Mak
Comblang
Terlihat Putri sedang berjalan santai menuju ke sebuah bangku.
"Bisa pindah sebentar nggak?" perintah Putri pada teman sebangku Rafa.
"Kenapa?" tanyanya bingung.
"Udah
jangan banyak tanya, cepet minggir. Gue punya urursan penting nie ama Rafa,
bahkan lebih penting dari pada kasusnya Raffi Ahmad" jawabnya mencoba
mengusirnya.
"Apaan ce?" gerutunya kemudian pindah ke tempat lain.
"Hehe" Putri tertawa puas kemudian buru-buru duduk di sebelah Rafa.
"Apaan ce?" gerutunya kemudian pindah ke tempat lain.
"Hehe" Putri tertawa puas kemudian buru-buru duduk di sebelah Rafa.
Sementara
Rafa cuma geleng-geleng melihatnya sambil terus mencatat pelajaran.
"Eh Raf, elo tau cewek cantik di pojok sana nggak?" tanya Putri sambil nunjuk seorang cewek yang cakepnya nggak dikira-kira di ujung sana.
"Eh Raf, elo tau cewek cantik di pojok sana nggak?" tanya Putri sambil nunjuk seorang cewek yang cakepnya nggak dikira-kira di ujung sana.
Rafa menoleh
sebentar ke cewek yang dimaksud.
"Mitha?" tanya Rafa pada Putri yang sedang bersandar seenaknya ke arahnya sambil duduk menghadap ke depan tapi menyamping sambil bersandar seenaknya ke Rafa.
"Mitha?" tanya Rafa pada Putri yang sedang bersandar seenaknya ke arahnya sambil duduk menghadap ke depan tapi menyamping sambil bersandar seenaknya ke Rafa.
"Seratus
buat kamu!" jawab Putri senang. "Kamu tau kan dia cewek idola Sekolah
ini? Udah cantik, tenar lagi" promosinya.
"Trus?" tanya Rafa datar yang udah tau apa niat Si Putri yang berniat nyomblangin dia ama Mitha.
"Trus?" tanya Rafa datar yang udah tau apa niat Si Putri yang berniat nyomblangin dia ama Mitha.
Meski nggak dicomblangin sekalipun dah banyak kok
cewek-cewek yang ngejar-ngejar Rafa. Secara dia cowok paling keren, paling kece, paling
cool di Sekolah ini. Tapi semua dah di tolak ama Rafa.
Mendengar hal itu Putri pun tersenyum. Kemudian perlahan dia mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.
Mendengar hal itu Putri pun tersenyum. Kemudian perlahan dia mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.
"Ni
surat dari Mitha buat kamu" katanya tersipu sambil meletakkan surat itu di
atas meja kemudian menggesernya ke arah Rafa.
"Apaan ni?" tanya Rafa sambil menggeser kembali surat itu ke arah Putri.
"Apaan ni?" tanya Rafa sambil menggeser kembali surat itu ke arah Putri.
"Udah
tau itu Surat Cinta, pake nanya lagi" jawab Putri kemudian menggeser surat
itu kembali.
"Nggak
mau ah" tolak Rafa yang nggak tertarik dengan hal semacam itu.
"Udah
terima aja, ribet amat ce!" Putri pantang menyerah hingga akhirnya tu
surat dimasukkan paksa ke dalam saku Rafa.
"Apaan
ce?!" gerutu Rafa kesal.
"Nah,
kayaknya tu surat lebih cocok di ditu dari pada lama-lama ditanganku"
ucapnya mengamati surat yang terlanjur masuk ke dalam saku Rafa.
Rafa cuma menggeleng males sambil mengeluarkan surat berwarna merah jambu alias pink dari dalam sakunya.
Rafa cuma menggeleng males sambil mengeluarkan surat berwarna merah jambu alias pink dari dalam sakunya.
"Eh,
nggak boleh dikembalikan" ucap Putri.
"Ngapain
aku mesti nyimpen beginian?" tanya Rafa kesal.
"Bukan
disimpen tapi dibaca. Tapi dibacanya di rumah aja, oke?" pinta Putri.
"Males"
jawab Rafa asal.
