dengan mudah?" tanya Rafa mengenai bentrokan antara Putri vs 5 cwok brengsek tadi

"oww itu karena ku udah pengalaman selama 3tahun ikut tawuran di jalan"
jwb Putri enteng

Rafa : ???



Beberapa hari kemudian, Rafa sama sekali tidak melihat Putri

"kemana tu anak tumben gak kliatan?"
batinnya yang mulai merasa kehilangan, dengan ragu dia menghampiri tempat duduk Mitha.

"eh Rafael, tumben ada apa?"
tanya Mitha karena gak biasanya Rafa mau nyamperin dia

"e...itu kenapa dari kmrn gk kliatan Putri ya?"
tanya Rafa ragu

"oww memang blm tau ya? Putri kan sedang sakit"
jawab Mitha

"sakit?" ulang Rafa dan Mitha pun mengangguk


Saat pulang sekolah Rafa dan Mitha berniat menjenguk Putri

"jadi ini rumahnya Putri?"
tanya Rafa gak percaya saat mereka berdua sampe di depan rumah Putri. Mitha pun mengangguk

Dilihatnya sebuah rumah megah di sebuah kawasan elit, antara percaya gak percaya kalo Putri tinggal di rumah semewah ini.

Secara biasanya saat Putri bareng Rafa selalu minta diturunin di depan gang, di depan pasar bahkan di depan kuburan???

Jadi bingung kan di mana alamatnya, untung Rafa gak nyanyi lagu alamat palsu karena alamat Putri palsu se.mua

Saat mau masuk ke dalam rumah Putri, tanpa sengaja Rafa berpapasan ama Aris dan beberapa teman Putri di rumah singgah sepertinya mereka habis menjenguk Putri.
Seperti biasa tatapan Aris selalu sinis kalo ketemu Rafa.

"ayo cepat masuk
, raf" ajak Mitha

“oh iya" Rafa pun segera menyusulnya

Rafa berdiri mematung s
etelah masuk ke dalam rumah, dilihatnya rumah yang maha luas dengan interior mewah.

"ini rumah apa istana?" batin Rafa takjub
.

Rafa m
asih gak percaya seorang Putri yang kelihatannya sederhana dan apa adanya ternyata anak orang kaya.

Dilihatnya banyak kucing berseliweran d dalam rumah Putri dan Rafa gk kaget karena tau gmn sifatnya Putri

"Eh mbk Mitha, mau menjenguk nona Putri ya mbk? mari silahkan saya antar" sapa pembantu Putri dengan ramah

Dia juga mengantarkan Rafa dan Mitha ke kamar Putri.

Sepanjang perjalanan, Rafa gak bisa berhenti memandangi interior mewah sepanjang menuju ke kamar Putri.

Saat Mitha dan pembantu itu masuk ke dalam kamar Putri. Rafa sengaja menunggu di depan kamar. Diam2 Rafa mengintip dari balik pintu, dilihatnya Putri tengah berbaring ditemani kucing kecil yang kata Putri cakep kayak Lee Min Ho

Putri segera bangun saat melihat kehadiran Mitha

"eh Mitha...sama siapa mit?" tanya Putri lemes

"sendirian" jawab Mitha sengaja berbohong karena disuruh Rafa agar tidak memberitahu Putri kalo dia juga datang menjenguk

Mitha segera duduk di sebelah Putri setelah pembantu itu pergi.

"cantik" batin Rafa terpesona saat melihat penampilan Putri yang apa adany
a sedikit pucet tapi malah kelihatan cantik alami dengan rambut digerai dan memakai kaos putih seperti baru bangun tidur.

Putri
dan Mitha bercengkrama di dalam kamar, sementara Rafa memperhatikannya dari luar


Selama perjalanan pulang dari rumah Putri, Rafa terus saja memikirkannya.

"aduh kenapa ce aku?" gumamnya uring2an
.

"kenapa raf?" tanya Mitha di s
ebelahnya

"oh gpp kok mit" jwb Rafa salting

"oh ya apa kamu s
udah makan? kalo belum kita makan di rumah makan depan situ yuk" ajak Rafa dan Mitha pun mengangguk dengan anggun.

Ya begitulah Mitha, cewek anggun bak Putri negri dongeng yang sikapnya beda jauh ama Putri ce preman pasar.

M
ereka pun masuk ke dalam rumah makan

"mau makan apa mit?" tanya Rafa yang tiba2 terbayang wjah Putri s
edang tersenyum manis ke arahny

"aduh aku m
ikirin apa ce?" batin Rafa mencoba menolak perasaan ini

Dan s
eperti yang diduga ce Mitha pesan mkanan dalam porsi kecil dan dia memakannya secara perlahan, tapi kenapa Rafa mlah kangen ama sikap Putri yang bisa makan sampe 5 piring kuk kuda nil.

Gak lama kemudian,, ada 2 pengamen cilik yang waktu itu ditolong Putri.

Mereka berdua menghampiri Rafa,
"selamat siang kak Rafa" sapa mreka berdua ramah kemudian menyanyikan sebuah lagu.

Rafa pun tersenyum, t
apo di luar dugaan ce Mitha malah mengusir mereka karena dirasa ganggu.

"iihh sok kenal banget, udah raf.. m
ereka sperti itu karena pengen dikasih uang, dasar pengemis" omel ce Mitha bikin Rafa mengernyitkan dahi saat mendengarnya

"kenapa sikapny
a beda banget ama Putri ya?" batinnya bikin Rafa gak nafsu mkan.


Beberapa saat kemudian...

Saat perjalanan pulang, di lampu merah pengamen yang w
aktu itu kembali menghampiri mobil Rafa tapi ce Mitha malah buru2 menutup kacanya agar pengamen itu cepat pergi.

Seketika Rafa menoleh ke arah Mitha dan dia jadi ingat gimana dulu Putri memperlakukan pengamen itu dengan baik bahkan mereka menyanyi bersama tiba2 Rafa terbayang wajah Putri tersenyum manis ke arahnya.

Rafa : ???

"katanya hari ini filmnya bagus, kita pergi nonton yuk" ajak ce Mitha dan Rafa cuma mengangguk pelan.

Saat di bioskop meski s
ekarang sedang nonton berdua ama Mitha tapi kenapa Rafa malah keingatan waktu Putri ngumpet di bawah kursi gara2 takut film horor dan itu bikin Rafa senyum2 sendiri mengingatnya.

"kenapa raf?" tanya Mitha bingung saat melihat Rafa senyum2 sendiri padahal filmnya lagi sedih.

"oh gpp kok" jwb Rafa menahan senyum.



Beberapa saat kemudian, saat tiba di rumah Mitha.

"sampai ketemu besok, raf" pamit Mitha
dan segera turun dari mobil. Rafa pun mengangguk.

Baru beberapa langkah menuju rumahnya eh ada kucing kecil sedang duduk di tengah jalan menghalangi jalannya.

"haduh kucing siapa ce ini?" bentaknya kemudian menendangnya sejauh mgkn karena merasa risih.


Melihat hal itu, Rafa jadi kangen ama Putri yang berani menghajar 5 cowok skaligus gr2 menolong kucing kecil yang masuk ke dalam got, dia juga rela saat bajunya kotor
da bau karena kucing itu bahkan dia membawanya ke salon.

"mereka memang tidak sama" batin Rafa.



1 minggu kemudian...
Putri masih belum juga masuk sekolah dan Rafa gak pernah bisa berhenti memikirkannya, rasanya tiap detik bayangan Putri slalu muncul dalam pikirannya.

Selama Putri sakit, Mitha slalu pulang bareng Rafa. Seperti saat itu mobil Rafa berhenti di lampu merah, tanpa sengaja dia melihat sosok Putri di antara pengendara lain.

"Putri??" batin Rafa memastikan.

Dilihatnya dengan seksama
dan ternyata memang benar itu Putri tapi dia gak sendiri, dia sedang berboncengan ama cowok lain dan siapa lagi kalo bkn ama Aris.

Tiba2 ada perasaan "sakit" dalam hati Rafa saat melihat Putri

Seketika Rafa menoleh ke arah Mitha

"hari ini kamu gak sibuk kan?" tanya Rafa berniat mengajak Mitha jalan2.

Mitha pun s
egera menggeleng tanda setuju.



Selang kemudian, terlihat Aris mengajak Putri ke sebuah pantai dan ternyata di sana sudah ada teman2 Putri dari rumah singgah yang sudah menunggunya.

Putri segera bergabung bersama mreka hingga akhirnya seharian mereka habiskan untuk bersenang2 di pantai sperti kejar2an, bermain pasir dan bersenda gurau di tepi pantai.

Sementara di tempat lain, terlihat Rafa mengajak Mitha ke s
ebuah taman yang indah, mereka menghabiskan waktu seharian dengan jalan2 mengelilingi taman itu.

Hingga akhirnya di suatu sore,
Terlihat Putri
dan Aris sedang berjalan berdua di tepi pantai sambil menikmati deburan ombak yang tenang dengan dihiasi warna keemasan dari sinar matahari yang hampir tenggelam.

Tiba2 Aris menghentikan langkahnya kemudian berdiri di depan Putri
dan meraih kedua tangan Putri lalu menggenggamnya,

Putri : ???

"aku mau ngomong sesuatu ama kamu" ucap Aris lirih.

Tapi Putri bisa menebak apa yang akan dikatakan Aris karena udah rahasia umum kalo dari dulu Aris naksir ma Putri.

"apa?" tanya Putri pura2 gak ngerti

"selama ini aku merasa kamu org spesial buat aku" jawab Aris yakin

"tu kan... tu kan" batin Putri

"aku pengen hubungan kita l
ebih daripada teman, Put" ucap Aris menatap Putri

"eee?" Putri bingung mau jawab apa karena selama ini dia cuma nganggap Aris teman biasa
.

"gak usah dijawab sekarang juga gpp... yang penting aku udah utarain perasaanku ke kamu" senyum Aris ke arah Putri
bikin Putri gak tega nolak dia, mana suasananya mendukung lagi.

Sweet2 gitu deh gak enak misal nolak cinta dalam suasana begini tapi mau gimana lagi namanya juga gak cinta masa dipaksa, Siti Romlah dong eh Siti Nurbaya.

Putri cuma bisa tersenyum dibuat2 karena menghargai perasaan Aris.

Sementara di tempat lain, terlihat Rafa n Mitha sedang duduk di sbuah meja di tengah taman yang indah.

Mereka sedang menikmati minuman hangat di tengah sore yang syahdu aduh bahasanya bang haji Rhoma banget deh,
saat Rafa tengah asyik menikmati pemandangan sekitar tiba2 Mitha memegang tangannya saat tengah di atas meja

Rafa : ???

"aku yakin kamu pasti nganggep aku gak tahu malu atau apapun karena mengatakan ini padamu" Ucap Mitha lirih
.

Rafa diam mendengarkan,
"aku sudah lama memendam perasaan ini n aku yakin kamu pasti sudah tahu karena Putri sering cerita ttg hal ini" Sambung Mitha

Seketika Rafa teringat sosok Putri kembali padahal sedari tadi Rafa berniat melupakan sosok Putri yang selalu mengganggu pikirannya selama ini.

"aku suka kamu" ucap Mitha yakin sambil menatap Rafa

"a..aku...?" jawab Rafa ragu2

"gak usah dijawab sekarang... aku akan slalu menunggu jawabanmu hingga kamu yakin" senyum Mitha bikin Rafa diam tertunduk.


Malam pun tiba.....
Terlihat Aris mengantar Putri mengantar pulang. Putri segera turun dari motor Aris kemudian mengembalikan helm yang dipakainya

"dada..." pamit Putri seraya melambaikan tangan ketika mau masuk ke dalam rumah.

"Putri" panggil Aris dan Putri pun menoleh

"tolong pikirkan baik2 ttg pertanyaanku tadi" ucap Aris lirih

Putri pun mengangguk mendengarnya dan Aris pun pergi. Putri masih berdiri mematung di depan rumahnya ketika tiba2

"udah sembuh kenapa gak masuk sekolah?" suara seseorang mengagetkannya.

Dilihatnya Rafa sedang duduk bersandar di depan mobilnya sambil melipat tangan di dada dengan muka manyun.

"sejak kapan kamu ada di situ? kayak setan aja mengagetkan orang" sahut Putri

"emangnya setan kayak kamu masih takut ama setan?" jawab Rafa ketus

"eh kamu tuh ya gak tau orang lagi sakit bukannya dijenguk malah ngatain aku setan" jawab Putri ketus gak mau kalah

"kalo org lagi sakit gak mungkin bisa jalan2 ama cowok seharian" sindir Rafa

"itu karena aku udah agak baikan" jawab Putri

"beneran udah baikan atau baru baikan stelah ketemu yang ngajak jalan2" sindir Rafa

"kamu tu kenapa ce? dari tadi sewot mulu?" tanya Putri menghampiri Rafa karena gemas.

"emangnya salah klo aku jalan2 ma Aris hah?" tanya Putri sewot.

Dan tanpa terasa hujan pun turun dengan deras.

 "ayo Raf, cepat masuk ke dalam nanti kamu masuk angin lho" ajak Putri sambil menggandeng tangan Rafa untuk masuk ke dalam rumahnya,
tapi Rafa tetap bertahan di tempatnya sambil menatap sayu ke arah Putri.

"aduh Raf..kenapa masih di sini, ayo cepat masuk nanti sakit lho" Putri menarik paksa tangan Rafa.

"karena aku gak suka melihat kamu pergi dengan cowok lain" kata Rafa tiba2 sambil menarik lengan Putri agar Putri mau melihat ke arahnya.

"kamu ini ngomong apa ce Raf" tanya Putri bingung

 "karena aku suka kamu" jawab Rafa sambil memandang Putri

Dan tiba-tiba

JEDIARRRRRR...!!!

Suara petir menyambar bebarengan Rafa menembak Putri bikin Putri kaget double kaget ditembak Rafa plus kaget dengar suara petir.

"aduh duh" Putri latah karena kaget

Hingga akhirnya...,
"AKU GAK TERIMAAAAAA..!!!" teriak Putri di tengah hujan bikin Rafa langsung patah semangat.

"baiklah kini aku mengerti" ucap Rafa gak semangat

"maaf sudah mengganggu waktumu" ucap Rafa lirih kemudian berbalik.

Terlihat Rafa berjalan membelakangi Putri saat Putri teriak,

"AKU GAK TERIMA KAMU TEMBAK AKU DI TENGAH HUJAN DERAS PLUS PETIR MENYAMBAR SEPERTI INI" kesal Putri dan Rafa cuma diam mendengarnya

"apa kamu tidak bisa menembakku dalam suasana yang lebih romantis hah" protesnya

"mana ada nembak cewek di tengah cuaca buruk seperti ini" omelnya tapi tiba2 Rafa segera menghampirinya kemudian mencium bibirnya.

Putri : ????

Perlahan Rafa melepas ciumannya dan bertanya,

"apakah kau menerimaku?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk malu.

Rafa tersenyum melihatnya kemudian menciumnya lagi dengan mesra dan Putri pun membalasnya.


Esok harinya saat di sekolah.
Rafa gak sabar pengen ketemu Putri dan berusaha mencarinya, maklum ini hari pertama setelah setelah mereka jadian namun apa yang terjadi?
Saat bertemu, Putri malah sengaja menghindarinya.

Rafa : ???

Putri berusaha menjauhi Rafa dan berpura2 sibuk dengan urusannya seakan Rafa seperti Kekasih yang tak dianggap.

Saat Rafa mencoba mendekat... Putri malah menjauh.
Saat berpapasan pun Putri berpura2 gak melihat kehadiran Rafa dan Putri malah asyik ngobrol ama teman di sebelahnya.

Hingga akhirnya, kesabaran Rafa sudah habis dan dia pun segera menghampiri Putri yang tengah asyik ngobrol dengan temannya.
Tiba2 Rafa menarik tangannya.

Putri : ???

Tanpa memberi penjelasan sedikit pun Rafa terus saja menarik paksa tangan Putri dan membawanya ke gudang sekolah.

"apa maksudmu menghindariku dari tadi?" tanya Rafa setelah menyandarkan Putri ke tembok dengan keras karena kesal

"apa kamu nyesel jadian sama aku?" tanya Rafa yang tepat berdiri di depan Putri sambil memegangi bahu Putri. Putri menggeleng pelan.

"kalo kamu tidak ingin melihatku... mulai sekarang aku akan pergi dari kehidupanmu" ucap Rafa perlahan melepas pegangannya.

Putri pun menggeleng dengan mata berkaca2,
"aku bingung" ucap Putri menunduk

"bingung kenapa?" Rafa memperhatikan Putri

"aku bingung harus memperlakukan kamu kyk gmn di sekolah setelah kejadian kemarin" jawab Putri

"semalaman aku gak bisa tidur karena memikirkan masalah ini dan pagi ini aku masih gak percaya kalo aku udah jadian ma kamu"

Mendengar hal itu, Rafa langsung memeluk Putri dengan erat.

"apa kamu nyesel?" bisik Rafa lembut.

"enggak sama sekali" jawab Putri yang kemudian makin erat memeluk Rafa.

 "jangan perlakukan aku seperti itu lagi" pinta Rafa

"hatiku sakit saat kamu perlakukan aku seperti itu" sambungnya.

"maaf" sesal Putri.

Perlahan Rafa mencium rambut Putri dengan lembut kemudian mencium bibir Putri dengan mesra dan Putri pun membalasnya.

"bagaimana dengan Mitha?" tanya Putri

"aku akan menjelaskannya" jawab Rafa sambil mengusap bibir Putri dengan ibu jarinya.

"emm bolehkah aku memanggilmu OPPA?" tanya Putri yang masih bersandar ke tembok sambil memegangi baju Rafa.

"oppa?" ulang Rafa yang masih berdiri di depan Putri.

"dulu aku pernah berjanji jika suatu hari aku punya pacar, aku akan memanggilnya oppa. Boleh kan?" senyum Putri

"tentu saja sayang" jawab Rafa kemudian mengecup bibir Putri dan Putri pun melihatnya

Saat di kantin, Putri tengah asyik mengobrol bersama Mitha saat Rafa tiba2 menghampiri meja mereka.

"Mit, aku pengen ngomong sesuatu ma kamu" ucap Rafa yang tengah berdiri di sebelah meja mereka.

Mendengar hal itu, Putri segera berdiri dan berniat pergi.
"maaf mit, aku masih ada urusan" pamit Putri tapi Rafa segera menahannya.

"kamu di sini saja" pinta Rafa saat Putri berdiri di sebelahnya sambil membelakangi Mitha dan Rafa.

"mau ngomong apa, Raf?" tanya Mitha gak sabar

"soal yang kemarin... aku?" jawab Rafa ragu2

"aku?" ulang Mitha yang penasaran apa yang akan dikatakan Rafa.

Sementara Putri cuma bisa memejamkan mata karena gak mau dengar Rafa menolak Mitha karena dirinya.

"aku minta maaf soal yang kemarin" sesal Rafa, Mitha terdiam.