"Ya
sudah aku pergi dulu ya. Jangan lupa dibaca trus di hayati. Nanti kalo sudah
tau jawabannya kabari aku" pamit Putri sambil menepuk-nepuk punggung Rafa.
Rafa diam tak menjawab karna kesal.
Rafa diam tak menjawab karna kesal.
Banyak
cewek yang memimpikan bisa duduk disebelah Rafa, apalagi ngobrol dengannya,
tapi semua nggak berani karna malu. Lain lagi ama si Putri yang suka
nyomblangin teman-temannya dan rata-rata semuanya berhasil. Kalo dia mah cuek
aja mau duduk ama siapa yang penting aksinya lancar.
Putri kembali menuju ke bangku Mitha.
Putri kembali menuju ke bangku Mitha.
"Gimana?"
bisik Mitha yang nggak sabar mendengar jawaban Putri.
"Beres" jawab Putri yakin.
"Beres" jawab Putri yakin.
Esok
harinya.
"Aduhh" rintih Rafa saat ada seseorang yang dengan sengaja melempar gumpalan kertas ke arahnya.
Rafa pun segera menoleh ke belakang dan dilihatnya Putri sedang nyengir ke arahnya sambil melambaikan tangan.
"Aduhh" rintih Rafa saat ada seseorang yang dengan sengaja melempar gumpalan kertas ke arahnya.
Rafa pun segera menoleh ke belakang dan dilihatnya Putri sedang nyengir ke arahnya sambil melambaikan tangan.
Seketika Rafa
langsung membuang muka.
Dan nggak lama kemudian sebuah pesawat kertas berwarna biru terbang ke arah Rafa. Pesawat kertas itu pun jatuh di atas meja Rafa dan Rafa sudah tau itu kerjaan siapa.
Dan nggak lama kemudian sebuah pesawat kertas berwarna biru terbang ke arah Rafa. Pesawat kertas itu pun jatuh di atas meja Rafa dan Rafa sudah tau itu kerjaan siapa.
Dia pun
segera menoleh ke belakang. Dan benar saja, Putri sudah tersenyum manis dengan
tangan membentuk Love di dada sambil nunjuk-nunjuk ke arah Mitha di seberang.
Rafa cuma bisa geleng-geleng kepala.
Rafa cuma bisa geleng-geleng kepala.
Hari
berikutnya saat pulang sekolah.
"Eh, mobil Rafa tu" beritahu Putri saat dia tengah asyik berjalan bersama Mitha saat nggak sengaja menoleh ke belakang dia melihat mobil Rafa sedang melaju ke arahnya.
"Eh, mobil Rafa tu" beritahu Putri saat dia tengah asyik berjalan bersama Mitha saat nggak sengaja menoleh ke belakang dia melihat mobil Rafa sedang melaju ke arahnya.
Mitha pun
segera menoleh ke belakang. Dan benar saja, terlihat mobil Rafa mau melintasinya.
Dan tanpa pikir panjang Putri pun segera ambil posisi di pinggir jalan.
Dan tanpa pikir panjang Putri pun segera ambil posisi di pinggir jalan.
"Yuhuuuuuu..."
ucapnya PD sambil melambai-lambaikan tangan, berharap Rafa mau memberi
tumpangan kepada mereka berdua.
Namun apa
yang terjadi?
Saat mobil Rafa melintasinya, mobil Rafa nyelonong tanpa permisi, bikin kedua cewek ini manyun. Apalagi si Putri, bikin darah tingginya kumat. "Heiiiiiii..." teriak Putri sewot karna dicueki.
Saat mobil Rafa melintasinya, mobil Rafa nyelonong tanpa permisi, bikin kedua cewek ini manyun. Apalagi si Putri, bikin darah tingginya kumat. "Heiiiiiii..." teriak Putri sewot karna dicueki.
Sementara
Rafa cuma tersenyum mendengarnya.
"Ahh, gimana ce? Nggak tau apa ada cewek cantik yang sedang tidak berdaya" teriak Putri yang bilang nggak berdaya padahal situnya punya tenaga ekstra buat teriak-teriak kaya Tarzan di halaman sekolah, bikin semua murid langsung menoleh ke arahnya.
"Ahh, gimana ce? Nggak tau apa ada cewek cantik yang sedang tidak berdaya" teriak Putri yang bilang nggak berdaya padahal situnya punya tenaga ekstra buat teriak-teriak kaya Tarzan di halaman sekolah, bikin semua murid langsung menoleh ke arahnya.
"Udahlah
Put" ucap Mitha kalem.
Mitha gitu, cewek yang super jaim. Beda banget ama si Putri yang apa adanya. Kalo mau marah ya marah.
Mitha gitu, cewek yang super jaim. Beda banget ama si Putri yang apa adanya. Kalo mau marah ya marah.
Dan tanpa
sepengetahuan mereka, ternyata Rafa memutar balik mobilnya, berniat menghampiri
mereka lagi.
Citttttttt....
Mobil Rafa pun berhenti tepat di belakang Putri yang sedang kesal di tengah jalan.
Citttttttt....
Mobil Rafa pun berhenti tepat di belakang Putri yang sedang kesal di tengah jalan.
TIT...TIT.....
Rafa sengaja membunyikan klakson agar mereka berdua masuk ke dalam mobil. Tapi sayangnya Putri udah terlanjur kesel.
Rafa sengaja membunyikan klakson agar mereka berdua masuk ke dalam mobil. Tapi sayangnya Putri udah terlanjur kesel.
Putri
malah pasang muka super manyun di hadapan Rafa.
Selang kemudian.
Terlihat mereka bertiga sudah di mobil. Tapi Putri masih manyun, sampe dia duduk di jok belakang ama Mitha dengan tangan dilipat di dada.
Selang kemudian.
Terlihat mereka bertiga sudah di mobil. Tapi Putri masih manyun, sampe dia duduk di jok belakang ama Mitha dengan tangan dilipat di dada.
Sementara
Mitha diam-diam sibuk memperhatikan Rafa.
Rafa pura-pura bersikap biasa, padahal aslinya kikuk, bikin Putri tersenyum melihatnya. Dan nggak perlu waktu lama dia segera mendekati Rafa di depannya.
Rafa pura-pura bersikap biasa, padahal aslinya kikuk, bikin Putri tersenyum melihatnya. Dan nggak perlu waktu lama dia segera mendekati Rafa di depannya.
"Eh
Raf, apa sih resepnya kok bisa ganteng gini?" goda Putri yang menjulurkan
kepalanya ke depan.
"Nggak
tau" jawab Rafa singkat.
"Apa
sih obat gantengnya sampe temanku termehek-mehek ama kamu?" godanya lagi
bikin Rafa salting.
"Putri"
bisik Mitha sambil menarik baju Putri karna malu mendengar Putri berkata
seperti itu.
Rafa diam
saja karna bingung mau jawab apa.
"Oh iya, cewek kriteria kamu kayak apa Raf?" tanya Putri menginterogasi.
"Oh iya, cewek kriteria kamu kayak apa Raf?" tanya Putri menginterogasi.
"Apakah
harus cantik, putih, tinggi, rambutnya panjang dan lemah lembut?" tanya Putri,
tapi Rafa bingung menjawabnya.
"Kalo
diam berarti iya" kata Putri seenaknya, bikin Rafa kelabakan.
"Tenang Raf. Kayaknya kamu nggak perlu lama tuk
nyari cewek kayak gitu soalnya disekitar sini udah ada tu yang mirip seperti
itu, hehe" promosi Putri, bikin Rafa menatap sinis ke arahnya.
Beberapa
saat kemudian.
CITTTTTT.....
Mobil Rafa berhenti tepat di depan rumah Mitha
Mobil Rafa berhenti tepat di depan rumah Mitha
“Dadah Mit” ucap Putri di jendela mobil sambil
melambaikan tangan
"Makasih
ya atas tumpangannya" kata Mitha pada Rafa di depan dan Rafa cuma
mengangguk pelan.
"Dadaaaaa....."
suara Putri masih terdengar panjang saat mobil sudah pergi meninggalkan rumah Mitha.
Selang
kemudian.