"semoga kamu bisa mendapatkan laki2 yang tepat buat kamu" sambung Rafa

"kenapa?" tanya Mitha lirih

"apakah aku kurang cantik... kurang menarik?" protesnya.

"kamu cantik juga menarik" jawab Rafa
"tapi dalam sebuah hubungan yang diperlukan bukan cuma cantik saja tapi kita juga harus merasa nyaman dengannya" sambungnya.

"dan aku sudah menemukan seseorang yang bisa membuatku merasa nyaman saat di dekatnya"

Dan Rafa pun menggenggam tangan Putri di sebelahnya,

"oppa" ucap Putri reflek sambil menatap Rafa karena gak percaya Rafa bakalan melakukan hal itu.
Seketika Mitha berdiri saat mendengar panggilan Putri karena Mitha tahu kalo Putri cuma manggil OPPA pada kekasihnya.

"Putri?" panggil Mitha dan Putri pun menoleh ke arahnya.

"maafkan aku, mit" sesal Putri menunduk.

"terserah jika kamu berpikir aku pagar makan tanaman atau menusuk dr belakang tapi aku benar2 tadik bisa menghindari semua ini, mit" ucap Putri yang terus menunduk

"apa kamu suka Rafa, put?" tanya Mitha pada Putri dan Putri pun mengangguk pelan.

"apa kamu juga menyukainya, raf?" tanya Mitha dan Rafa pun mengangguk sambil menggenggam tangan Putri.

"baiklah aku mengerti sekarang" ucap Mitha sambil melipat tangan di dada.

"dalam sebuah hubungan yang diperlukan cuma dua orang yang saling mencintai jadi tadik sepantasnya aku jd orang ketiga di antara kalian" ucap Mitha lapang dada.

"Mitha?" panggil Putri seraya mengangkat kepalanya.

"semoga kalian bahagia" senyum Mitha kemudian

"makasih, mit" ucap Putri tersenyum lega kemudian melihat ke arah Rafa dan Rafa pun melihatnya.

Mereka pun tersenyum bersama.

Saat pulang sekolah...
Terlihat Aris sedang menunggu Putri di luar sekolah. Putri pun segera menghampirinya.

"eh, Aris ngapain di sini?" tanya Putri bingung

"e.. itu put, karena aku gak sabar pengen denger jawaban dari kamu" jawab Aris malu2

"e.. apa mesti dijawab sekarang?" tanya Putri dan Aris pun segera mengangguk.
Perlahan Putri memegang tangan Aris.

Aris : ???

"selama ini kamu sudah menjadi teman terbaik dalam hidupku.. hari ini besok dan seterusnya aku harap kamu masih menjadi teman terbaikku" ucap Putri lirih.

"aku mengerti, put" Aris pun menunduk lemas.

"maaf" bisik Putri sambil memegang lengan Aris.

"gpp kok put, cinta memang tidak bisa dipaksakan" ucap Aris

"apa dia orangnya?" tanya Aris saat melihat Rafa sedang menunggu Putri sambil bersandar di mobilnya.

Putri pun menoleh ke arah Rafa kemudian melihat lagi ke arah Aris dan Putri pun mengangguk pelan.

"pergilah, dia sudah menunggumu" pinta Aris dan Putri pun mengangguk.

"aku pergi dulu ya dan pulangnya hati2 di jalan" pesan Putri pada Aris dan Aris pun
mengangguk.

Putri segera menghampiri Rafa yang sudah menunggunya.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Putri masih sempat melambaikan tangan ke arah Aris dan Aris pun membalasnya.
Mobil Rafa pun pergi dan saat hendak pergi, tanpa sengaja Aris bertabrakan ama seorang cewek.

"maaf" sesal Aris

"iya gpp" jawab cewek itu dan ternyata dia adalah Mitha.

Beberapa hari kemudian....
Terlihat Rafa sedang berdiri di sebuah halte bis. Dia sedang menunggu seseorang dan siapa lagi kalo bukan Putri. Hari ini pertama mereka ngedate dan Putri menyuruhnya tadik membawa mobil tapi disuruh menunggunya di halte bis.
Terlihat Rafa sesekali melihat ke arah jam tangan karena yang ditunggu gak datang juga.

"duh lama banget" gerutunya

Dan tanpa sengaja dia melihat Putri sudah berdiri di seberang sana memakai gaun pendek warna pink yang cantik, high heel dan rambut yang digerai plus riasan tipis bikin dia terlihat feminim.

"cantik" batin Rafa.

Putri segera menghampiri Rafa tp karena gak terbiasa pake high heel, dia hilang keseimbangan hingga hampir jatuh. Untung Rafa dengan sigap menolongnya.

"hehe sudah lama nunggu ya?" tanya Putri salting.

"seabad" jawab Rafa manyun

"maaf karena gak terbiasa memakai high heel ku sampai jatuh beberapa kali tadi, makanya jalannya gak bisa cepet. hehe" ucap Putri malu

"sekarang kita mau ke mana?" tanya Rafa

"ya mau kencan romantis dong, masa udah cantik begini mau diajak ke pasar" jawab Putri manja.
Rafa menggeleng saat mendengarnya.

Sementara dr arah lain, bis yang akan berhenti di tempat mereka sudah terlihat.

"bisnya sudah datang" beritahu Putri dan Rafa pun mengangguk.

Putri segera naik disusul Rafa kemudian mereka segera mencari tempat duduk.

"di situ saja ya?" tanya Putri menunjuk salah satu kursi yang kosong. Rafa pun mengangguk.

Dan akhirnya mereka pun duduk berdua.

Beberapa saat kemudian, terlihat Rafa selalu melirik ke arah Putri yang sedang duduk di dekat jendela.

"ada apa oppa?" tanya Putri saat dia gak sengaja memergoki Rafa yang sedari tadi memandangnya.

Putri buru2 membersihkan wajahnya, mungkin ada sesuatu yang menempel di wajahnya. Rafa tersenyum melihatnya.

"beautiful..." bisik Rafa sambil memperbaiki poni Putri yang dihiasi bando yang manis.

"makasih" jawab Putri malu.

Beberapa saat kemudian, bis pun berhenti di halte berikutnya dan penumpangnya berjubel penumpang baru segera masuk bikin bis terasa sesak.
Putri tertegun saat melihat salah satu penumpang seorang nenek2 membawa anak kecil mungkin cucunya yang gak kebagian tempat duduk,
Sementara di sebelahnya ada seorang bapak2 pura2 tertidur pulas agar tempatnya gak dipakai tuh nenek.

"kita pindah yuk?" ajak Putri pada Rafa di sebelahnya.

"kenapa?" tanya Rafa bingung tapi Putri gak menjawabnya.

Dia malah berdiri dan menghampiri tu nenek.

Rafa : ???

"duduk di sana, nek" ajak Putri sambil nunjuk bangkunya.

"oh iya terima kasih ya neng" jawab nenek itu.

Putri segera membawakan beberapa kardus bawaan pny nenek lalu menaruhnya di atas ke tempat yang sudah disediakan. Rafa segera membantunya menaikkan barang2 itu.

"terima kasih" ucap Nenek itu saat melihat Raput membantunya.

"iya sama2" jawab Putri dan Rafa pun tersenyum ke arah Nenek itu.

Setelah Nenek itu duduk bersama cucunya di bangku Raput.
Terlihat Raput tengah berdiri di samping mereka.

"apa gak capek? kamu kan memakai high heel?" bisik Rafa ke telinga Putri.

"gak apa2 kok" jawab Putri yang sedari tadi berpegangan pada Rafa yang nempel kayak Perangko.

Terlihat Nenek itu sedari tadi melihat ke arah Rafa yang tengah berdiri di sebelahnya.

"ada apa nek?" tanya Putri yang gak sengaja memergokinya.

"udah ganteng, baik lagi... apa kamu sudah punya pacar, nak?" tanya Nenek itu sambil memegang baju Rafa.

Rafa : ???

"kenapa nenek nanya begitu?" tanya Putri penasaran.

"soalnya aku jg punya cucu seumuran kalian dan kayaknya cocok dengan pemuda ini" jawab Nenek itu senang.

"ahh ide bagus, nek" sahut Putri riang bikin Rafa mendelik ke arahnya.

"siapa namanya nek, pasti dia cantik?" tanya Putri bersemangat

"namanya Selli.. anaknya baik sama seperti kalian" jawab Nenek itu bangga.

"oww Selli... titip salam aja buat Selli dari kami ya, nek" sahut Putri bikin Rafa manyun mendengarnya.

"oh iya pasti nenek sampaikan..." jawabnya senang.

Dan Raput pun turun di halte berikutnya.

"dada nenek, salam buat Selli ya?" Putri melambaikan tangan ke arah Nenek yang tengah duduk di samping jendela dan Nenek itupun membalasnya.

Sementara Rafa hanya tersenyum datar, setelah bis itu berangkat. Rafa segera meninggalkan Putri karena kesal.

Putri : ???

"lho oppa, kok aku ditinggal?" panggil Putri tapi Rafa tak menggubrisnya, dia terus saja berjalan sambil menggerutu karena kesal.

Putri mencoba mengejarnya tapi baru beberapa langkah dia pun jatuh karena hilang keseimbangan.

"aduhhh...!!!" rintih Putri yang sudah tergeletak di atas trotoar.

Seketika Rafa segera menoleh, Rafa pun geleng2 kepala kemudian menghampirinya.

"makanya kalo gak terbiasa pakai high heel gak usah pakai beginian, jadi repot sendiri kan" omel Rafa sambil membantu Putri berdiri.

"aku kan pengen tampil beda di kencan pertama kita, eh gak taunya jadi begini" jawab Putri manyun sambil mencoba berdiri dan dibantu Rafa.

"bisa berdiri gak?" tanya Rafa sambil memegangi Putri

"bisa" jawab Putri yang kemudian melihat ke arah Rafa
"jangan marah lagi dong, aku kan tadi cuma bercanda" sesal Putri tentang kejadian di dalam bis tadi.

"sekalian aja kamu jodohin aku ama kucing Lee Min Ho mu itu" jawabnya kesal

"hiks..hiks.." tangis Putri manja

Rafa : ???

"masa aku mesti saingan ama puss oppa?" rengek Putri manja

"Oppa ku kan bukan kucing garong, masa mau dijodohin ama meong MinHo" rengeknya sambil mainin bajunya Rafa.

"Oppaku kan...?" bisik Putri

"cuma buat aku emmmuach..." sambung Putri yang kemudian mencium pipi Rafa.

Rafa : ???

Seketika Rafa tengok kanan kiri,
"kalo ada yang lihat gimana?" omel Rafa was-was tapi yang diomeli malam senyam senyum.

Dan tiba2,
"aduhhh..." teriak Putri

"kenapa lagi?" tanya Rafa dan Putri segera nunjuk2 ke bawah.

Dilihatnya salah satu hak tinggi Putri terjepit di antara besi yang menutupi saluran air di atas trotoar.

Rafa pun geleng2 kepala dan segera membantu melepasnya, Putri mencoba menariknya tapi tetap tidak berhasil.

"lain kali pakailah sesuatu yang menurut kamu merasa nyaman dari pada bikin repot begini" omel Rafa sambil terus membantunya

"iya" jawab Putri manyun

Di saat mereka tengah sibuk menarik hak sepatu Putri, terdengar suara teriakan seseorang.

"hey itu dia cewek resek itu...!!!" dan Raput pun segera menoleh

Dilihatnya 5 cowok yang pernah dihajar Putri sedang menuju ke arah mereka berdua dengan membawa banyak teman.

Raput pun saling memandang bingung,
"aduh gimana ini" pekik Putri mencoba menarik hak tingginya agar segera terlepas.

"udah ditinggal aja" pinta Rafa agar mereka bisa cepat pergi

"hah" jawab Putri bingung

Tanpa pikir panjang, Rafa segera membantu melepas salah satu high heel itu dari kaki Putri dan Rafa segera mengajak Putri lari.

"tu..tu..tunggu" pinta Putri yang segera melepas high heel yang sebelahnya agar dia bisa lari,

Dan akhirnya Raput pun kabur sambil Putri menenteng salah satu high heelnya sementara high heel yang satunya lagi masih tergeletak di atas saluran air.

"woiii jangan kabur woiii..." teriak mereka.

Dan mereka pun segera mengejarnya hingga akhirnya terjadi kejar2an antara Raput VS 5 cowok cs di jalanan.

"lewat sini, put" pinta Rafa yang terus menggandeng tangan Putri.

"aduh kalo misal gak pakai baju begini udah aku tendang mereka" gerutu Putri sambil terus berlari.

Raput terus berlari sejauh mungkin agar tidak tertangkap. Raput pun melintasi para pengamen jalanan yang sedang nongkrong.

"eh itu kan temen gue?" tunjuk salah satu pengamen yang ternyata pengamen di lampu merah yang dulu pernah nyanyi bareng Putri.

"bantuin yuk" ajaknya pada para pengamen yang lain dan mereka pun segera menghadang cowok2 yang mengejar Raput.

"eh minggir lo gak usah ikut campur" bentak salah satu dari kelompok yang sedang mengejar Raput.

"masalah temen gue..berarti masalah gue" jawab pengamen itu.

Hingga akhirnya, mereka terlibat adu mulut dan tawuran pun tak terhindarkan tapi sebagian dari mereka ada yang terus mengejar Raput.

Sementara di tempat lain, terlihat Raput berhenti sejenak untuk mengatur nafas tapi kemudian mereka lari lagi saat melihat kelompok itu masih mengejar.

Raput pun berlari melintasi loper koran.

"lho itukan gadis yang waktu itu?" batin loper koran yang ternyata ce loper koran lumpuh yang pernah dibantu Putri tempo hari.

"tolong..tolong..!!!" teriak loper itu meminta bantuan.

Hingga akhirnya, terlihat beberapa loper koran yang lain mulai berdatangan.

"ada apa bang?" tanya mereka

"cepat bantuin dia" pintanya sambil nunjuk Raput yang sedang dikejar beberapa orang.

Para loper koran itupun segera mengejar kelompok itu kemudian menghadangnya dan lagi2 tawuran pun terjadi antara loper koran VS 5 cowok cs tapi masih saja ada di antara mereka yang terus mengejar Raput hingga masuk ke dalam pasar.

Sesekali Raput menoleh ke belakang memastikan apa mereka masih mengejar dan benar saja masih terlihat beberapa orang yang terus mengejarnya.


Dan terjadilah kejar2an di dalam pasar laksana Jack dan Rose dalam film Titanic yang berlarian di antara para pekerja kapal tapi kalo ini bukan pekerja kapal tapi para bakul sayur yang sedang bertransaksi ama pembeli, contohnya yang satu ini.

"aduhhh rumpiii kok bisa ce harga bawang bisa semahal ini?" pekiknya saat tahu harga bawang sekilonya sekarang mencapai 60-70rb.

"apa abang mau nipu eke hah...?" bentaknya kesal

"eh masbro apa loe gak lihat berita di tipi.. harga bawang sekarang emang segitu" jawab penjual itu gak mau kalah

"ihh kok masbro ce? muka udah cakep kayak pacarnya Lee Min Ho gini kok masih dipanggil masbro" protesnya dan setelah diamati dari dekat ternyata itu banci yang waktu itu salonnya diobrak abrik ama Putri.

"limino? limino siapa ya?" tanya penjual itu bingung

"ihh kok limino ce? aduh pusing ya gini kalo ngobrol ama bakul bawang jadi gak nyambung deh" jawab tu Banci gemas.

"makanya lihat tipi dong, bang. jangan taunya harga bawang yang naik tapi gak tahu siapa itu Lee Min Ho" sambungnya sambil benerin tas keranjang di tangannya.

"emang tu limino pernah masuk tipi?" tanya penjual itu penasaran

"ihh emang acaranya siapa, kemarin tanggal 23 Maret 2013 di Plenary Hall, JCC kalo bukan acara dia.." jawab Banci itu berapi2.

"emang ngapain limino di sana?" tanya penjual itu lagi

"ngupas bawang.. ya global fan meeting first love with Indonesia lah bang gimana ce" cetus tu Banci

"ayo apa mau tanya lagi apa itu global fan meeting first love with Indonesia?" sambungnya sambil melepas sandalnya kemudian mengancam akan memukulkannya kalo penjual itu masih gak ngerti2 juga.

Hingga akhirnya, penjual itu pun manggut2 meski aslinya gak ngerti sama sekali???

"ini jadi gak beli bawangnya? kenapa malah bahas ce limino" tanya penjual itu mengalihkan pembicaraan.

"ya jadi dong bang, kalo gak ada bawang mau jadi apa bumbu sateku nanti" jawab tu Banci

"ya ganti aja ama rumput" sahut penjual itu

"ihh emangnya eke sapi disuruh makan rumput" protesnya sambil memilih2 bawang di depannya.

Dan tiba2,
"aduhh.." rintihnya saat ada seseorang yang menyenggol dirinya hingga hampir jatuh.

"eh kalo ja..." bentaknya tapi gak jadi

"eh yang punya meong, ngapain di sini apa mau belanja juga?" sapa tu Banci saat melihat Raput ngos2an setelah menabraknya.

"apa kalian habis joging kok nafasnya bisa kayak gitu?" tebak tu Banci sotoy

"iya joging dari sabang sampai merauke" sahut Putri asal

Banci : ???

"pintu keluarnya di mana ya?" tanya Rafa ngos2an

"ngapain nanya pintu keluar?" tanya tu Banci bingung

"cepet di mana pintu keluarnya? kita lagi dikejar2 orang ini" jawab Rafa

Tapi belum sempat tu Banci nunjukin pintu keluar, terlihat beberapa orang yang mengejar Raput sudah terlihat.
Melihat hal itu, Raput segera kabur lagi dan segera menghadang mereka.

"minggir lo Banci, ngapain berdiri di tengah jalan begitu kayak orang kecakepan aja" bentak mereka saat dirasa tu Banci menghalangi jalan mereka.

"eh mereka gak tahu siapa eke, bang.." jawab tu Banci sambil melirik ke arah bakul bawang.

"dia tu pacarnya limino.. kalian tahu kan siapa limino?" beritahu ce bakul bawang.

"kalo kalian aja gak tahu... apalagi gue?" sambung bakul bawang nyengir

"ah kebanyakan bacot lo" bentak mereka hingga akhirnya menyerang tu Banci.

Bakul bawang itu pun gak tinggal diam saat melihat hal itu.
Hingga akhirnya terjadi bentrokan antara mereka dan seisi pasar pun ribut gara2 kejadian itu.

Sementara di tempat lain... Terlihat Raput masih berlari menghindari mereka.

"sepertinya mereka sudah gak ngejar kita lagi" beritahu Putri setelah menoleh ke belakang dan memastikan kalo keadaan sudah aman.

Mereka pun beristirahat di depan sebuah pertokoan yang masih di area pasar.

"sebenarnya ini mau kencan apa lomba lari maraton ce? hufft..." ucap Rafa kecapekan

"haus gak?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk

"bentar aku cari minuman dulu" pamit Rafa dan segera pergi mencari penjual minuman.

Putri masih berdiri di depan toko sambil menenteng salah satu high heelnya.