"Aduh!" rintih Putri saat Rafa melemparkan bantal ke arah Putri dari depan.
"Aduh!" rintih Putri saat Rafa melemparkan bantal ke arah Putri dari depan.
"Eh,
kamu kalo ngomong jangan sembarangan ya!" protes Rafa.
"Sembarangan
gimana? Eh, aku belum bikin perhitungan denganmu soal yang tadi ya!" jawab
Putri nggak kalah sewot.
"Perhitungan
apa?" tanya Rafa bingung.
Karena
merasa kesal Putri segera pindah ke jok depan, tapi?
DUKKK...
Kepala Putri terbentur kaca depan karna terburu-buru.
"Aduh" rintihnya sambil mengusap-ngusap keningnya.
DUKKK...
Kepala Putri terbentur kaca depan karna terburu-buru.
"Aduh" rintihnya sambil mengusap-ngusap keningnya.
Sementara
Rafa cuma geleng-geleng kepala melihatnya.
"Makanya hati-hati" sahut Rafa.
"Aduh, kenapa kaca bisa ada di situ ce?!" protes Putri sambil terus mengusap keningnya.
"Makanya hati-hati" sahut Rafa.
"Aduh, kenapa kaca bisa ada di situ ce?!" protes Putri sambil terus mengusap keningnya.
"Eh,
bahkan sebelum kamu lahir tu kaca emang disitu posisinya. Kamunya aja yang
heboh, sampe nggak ngeliat kalo ada kaca" omel Rafa.
"Kok jadi kamu ce yang ngomelin aku?! Mestinya aku donk yang marah" protes Putri.
"Kok jadi kamu ce yang ngomelin aku?! Mestinya aku donk yang marah" protes Putri.
"Marah
kenapa?" tanya Rafa bingung.
"Kenapa tadi kamu nggak mau berhenti? Padahal udah jelas-jelas ada cewek unyu yang nggak berdaya lagi butuh tumpangan" kesal Putri.
"Kenapa tadi kamu nggak mau berhenti? Padahal udah jelas-jelas ada cewek unyu yang nggak berdaya lagi butuh tumpangan" kesal Putri.
"Unyu
dari Monas" sahut Rafa. "Lagian cewek Rambo kayak kamu apanya yang
nggak berdaya?" tambahnya lagi. Putri
makin manyun melihatnya.
"Ngapain kamu melambai-lambaikan tangan kayak gitu? Emangnya lagi nyegat angkot?" ejek Rafa bikin Putri spontan memukul Rafa dan membuat Rafa terbahak di dalam mobil.
"Ngapain kamu melambai-lambaikan tangan kayak gitu? Emangnya lagi nyegat angkot?" ejek Rafa bikin Putri spontan memukul Rafa dan membuat Rafa terbahak di dalam mobil.
Selang
kemudian.
CITTTTTT.....
Mobil Rafa berhenti di depan Rumah Makan pinggir jalan.
"Ngapain berhenti disini?" tanya Putri bingung.
CITTTTTT.....
Mobil Rafa berhenti di depan Rumah Makan pinggir jalan.
"Ngapain berhenti disini?" tanya Putri bingung.
"Ya
mau makan lah, masa mau cegat angkot" sindir Rafa bikin Putri BT.
"Kenapa
nggak sekalian makan di rumah aja? Kan bentar lagi mau nyampe?" tanya Putri
saat mereka memasuki Rumah Makan.
"Memangnya
nggak boleh? Terserah aku donk" jawab Rafa cuek.
Sementara
Putri cuma bisa mengikutinya dari belakang.
"Mau makan apa?" tanya Rafa saat melihat buku menu yang tersedia di atas meja.
"Mau makan apa?" tanya Rafa saat melihat buku menu yang tersedia di atas meja.
"Terserah"
jawab Putri.
Selang kemudian.
Rafa pun mematung saat melihat porsi makan Putri.
Selang kemudian.
Rafa pun mematung saat melihat porsi makan Putri.
"Beneran
kamu mau makan semua ini?" tanyanya nggak percaya saat Putri memesan lima
piring sekaligus.
"Tenang aja, aku bayar sendiri kok" jawabnya berbinar saat pelayan menata satu-persatu pesanannya di atas meja.