Beberapa kali terlihat pengguna jalan khususnya cowok selalu iseng menggoda Putri yang sedang berdiri sendirian sambil nenteng sepatu tapi Putri gak pernah menggubrisnya.

Hingga akhirnya ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Dilihatnya beberapa anak kecil berpakaian kumal seperti anak jalanan sedang bermain sepak bola.
Tapi yang mereka pakai bukan bola biasa melainkan botol bekas air mineral yang telah kosong yang mereka tendang kesana kemari dengan riang.

Selang kemudian, terlihat Rafa berjalan menuju ke tempat semula dengan membawa 2 air mineral di tangan. Namun apa yang terjadi?

Putri sudah gak ada di tempat, yang ada cuma sepatunya yang tergeletak di lantai.

Rafa : ???

Rafa tengok kanan kiri mencari keberadaan Putri dan dia pun melihat di seberang sana.

Seorang cewek sedang bermain sepak bola bersama beberapa anak kecil dengan gembira. Rafa pun menggeleng.

Selang kemudian, Rafa pun menghampiri mereka.

"boleh ikutan main gak?" pinta Rafa dan mereka pun segera menghentikan permainannya.

"ini kak, bolanya" ucap anak kecil sambil memberikan bolanya ke arah Rafa.

"bola yang bagus" puji Rafa

"dibelikan kakak itu" tunjuk mereka semua ke arah Putri.

Sementara Putri cuma senyam senyum dan mereka pun bermain sepak bola bersama.

Terlihat beberapa kali Putri menarik baju Rafa dari belakang karena berebut bola dengannya.
Seringkali Rafa tidak memberikan kesempatan pada Putri untuk mendapatkan bola bikin Putri manyun.
Kalo sudah begitu, tak jarang Rafa mencolek dagu Putri bikin Putri tersenyum.

Hingga akhirnya mereka menghentikan permainan dan mereka pun minum air mineral yang dibeli Rafa tadi bersama2.

Yang satu diminum beberapa anak itu dan yang satunya lagi diminum berdua ama Raput.

Di saat mereka tengah asyik beristirahat tiba2

BRAKKKKKK....!!!

Terdengar suara benturan yang sangat keras yang gak jauh dari tempat mereka bermain bola dan mereka pun melihatnya bersama2.

Hingga terlihat seorang tukang becak jadi korban tabrak lari.

"BAPAKKKK...!!!" tangis salah satu anak yang bermain bola bersama Raput tadi.

"BAPAKKK...!!!" Anak itu segera menghampiri tukang becak yang sudah gak berdaya.

Putri masih sempat melihat mobil yang menabrak tukang becak sebelum dia kabur ke arah lain, tapi sekarang yang terpenting menyelamatkan nyawa bapak ini.

Raput segera menghampirinya.
"Bapaknya dek?" tanya Putri pada anak yang sedari tadi menangis di sebelah bapak ini.

Putri mencoba memeriksa keadaannya sampai dia gak peduli saat gaunnya kotor kena noda darah tukang becak itu.

Putri segera berlari ke tepi jalan mencoba mencegat beberapa mobil atau angkot agar mau berhenti dan mau membawanya ke RS tapi semuanya menolak.

Setelah tahu saat korbannya cuma seorang tukang becak.

Coba kalo anak pejabat, mungkin udah pada berebut tu pengen nolong.

"brengsek semuanya.. apa kalian tidak punya hati nurani" teriaknya yang mulai panik saat melihat kondisi Bapak itu yang makin kritis.

Putri segera mencari HPnya dan mencoba menghubungi seseorang.

Sementara Rafa masih terus memangku Bapak itu bersama anak yang terus menangis di sampingnya.

"hallo pak Budi? bisa secepatnya ke depan pasar sekarang juga, pak?" pinta Putri panik.

Dan gak lama kemudian, terlihat mobil mewah menghampiri mereka. Seorang pria segera keluar dari dalam mobil dan berlari kearah mereka.

"ada apa non?" tanya pria itu yang juga ikutan panik saat melihat Putri memangku korban kecelakaan bersama Rafa.

"cepat bawa masuk ke dalam mobil, pak" pinta Putri dan mencoba mengangkat bapak itu bersama Rafa.

"tapi non?" jawab pria itu keberatan karena takut mobilnya kotor secara mobil mahal, tapi Putri tidak menggubrisnya.

Dia tetap membawanya masuk ke dalam mobil.

"mana kuncinya, pak? biar aku yang nyetir" pinta Putri dan Pria itu segera memberikannya.

Kenapa Pria itu dengan mudah memberikan kunci mobil pada Putri?
Karena dia itu Pak Budi yang ditelpon Putri tadi dan dia sopir pribadi Putri dan juga mobil mewah ini milik Putri.

Putri segera masuk ke dalam mobil yang diikuti Rafa, anak kecil dan pak Budi.
Dan wussssss...
Putri menyetir mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke RS, tidak dipedulikannya mobilnya kotor kena noda darah tukang becak itu.

Hingga akhirnya, tanpa sengaja Putri melihat mobil yang telah menabrak tukang becak ini tengah melintas di depannya dan tanpa pikir panjang Putri segera mengejarnya hingga mobil itu berhenti di sebuah lampu merah dan Putri segera menabraknya dari belakang.

BRAKKKKKK....!!!
Benturan yang sangat keras hingga bagian belakang mobil itu penyok gara2 ditabrak Putri.

"Put, apa yang kamu lakukan? ini melanggar hukum" bentak Rafa di sebelah Putri atas kelakuan nekat Putri.

Tapi Putri gak menggubrisnya hingga yang punya mobil itu turun kemudian menghampiri Putri sambil marah2.

"apa yang kamu lakukan pada mobilku?" bentaknya sambil menggebrak bagian depan mobil Putri karena gak terima mobilnya ditabrak dari belakang.

Putri segera keluar dari mobil sambil membanting pintu.

"kamu tau mobil siapa yang kamu tabrak ini?" tunjuk orang itu ke arah mobilnya.

"emang gue pikirin" jawab Putri gak mau kalah

"eh denger lo ya? gue ini anak pejabat, lo bisa punya masalah besar kalo berurusan sama gue" tunjuk pemuda itu kesal.

"emangnya kalo lo anak pejabat, lo pikir gue gak berani sama lo gitu?" Putri segera menarik kerah bajunya dan mau menghajarnya.

Rafa segera keluar untuk melerainya.

"emang gue punya masalah apa sama lo sampe mobil gue lo tabrak dari belakang kayak gini hah?" bentak pemuda itu.

"karena lo udah nabrak bapak gue" jawab Putri kemudian menghajar pemuda itu.

"bapak lo? bapak lo yang mana?" tanya pemuda itu bungung sambil memegangi pipinya karena sakit.

"tukang becak yang lo tabrak di depan pasar tadi. ingat gak lo?" jawab Putri kemudian menghajar pemuda itu lagi karena kesal.

"eh jangan fitnah lo ya" bantah pemuda itu

"lo bilang gue fitnah, nih buktinya" Putri mendorong pemuda itu hingga hanpir jatuh di sebelah jendela mobil Putri.

Hingga akhirnya pemuda itu melihat tukang becak itu gak berdaya di dalam mobil sambil ditemani anak kecil dan pak Budi di sebelahnya.

"sudahlah, put. ayo cepat kita bawa bapak ini ke rumah sakit sebelum keadaannya semakin parah" Rafa mencoba melerainya.

"brengsek lo" Putri mendorong pemuda itu karena kesal.

Hingga akhirnya, Raput masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pemuda itu yang masih bengong di tengah jalan.

Sesampainya di RS, para perawat segera membantu membawanya masuk dengan kereta dorong dan setelah masuk ke ruang UGD, dokter segera memeriksanya.

Sementara Raput, anak kecil dan pak Budi menunggu dengan harap2 cemas di luar.

Beberapa saat kemudian dokter pun keluar dan menginformasikan bahwa bapak itu mengalami patah tulang pada kakinya dan harus segera dioperasi.

Mendengar hal itu, anak kecil yang sedari tadi digandeng Putri seketika menangis dan memanggil2 bapaknya.

"saya yang akan menanggung semua biayanya, dok" jawab Putri yakin.

Malam pun tiba, operasi sedang berlangsung.
Sementara terlihat Raput dan anak kecil itu sedang menunggu di ruang tunggu, mungkin karena kecapekan anak kecil itu sampe tertidur di pangkuan Putri.
Sementara Putri mengelus2 rambutnya dengan ditemani Rafa di sebelahnya.

Tadi Putri sempat menanyakan siapa nama anak kecil itu dan dia jawab kalo namanya RIZKI...

Dia cuma tinggal berdua sama bapaknya yang seorang tukang becak itu, makanya dia sedih sekali saat tau bapaknya kecelakaan karena dia udah gak punya siapa2 lagi.

"maaf ya kencan pertama kita harus berakhir di RS begini" bisik Putri pada Rafa di sebelahnya.

"gpp kok" jawab Rafa tersenyum kemudian merangkul lengan Putri.

Hingga akhirnya Putri pun bersandar di bahu Rafa di ruang tunggu dengan Rizki tidur dlm pangkuan Putri.

Beberapa jam kemudian...
Dokter mengabarkan kalo operasinya telah berhasil bikin Raput dan Rizki lega.

Dan semenjak bapaknya Rizki mendapat perawatan di RS, Putri membawa Rizki pulang ke rumah dan selalu rutin menjenguk bapaknya Rizki bersama Rafa.

Beberapa minggu kemudian...
Bapaknya Rizki sudah diperbolehkan pulang saat mereka sedang bersiap2 untuk pulang, tiba2 ada seseorang yang mengetuk pintu.