"Tenang aja, aku bayar sendiri kok" jawabnya berbinar saat pelayan menata satu-persatu pesanannya di atas meja.
"Bukannya
gitu. Tapi perasaan tadi waktu masuk ada yang berlagak kaya Putri Keraton. Eh,
nggak taunya makannya kaya Kuda Nil" sindri Rafa.
"Berisik ah! Udah cepet makan. Kalo nggak mau, sini biar aku habisin sekalian" jawabnya kuat.
"Berisik ah! Udah cepet makan. Kalo nggak mau, sini biar aku habisin sekalian" jawabnya kuat.
"Eh,
emangnya yang lima piring tu masih belum cukup hah?? Dasar perut Kuda Nil"
sahut Rafa sewot, tapi yang diomelin malah asyik ngunyah.
Omongan Rafa dirasa kaya Mpok-mpok bawel yang ngomel di pasar.
Omongan Rafa dirasa kaya Mpok-mpok bawel yang ngomel di pasar.
Beberapa
menit kemudian.
Di saat mereka sedang asyik menikmati makan siangnya. Tiba-tiba Putri tertegun saat melihat 2 pengamen cilik masuk ke dalam Rumah Makan dan mulai menyanyi di antara pengunjung sambil meminta-minta.
Di saat mereka sedang asyik menikmati makan siangnya. Tiba-tiba Putri tertegun saat melihat 2 pengamen cilik masuk ke dalam Rumah Makan dan mulai menyanyi di antara pengunjung sambil meminta-minta.
Tapi tak
ada satu pun yang mau ngasih. Mereka malah pura-pura asyik makan tanpa
memperdulikan kehadiran pengamen cilik itu.
"Eh, kenapa berhenti? Habis liat hantu ya?" tanya Rafa saat Putri mulai bengong dengan tatapan kosong.
"Eh, kenapa berhenti? Habis liat hantu ya?" tanya Rafa saat Putri mulai bengong dengan tatapan kosong.
"Bentar,
aku tinggal dulu" pamit Putri yang segera meletakkan sendoknya kemudian
berdiri dan berjalan menuju ke arah 2 pengamen itu.
Sementara mata Rafa mengikuti ke mana Putri pergi.
Dilihatnya Putri sedang mengobrol dengan kedua anak itu.
Sementara mata Rafa mengikuti ke mana Putri pergi.
Dilihatnya Putri sedang mengobrol dengan kedua anak itu.
"Lagi
ngamen ya Dek?" tanya Putri.
"Iya Kak" jawab salah satu dari mereka yang bawa gitar kecil. Sepertinya mereka Kakak beradik, yang cowok Kakak yang cewek Adiknya.
"Boleh Kakak bantu?" tanya Putri.
"Iya Kak" jawab salah satu dari mereka yang bawa gitar kecil. Sepertinya mereka Kakak beradik, yang cowok Kakak yang cewek Adiknya.
"Boleh Kakak bantu?" tanya Putri.
"Bantu
gimana Kak?" tanya pengamen cilik itu bingung.
Putri pun segera membisikkan sesuatu ke telinganya.
"Gimana?" tanya Putri tersenyum dan anak itu pun mengangguk pelan.
Putri pun segera membisikkan sesuatu ke telinganya.
"Gimana?" tanya Putri tersenyum dan anak itu pun mengangguk pelan.
Selang
kemudian.
"Selamat siang semuanya?" ucap Putri pada seluruh pengunjung sambil berdiri di tengah-tengah kedua anak itu.
Dan para pengunjung pun menoleh ke arah Putri.
"Maaf mengganggu waktu makan siang Bapak-Ibu. Kami disini ingin mempersembahkan sebuah lagu. Kiranya Bapak-Ibu mau memberi sedikit rezekinya untuk kedua anak ini agar mereka juga bisa makan seperti yang kita lakukan sekarang ini" ucap Putri yang bikin Rafa di ujung sana terpana.
"Selamat siang semuanya?" ucap Putri pada seluruh pengunjung sambil berdiri di tengah-tengah kedua anak itu.
Dan para pengunjung pun menoleh ke arah Putri.
"Maaf mengganggu waktu makan siang Bapak-Ibu. Kami disini ingin mempersembahkan sebuah lagu. Kiranya Bapak-Ibu mau memberi sedikit rezekinya untuk kedua anak ini agar mereka juga bisa makan seperti yang kita lakukan sekarang ini" ucap Putri yang bikin Rafa di ujung sana terpana.
"Hem-hem"
Putri bersiap menyanyi.
Dan terdengar petikan gitar dari pengamen itu. Meski dimainkan seorang anak kecil tapi terdengar cukup merdu, mungkin karna dia sudah terbiasa memakainya. Bikin semua pengunjung terpana termasuk Rafa.
Dan terdengar petikan gitar dari pengamen itu. Meski dimainkan seorang anak kecil tapi terdengar cukup merdu, mungkin karna dia sudah terbiasa memakainya. Bikin semua pengunjung terpana termasuk Rafa.
"Cerita dirimu ada disana, ku cari dirimu ada
disana, ku cari dirimu, tapi tak pernah ketemu" nyanyi Putri yang suaranya
cukup merdu, yang nggak kalah ama Zaskia saat menyanyikan lagu 1000 Alasan.
Terdengar tepukan dan sorakan dari para pengunjung.
Terdengar tepukan dan sorakan dari para pengunjung.
"Seribu
alasan setiap kali ku ajak jalan. Ada saja alasan kau tolak aku dengan
senyuman. Disini aku, ku menunggu kabar darimu" Putri nggak segan
menghampiri pengunjung sambil menyanyi, bikin pengunjung merasa terhibur.
"Senin-Selasa waktunya kuliah, Rabu-Kamis alasannya kerja, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu" sesekali Putri mempraktekkan Goyang Itik, bikin Rafa malu melihatnya dan menutup muka pake buku menu.
"Senin-Selasa waktunya kuliah, Rabu-Kamis alasannya kerja, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu" sesekali Putri mempraktekkan Goyang Itik, bikin Rafa malu melihatnya dan menutup muka pake buku menu.
"Seribu
alasan setiap kali ku ajak jalan. Ada saja alasan kau tolak aku dengan
senyuman. Disini aku, ku menunggu kabar darimu" Putri nggak segan
menghampiri pengunjung sambil menyanyi, bikin pengunjung merasa terhibur.
"Senin-Selasa waktunya kuliah, Rabu-Kamis alasannya kerja, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu" sesekali Putri mempraktekkan Goyang Itik, bikin Rafa malu melihatnya dan menutup muka pake buku menu.
"Senin-Selasa waktunya kuliah, Rabu-Kamis alasannya kerja, Jum'at-Sabtu sampai Minggu kok masih nggak ketemu" sesekali Putri mempraktekkan Goyang Itik, bikin Rafa malu melihatnya dan menutup muka pake buku menu.
"Senin-Selasa
ada meeting kerja, Rabu-Kamis les private ngakunya, Jum'at-Sabtu sampai Minggu
kok masih nggak ketemu?"
Seketika pengunjung bertepuk tangan saat Putri menyelesaikan lagunya.
Seketika pengunjung bertepuk tangan saat Putri menyelesaikan lagunya.
Sementara
Rafa cuma geleng-geleng kepala dengan muka masih tertutup buku menu.
"Terimakasih, mohon seikhlasnya" pinta Putri sambil berkeliling membawa gelas plastik yang disodorkan pada seluruh tamu termasuk Rafa.
"Ayo cepet kasih yang banyak" bisik Putri setengah mengancam saat berdiri di sebelah Rafa.
"Terimakasih, mohon seikhlasnya" pinta Putri sambil berkeliling membawa gelas plastik yang disodorkan pada seluruh tamu termasuk Rafa.
"Ayo cepet kasih yang banyak" bisik Putri setengah mengancam saat berdiri di sebelah Rafa.
"Ini
minta sukarela apa malak ni?" jawab Rafa sambil mengeluarkan dompetnya. Putri cuma nyengir mendengarnya.
Hingga
akhirnya.