Putri segera membukakan pintu, dilihatnya pemuda yang waktu itu yang telah menabrak bapaknya Rizki kini sedang berdiri di depan pintu sambil tertunduk.

"maafkan aku atas kejadian tempo hari dan aku berjanji akan membiayai semua pengobatan untuk bapak itu sampai sembuh" sesalnya pada Putri.

"maafin aku juga ya karena udah nabrak mobil kamu dari belakang dan aku janji akan segera menggantinya" jawab Putri tersenyum.

Yang didengar Rafa, bapaknya Rizki dan Rizki dari dalam dan semua tersenyum mendengarnya.

Beberapa jam kemudian...
Terlihat Putri menyetir mobil mewahnya sendiri dan sesekali bertanya pada Rizki di mana alamat rumahnya.

"lurus saja kak, nanti kalo ada perempatan kita belok" jawab Rizki yang sedang duduk di belakang bersama bapaknya.

Putri manggut2 sementara Rafa duduk di sebelahnya.

Hingga akhirnya mereka sampai di perkampungan kumuh.
"depan itu kak rumahnya Rizki" beritahu Rizki sambil nunjuk sebuah rumah dari sebuah papan triplek.

"ok.." jawab Putri segera memperlambat laju mobilnya.

Mereka pun segera turun meski bapaknya Rizki memakai skruk, Rafa tetap membantunya masuk ke dalam rumah.

"ayo masuk kak" ajak Rizki bersemangat sambil membuka pintu rumahnya.

Mereka pun masuk ke dalam rumah.
Dilihatnya sebuah ruangan beralaskan kardus dan di dalamnya gak ada barang berharga sama sekali selain buku2 pelajaran Rizki, sebuah lemari kecil untuk menyimpan pakaian plus lampu teplok untuk menerangi rumah itu di malam hari karena gak ada aliran listrik.

"mari kak, silahkan duduk" ajak Rizki yang buru2 membersihkan alas kardusnya biar Raput bisa duduk dengan nyaman di situ dan mereka berempat pun duduk bersama.

"oh ya Rizki, cepat ambilkan minum untuk kakak2 ini sekalian kamu ambilkan singkong di belakang rumah biar bisa dimakan bersama2" pinta Bapak.

"baik pak"

Rizki segera masuk ke dapur mengambil air putih dan disuguhkan pada Raput kemudian dia ke belakang untuk mengambil singkong dan ternyata Putri mengikutinya dari belakang.

Rafa : ???

Saat Rafa tengah asyik ngobrol ama Bapaknya Rizki di dalam, terdengar suara gelak tawa Putri dan Rizki dari belakang.
Karena penasaran Rafa pun segera menyusulnya ke belakang.

Dilihatnya Putri sedang berusaha keras ama Rizki mencoba mencabut singkong dari dalam tanah.

"satu..dua..tiga" hitung mereka bersama2 namun singkong itu tetap bertahan di dalam tanah.

Rafa pun segera membantunya.
"satu..dua..tiga"

dan
BRAKKKKKK..

Singkong itu berhasil dicabut namun mereka malah terjatuh bersama2 ke tanah.

Terlihat Putri jatuh di dada Rafa dan mereka pun saling berpandangan.

"kuch kuch hota hai" goda Rizki bikin Putri buru2 berdiri salting begitupun juga dengan Rafa.

"cieee kakak" goda Rizki bikin Raput malu.

Sementara bapaknya Rizki cuma tersenyum melihatnya.

Beberapa saat kemudian..
Hari mulai petang dan mereka sedang bakar singkong di belakang rumah tepatnya di ladang singkong kecil milik Rizki.

"ini Rizki sendiri yang tanam saat saya menarik becak" beritahu Bapaknya Rizki saat mereka duduk melingkar di depan perapian.

Raput manggut2 mendengarnya.

Bapak itu juga cerita kalo dia cuma tinggal berdua ama Rizki di sini karena ibunya sudah meninggal.

Rizki sekarang kelas 6 tapi bapaknya bingung apakah Rizki bisa ikut ujian nasional apa tidak soalnya Rizki sering nunggak bayar SPP dan gak mampu bayar biaya ujian.

Rizki menunduk saat mendengarnya.

"Rizki pengen ikut ujian?" tanya Putri.
Rizki pun mengangguk pelan dengan mata berkaca2.

"setelah lulus SD, apa Rizki juga pengen sekolah lagi?" tanya Putri lagi.

"pengen kak, tapi itu gak mungkin soalnya bapak gak punya biaya untuk menyekolahkan Rizki ke SMP" jawab Rizki terbata karena sedih.

"setelah ini Rizki pasti bisa ikut ujian dan melunasi semua SPP Rizki dan Rizki juga bisa melanjuntukan sekolah, bukan cuma ke jenjang SMP tapi sampai SMA juga" jawab Putri

"benarkah?" tanya Rizki berbinar
"tapi itu semua gak mungkin kak" Rizki tertunduk lagi.

"pasti mungkin karena kakak yang akan membiayai semua pendidikan Rizki sampai SMA" senyum Putri.

Seketika bapaknya Rizki melihat ke arah Putri dengan mata berkaca2.
"tapi dengan apa Rizki harus menggantinya, kak?" tanya Rizki bingung.

"dengan singkong ini hehe" canda Putri sambil menunjukkan singkong yang sudah matang dari perapian.

Dan mereka pun tersenyum.
Hingga akhirnya terlihat Putri menyuapi Rafa dengan singkong bakar, begitupun Rafa sebaliknya.
Sesekali terdengar jerit Putri karena Rafa iseng mengoleskan noda hitam dari kulit singkong ke pipi Putri bikin Rizki dan bapaknya tersenyum melihatnya.

Dan Putri pun segera membalasnya hinnga akhirnya terdengar gelak tawa mereka di antara asap yang menyembul dari ladang singkong.

Beberapa minggu kemudian..
Terlihat Raput sedang duduk di atas becak bersama Rizki, yang dikayuh bapaknya Rizki.

Becak ini baru dibelikan Putri tadi pagi bersama Rafa karena becak yang lama sudah gak bisa dipakai lagi gara2 kecelakaan itu. Karena kaki bapaknya Rizki sudah sembuh dan bisa menarik becak lagi.

Saat becak baru datang, mereka langsung mencobanya berkeliling.
Seperti yang terlihat saat ini, Raput saling tersenyum malu saat berada di atas becak dengan Rizki yang duduk di tengah mereka.

Mereka memutari kota dengan becak baru, hingga akhirnya Raput turun dan berpamitan pada Rizki dan bapaknya.

"Rizki, sekolah yang rajin ya" pesan Putri

Bapak Rizki juga mengucapkan beribu2 terima kasih pada Raput atas bantuannya selama ini.
Hingga akhirnya mereka saling melambaikan tangan untuk berpisah.
Raput tersenyum saat melihat bapaknya Rizki mengayuh becak sementara Rizki duduk di depan.

Raput kemudian berjalan ke arah lain sambil bergandengan tangan.
Terlihat Putri memakai celana pendek, kaos lengan pendek plus sandal jepit.

Inilah yang bikin Rafa termehek-mehek ama cewek di sebelahnya.
Cewek unik yang gak jaim dan mau jadi diri sendiri, meski ngedate pakai sandal jepit ayo aja daripada pakai high heel bikin apes.

Saat mereka tengah asyik berjalan berdua sambil bergandengan tangan, tiba2 ada sesuatu yang menarik perhatian Putri hinnga ia menghentikan langkahnya.

Rafa: ???

Dilihatnya sebuah anggota komunitas seni jalanan sedang membuat sebuah graffity.
Graffity adalah melukis dinding dengan cat semprot.

Komunitas itu tengah sibuk menyemprotkan cat kaleng pada tembok hingga menghasilkan sebuah gambar atau tulisan yang artistik.

"tunggu bentar ya, oppa" pamit Putri pada Rafa di sebelahnya.

"mau kem...?" Belum sempat Rafa bertanya, Putri sudah lari ke arah mereka.

Beberapa saat kemudian..
Terlihat Putri sedang ngobrol akrab sama mereka dan sesekali nunjuk ke arah Rafa bikin Rafa penasaran apa yang sedang mereka bicarakan.

Beberapa saat kemudian, Putri segera menghampiri Rafa dan menarik tangannya.
"ayo oppa" ajak Putri bikin Rafa tambah bingung.

Hingga akhirnya Putri menyuruh Rafa berdiri di sebelah mereka dan menyaksikan Putri berkolaborasi ama komunitas itu membuat sebuah Graffity yang indah dan..

SROT...SROT...SROT...!!!
Putri mulai beraksi menyemprotkan cat kaleng itu ke tembok dengan cekatan.

SROT...SROT...SROT...!!!
Komunitas itu membantu Putri membuat sebuah gambar dan tulisan yang artistik.

SROT...SROT...SROT...!!!
Diam2 Rafa makin kagum saat melihat ceweknya beraksi bersama komunitas itu.

Selain jiwa sosialnya yang tinggi, sifatnya yang low profil, hobi berantem dan suka joget ala goyang itik ternyata ini cewek berbakat juga membuat Graffity.

Tapi itu gak heran lah secara Putri suka bergaul sama siapa saja dan gak suka membeda-bedakan teman, jadi pasti temannya bejibun mulai dari Pengamen, Loper koran, Tukang becak sampai Banci bawang yang rempong itu.

"selesai..." ucap Putri bangga atas hasil karyanya bersama komunitas itu.

Terlihat sebuah tulisan artistik berwarna ungu campuran pink yang kalo dibaca berbunyi RAPUTERS dan di bawah tulisan itu ada sebuah bentuk Love yang super gede.