"Terimakasih banyak" ucapnya pada seluruh pengunjung yang sudah mau memberikan
"Terimakasih banyak" ucapnya pada seluruh pengunjung yang sudah mau memberikan
uang pada
mereka.
"Ini
buat Adek" ucap Putri seraya menyerahkan semua hasil ngamennya.
"Kakak nggak mau ngambil?" tanya Anak itu pada Putri dan Putri segera menggeleng.
"Kakak nggak mau ngambil?" tanya Anak itu pada Putri dan Putri segera menggeleng.
"Makasih
Kak, berkat Kakak kita bisa membeli nasi" ucapnya.
"Iya
sama-sama. Oh ya, kalian belum makan kan? Ayo ikut Kakak" ajak Putri
sambil menggandeng kedua anak itu menuju ke meja Rafa.
"Kenalin,
ini temen Kakak, namanya Kak Rafael" beritahu Putri sambil menyuruh mereka
berdua duduk di kursinya, sementara Putri duduk disebelah Rafa.
"Siang
Kak?" sapa Anak itu pada Rafa dan Rafa pun tersenyumke arah mereka berdua.
"Siang Dek" jawab Rafa ramah.
"Siang Dek" jawab Rafa ramah.
"Ayo
cepat dimakan, kalo kurang ni masih ada sisa satu lagi hehe" sahut Putri
yang tiba-tiba merebut piring Rafa kemudian memberikan pada mereka berdua.
Rafa: ???
Seketika Rafa
melihat ke arah Putri dan Putri cuma nyengir tanpa merasa bersalah.
Esok
harinya.
"Hehe" senyum Putri saat sudah berdiri di sebelah bangku Rafa.
Melihat hal itu Rafa langsung balik badan duduk membelakangi Putri, sambil menghadap tembok pura-pura menulis pelajaran, secara tempat duduk Rafa disebelah tembok.
"Hehe" senyum Putri saat sudah berdiri di sebelah bangku Rafa.
Melihat hal itu Rafa langsung balik badan duduk membelakangi Putri, sambil menghadap tembok pura-pura menulis pelajaran, secara tempat duduk Rafa disebelah tembok.
"Aduh
jangan gitu donk, hehe" ucap Putri manja saat melihat reaksi Rafa.
"Mau apa lagi?" tanya Rafa ketus sambil terus menulis.
Mendengar hal itu Putri segera duduk di sebelah Rafa.
"Mau apa lagi?" tanya Rafa ketus sambil terus menulis.
Mendengar hal itu Putri segera duduk di sebelah Rafa.
"Pulang
sekolah sibuk nggak?" tanya Putri sambil melihat ke arah Rafa yang terus
memalingkan muka.
"Kenapa?"
tanya Rafa.
"Kita
pergi nonton yuk?" ajak Putri bersemangat.
"Aku
nggak suka nonton" jawab Rafa datar.
"Ayolah?
Hari ini filmnya bagus lho" paksa Putri sambil menarik-narik baju Rafa
dari belakang.
"Males
ah" jawab Rafa sambil benerin bajunya.
Putri
langsung manyun seketika. Tapi tiba-tiba senyum mengembang di bibirnya.
"Eh Mitha! Rafa mau lho kita ajak nonton!" terika Putri tiba-tiba pada Mitha di ujung sana, bikin seisi kelas menoleh ke arah Putri.
Seketika Rafa membungkam mulut Putri dari belakang.
"Eh Mitha! Rafa mau lho kita ajak nonton!" terika Putri tiba-tiba pada Mitha di ujung sana, bikin seisi kelas menoleh ke arah Putri.
Seketika Rafa membungkam mulut Putri dari belakang.
"Apaan
ce?!" bisik Rafa malu.
Sementara Putri cuma nyengir tak bersalah.
Dan akhirnya?
Sementara Putri cuma nyengir tak bersalah.
Dan akhirnya?
Terlihat
mereka bertiga sedang mencari tempat duduk dalam Bioskop.
"Ayo cepet!" Putri menarik tangan Rafa dan menggandengnya karena jalannya ogah-ogahan.
"Nah, kita duduk disini saja" pinta Putri saat ketemu tempat duduk yang strategis agar mereka bisa menikmati film, adegan per adegan