Rafa pun tepuk tangan melihat Graffity di depannya dan yang lain pun ikut tepuk tangan termasuk Putri.

"terima kasih atas kerjasamanya" ucap Putri pada komunitas itu.

"bagaimana kalo kalian berdua foto di situ?" usul mereka dan Putri dengan senang hati melakukannya.

Hingga akhirnya,
"satu...dua...tiga"

CEKREKKK...!!!
Jadilah sebuah foto Raput berdiri di bawah tulisan RAPUTERS dan berdiri tepat di depan gambar bentuk LOVE yang super gede itu dengan pose mereka saling merangkul dengan kepala saling bersandar sambil tersenyum bahagia...

"makasih" pamit Putri sambil melambaikan tangan ke arah mereka dan mereka pun membalasnya.

"akrab banget, sejak kapan kamu mengenal mereka?" tanya Rafa penasaran melihat keakraban Putri ama komunitas itu.

"sejak tadi" jawab Putri enteng

Rafa: ???

Dan malam pun tiba...
Terlihat Raput masih jalan berdua menyusuri trotoar hingga akhirnya mereka mendengar suara jedak jeduk cetar membahana.

"suara apaan ce?" tanya Putri tengok kanan kiri mencari sumber suara.

"kayaknya dari situ deh" tunjuk Rafa pada sebuah tempat hajatan yang malam itu dimeriahkan oleh orkes melayu.

"kita ke sana yuk" ajak Putri

Rafa sebenarnya males ke tempat seperti itu tapi karena Putri sudah menarik tangannya jadi terpaksa ikut deh.

"satu jam saja...bercumbu denganmu" suara biduan menyanyikan lagu Satu Jam Saja dari Zaskia.

Putri manggut2 menikmati alunan musik, sementara Rafa cuma melihat2 kondisi sekitar yang dipadati penonton.
Kepala Putri manggut2 ikutan goyang dengan tangan dimasukkan ke dalam saku.

"lho itukan banci bawang yang waktu itu?" tunjuk Putri ke arah biduan yang tengah asyik menyanyi di atas panggung bersama 2 banci lainnya.

Rafa segera memperhatikannya dan benar saja, ternyata itu memang banci bawang yang waktu itu sedang menyanyi dengan suara falsnya.

"satu jam saja...ku dimanjakanmu" nyanyi Banci itu tapi tiba2 terdengar suara sorakan dari penonton yang memintanya untuk turun.

"HUUUUU... TURUN.. TURUN...!!!" teriak mereka sambil melempari batu, kayu, botol bekas atau apapun di sekitar mereka dilemparkannya ke arah 3 banci itu.

Seketika musik berhenti dan mereka terus saja melemparinya tanpa ampun hingga mengenai banci2 itu. Tiga banci itu cuma bisa menunduk sedih saat mereka dilempari meski body keker kayak bodyanguard tapi hati tetap mellow kayak Hello Kitty.

"TURUN... TURUN... KITA GAK MAU YANG IMITASI. KITA MAUNYA YANG ASLI..." teriak beberapa pemuda mencoba mengolok2 banci itu dan ternyata merekalah provokatornya sehingga terjadi keributan ini.

Mereka terus melemparinya tanpa ampun hingga banci2 itu terluka.

"satu jam saja" nyanyi seseorang yang baru naik ke atas panggung bikin suasana seketika jadi hening.

All: ???

"satu jam saja" nyanyinya lagi bikin semua mata memandang ke arahnya.

Terlihat Putri sedang memegang mic untuk bernyanyi.
Seketika Rafa menoleh ke samping, dilihatnya Putri sudah tidak ada karena Putri sekarang sudah berdiri di atas panggung.

"cepat banget ngilangnya?" batin Rafa bingung

"maaf teman2, aku terlambat" sapa Putri pada para banci itu.

"yang punya meong" tunjuk Banci bawang

Dan musikpun diputar.
"aku sayang , jantungku deg-degan.. waktu kamu peluk diriku" Putri menyanyi sambil mengajak para banci itu untuk berjoget.

Sementara Rafa cuma bisa geleng2 kepala saat melihatnya dari bawah panggung.

"aku sayang badanku gemeteran... waktu kamu kecup keningku"

Para banci itu mulai ikut berjoget begitupun juga dengan para penonton.

"satu jam saja...bercumbu denganmu"
Putri plus para banci itu berjejer memperagakan goyang itik bikin Rafa makin geleng2 kepala.

"satu jam saja...ku dimanjakanmu" kali ini mereka goyang ngebor

"satu jam saja...bercinta denganmu" sekarang giliran goyang gergaji.

"aku disentuhnya..aku dibuainya..aku diciumnya..aku dipeluknya" Tiga banci itu meragain joget ala trio macan.

"satu jam saja oh mesranya" Putri mengakhiri lagunya dan mendapat aplaus dari para penonton.


"terima kasih.." ucap Putri sambil menggandeng para banci yang ngos-ngosan karena habis meragain empat goyangan sekaligus.

"aduh tapi kok beginian ada di sini ya? mending dibuang aja deh" ucap Putri yang segera memunguti kayu2 yang berserakan di atas panggung kemudian dengan sengaja melemparkan ke arah pemuda2 biang ribut tadi.

"hey kena mata tau...!!!" protes mereka gak terima saat kayu yang dilempar Putri mengenai wajah mereka.

"sakit kan kalo dilempar kayu?" tanya Putri

"memangnya kamu pikir saat kamu melempar kayu ke atas panggung dan mengenai teman2ku, kamu pikir mereka gak sakit hah...!!!" bentak Putri

"cewek sialan" sahut mereka geram

"masih kurang? ni aku tambahin lagi" jawab Putri sambil melepas sandal jepitnya kemudian melemparkannya ke arah mereka bikin para pemuda itu murka hingga naik ke atas panggung.

"gak terima aku giniin? heh.." tantang Putri saat mereka sudah ada di hadapan Putri.

"lo jgn macam2 di sini" tunjuk salah satu dari mereka ke arah Putri.

"kalo gak salah kenapa aku harus takut" sahut Putri sambil berkacak pinggang di hadapan mereka.

"orang yang gak bisa menghargai orang lain kayak kalian, pantesnya noh di kebun binatang sono" ledek Putri bikin mereka murka dan bersiap2 menghajar Putri.

Tapi sebelum mereka melakukannya, Putri segera menendang, memukul, menghajar sampai membanting mereka hingga tak berdaya padahal para banci itu sudah pasang berbagai jurus untuk membantu Putri tapi untuk saat ini sepertinya jurus itu gak berguna.

Hingga akhirnya Putri mengajak para banci itu turun dan sekarang malah para berandalan itu yang jadi sasaran lemparan penonton.
Menurut mereka, berandalan itu cuma bikin ribut saja.

Beberapa saat kemudian... Terlihat para banci itu saling mengobati luka temannya yang terkena lemparan tadi bikin Putri iba.

"ini honor kalian" ucap seorang kakek sambil menyodorkan uang seratus ribu pada banci itu.

"iya terima kasih" Banci itu menerimanya sambil menahan perih luka di wajahnya.

"masa segitu kek?" protes Putri saat tau para banci itu dibayar murah.

"ini udah pantes buat mereka" jawab kakek itu

"tapi mereka juga terluka dalam acara ini, masa gak ada biaya tambahan untuk pengobatan mereka" tanya Putri

"Ya udah ini aku tambahin" Kakek itu memberi uang seratus ribu lagi pada banci itu.

"nah gitu dong, kek. Lagian gara2 mereka, hajatan kakek bisa meriah kayak gini" ucap Putri senang

"oh ya emang ini hajatan apa ya kek?" tanya Putri penasaran

"acara kawinan" jawab Kakek itu

"emang kawinannya siapa kek? cucunya?" tebak Putri

Kakek itu segera mendekati Putri dan berbisik, "acara kawinanku hehe" bisik kakek itu sumringah

"hah???" pekik Putri

"iya ini pernikahanku yang ke-9 hehe" ucap kakek itu bangga

"busyet kayak eyang subur ni kakek" kata Putri kaget

"nah kebetulan namaku juga Subur... tapi nama panjangnya Subur Makmur hehe" Kakek itu terkekeh kemudian pergi meninggalkan Putri yang masih berdiri bengong.

Putri: ???

"ini buat kamu" bisik banci itu sambil nyelipin uang 50rb ke tangan Putri.

Putri: ???

"makasih ya tadi udah bantuin kita" ucap banci itu terharu.

Putri geleng2 kepala dan segera mengeluarkan dompetnya kemudian mengambil uang 300rb.

"aku nolongnya ikhlas kok. ini ada sedikit rejeki buat kalian, jangan ditolak ya?" ucap Putri sambil memberikan uang 300rb plus mengembalikan uang 50rb tadi.

"buat apaan ini?" tanya banci itu bingung

"buat ngobatin luka kalian biar bisa cantik lagi kayak dulu hehe" canda Putri

"ah kamu bisa aja, kalo gitu ini buat kamu aja"
Banci itu segera mengambil kardus kotak kecil, itu sebenarnya jatah bingkisan dari yang punya hajatan buat para banci itu tapi sekarang mereka kasihkan ke Putri sbg ucapan terima kasih.

"apa ini?" tanya Putri dan Rafa yang sedari tadi berdiri di sebelah Putri juga penasaran apa isinya, perlahan Putri membukanya dan ternyata isinya 2 bungkus lemper.

Raput: ???

Beberapa saat kemudian.. Terlihat Raput jalan berdua sambil makan lemper pemberian banci tadi.
Sesekali mereka saling menyuapi satu sama lain.

"apa gak sakit cuma pakai sandal sebelah gitu?" tanya Rafa saat melihat Putri cuma pakai sandal sebelah.

Putri buru2 melihat ke bawah,
"lho mana sandalku yang sebelah?"
Putri baru menyadari kalo sejak tadi dia cuma pakai sandal sebelah secara sandal yang satunya sudah dilemparkan ke arah para pemuda tadi. Rafa cuma geleng2 melihatnya kemudian duduk di depan Putri.

"ayo cepat naik" pinta Rafa

"jangan aku kan berat" jawab Putri yang teringat dulu Rafa pernah mengomel sepanjang jalan saat menggendongnya tapi Rafa segera menarik tangannya.

Dan mau gak mau Putri terpaksa menurutinya.

Selang kemudian, terlihat Rafa menggendong Putri di punggungnya tanpa banyak mengeluh.

"berat tidak?" tanya Putri dari belakang dan Rafa cuma menggeleng.

Sesekali Putri menyuapi Rafa dengan lempernya kemudian Putri memakannya.

"kenapa oppa bisa suka sama aku?" bisik Putri.

Rafa tidak menjawab, dia cuma diam mendengarkan sambil melanjuntukan langkahnya.

"masih banyak cewek lain yang lebih cantik dan lebih lembut daripada aku? tapi kenapa oppa malah memilihku?" tanya Putri lirih di telinga Rafa.

Rafa tersenyum mendengarnya, kemudian menghentikan langkahnya.
"apa gunanya wajah cantik kalo hatinya tidak secantik wajahnya" senyum Rafa

"mending memiliki kamu yang biasa2 aja tapi hatinya sungguh luar biasa" senyum Rafa sambil melihat ke arah Putri di sampingnya kemudian mengecup bibir Putri dgn lembut bikin Putri tersenyum malu.

"cewek yang hatinya cantik cuma seribu satu dan aku beruntung bisa menemukan satu di antara seribu itu" ucap Rafa lagi sambil memandang ke arah Putri.

"makasih oppa" bisik Putri kemudian mengecup bibir Rafa dgn lembut kemudian mereka saling menempelkan hidung. Dan mereka pun saling tersenyum.

Beberapa saat kemudian
...
Saat Raput tengah asyik ngobrol di sepanjang jalan, tanpa sengaja mereka bertemu dengan seseorang.

"mitha.. aris?" tunjuk Putri gak percaya saat melihat dua orang ini sedang bergandengan tangan dgn mesra.

Mitha dan Aris langsung salting saat kepergok Raput.
Seketika Putri langsung melorot dari punggung Rafa dan bersiap2 menginterogasi mereka.

"hallo put?" sapa Mitha salting begitupun juga dengan Aris.

"kenapa kalian bisa ada di sini? apa kalian sedang berkencan?" tanya Putri penasaran

"emm gimana ya? hehe" Mitha bingung mau jawab apa.

"gimana apanya? udah jelas2 kalian jalan berduaan sambil gandengan tangan. apa coba namanya kalo bukan kencan?" tebak Putri

"sejak kapan kalian bisa dekat kayak gini?" selidik Putri

"aku juga gak tau, put? tapi saat pertama kali bertemu di rumahmu saat aku menjengukmu sama Rafa, aku biasa aja ama dia tapi gak tau kenapa setelah pertemuan kedua di sekolah tanpa sadar kita jadi dekat" beritahu Mitha malu2.

"tunggu2 kamu tadi bilang dulu kamu pernah jenguk aku sama Rafa?" tanya Putri bingung.

"ops...!!!" Mitha buru2 menutup mulutnya karena keceplosan ngomong.

Seketika Putri melihat ke arah Rafa dgn tatapan sinis karena Rafa sudah gak jujur padanya, sementara Rafa pura2 melihat ke arah lain seperti tadik terjadi apa2.


Beberapa saat kemudian...
Terlihat Raput sudah duduk di balkon cafe, mereka duduk di sebelah pagar yang dihiasi berbagai bunga plus lampu temaram di sisinya. Malam itu di langit sangat cerah dihiasi sinar rembulan dan taburan bintang di langit.

Tapi Putri masih dongkol dan terus menatap sinis ke arah Rafa, sementara Rafa malah salting ditatap seperti itu sehingga beberapa kali dia membetulkan posisi duduknya.

"kenapa oppa gak bilang" tanya Putri kemudian

"bilang apa?" tanya Rafa pura2 gak ngerti apa yang dikatakan Putri.

"kalo oppa waktu itu juga datang menjengukku" jawab Putri ketus

"oh..itu.. emm?" Rafa bingung mau jawab apa.

"emm..emm.. apa?" sahut Putri

"dengar ya oppa, aku masih belum bikin perhitungan dgnmu karena cara nembakmu yang gak romantis itu. eh sekarang ditambah lagi oppa gak ngaku kalo pernah menjengukku saat aku sedang sakit" ancam Putri

"kenapa kamu masih ungkit2 masalah itu lagi ce?" jawab Rafa kesal karena Putri selalu mempermasalahkan cara dia nembak.

"sampai sekarang aku masih gak terima ditembak dgn cara seperti itu" kesal Putri

"trus sekarang kamu maunya gimana?" tanya Rafa kesal

"ya mestinya oppa bisa menembakku di tepi pantai yang indah gitu" Putri mencoba mengkhayal dan jadi ingat gimana dulu Aris menembaknya.

"haduh ribet kalo suka bilang aja suka ngapain mesti cari tempat dulu, kelamaan" jawab Rafa kesal bikin Putri manyun mendengarnya.

"nasib punya pacar gak romantis hiks hiks" Putri pun manyun dan gak lama kemudian datanglah pelayan cowok mengantarkan pesanan.

"silahkan..." katanya ramah.

"lho kita kan belum pesan, mas?" tanya Putri bingung.
Pelayan itu cuma tersenyum kemudian pergi.

"aneh...?" gumam Putri kemudian melihat caffe latte yang baru diantar pelayan itu.

Caf
fe Latte adalah kopi yang dihiasi gambar dari foam di atasnya.

"eh...?"

Putri kaget saat melihat bentuk di caf
fe lattenya bukan bentuk gambar pada umumnya yang berbentuk daun atau boneka, tapi kali ini Caffe Latte itu berbentuk sebuah tulisan dan setelah diamati ternyata kalo dibaca berbunyi I LOVE YOU...

"eh... oppa" Putri mencoba memberitahukannya pada Rafa.

"Oppa, pelayan itu naksir aku hiks hiks" ucap Putri terharu, Rafa cuma geleng2 melihatnya.

"aduh bilang dong kalo suka sama aku, kenapa pakai ditulis di sini segala" ucap Putri malu bikin Rafa gemas melihat kelakuannya.

"coba dulu ada yang menembakku dgn cara seperti ini, pasti aku akan bahagia setengah mati" sindir Putri tapi Rafa malah cuek bebek.

Putri segera berdiri kemudian pergi dari situ.
"eh mau ke mana?" tanya Rafa bingung dan segera menarik tangan Putri.

"mau nyamperin pelayan itu dan aku mau bilang terima kasih karena dia tau caranya bersikap romantis ama cewek" jawab Putri sewot.

"aduh dasar cewek gak peka" gerutu Rafa uring2an.

"emangnya dia pikir siapa yang pesan latte ini? gak mungkin kan tiba2 pelayan datang membawa cafe latte kalo gak ada yang pesan hufft" gerutunya tanpa melihat ke arah Putri.

Dan tanpa sengaja Putri mendengar apa yang dikatakan Rafa.
"barusan oppa bilang apa?" tanya Putri terharu karena baru menyadari ternyata yang memesan latte ini adalah Rafa.

Rafa masih manyun hingga akhirnya Putri memeluk Rafa dari belakang.
"kenapa oppa gak bilang dari tadi? aku kan jadi salah paham, hehe" katanya manja tapi Rafa masih dongkol.

Melihat hal itu, Putri jadi pengen menceritakan rahasia kecilnya pada Rafa.
"oppa, kamu masih ingat gak waktu kita ngerjain ce nino di belakang sekolah?" tanya Putri dan Rafa pun mengangguk.

"oppa kan tanya kenapa tadi aku mencium pipi oppa dan waktu itu aku jawab apa, oppa?" tanya Putri.

"kapan ya? lupa tu?" Rafa mencoba menirukan kalimat Putri tempo hari.

"sebenarnya waktu itu aku gak pernah lupa dan aku memang sengaja mencium pipi oppa" senyum Putri bikin Rafa seketika menoleh ke arahnya.

"jauh sebelum aku duduk di bangku oppa untuk menyerahkan surat dari Mitha, aku sudah suka sama oppa tapi aku gak berani berharap banyak karena aku yakin pasti oppa gak bakalan suka sama aku" ucap Putri tertunduk.

Saat mendengar hal itu tanpa banyak bicara, Rafa segera mencium bibir Putri dgn mesra dan Putri pun membalasnya dan pula disaksikan bulan dan bintang di langit.

"I LOVE YOU..." bisik Rafa dgn lembut kemudian mencium kening Putri.

Putri pun tersenyum mendengarnya,
"I LOVE YOU TOO OPPA" jawab Putri dgn mata terpejam merasakan hangatnya kecupan Rafa di keningnya.



-THE END-



Special thank's to:
©      Putri Maslahat
©      Dewi Tri Murtindah
©      And RAPUTERS...

            
NB: makasih buat min mell ama min murty yang udah mau bantu aku ngetik dialog di fp...makasih jgua buat semua raputers yang udah mau baca dialog ini...semoga suka:)


Fiction Story by Diandra Rafa @diandra_rafa















Bottom of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar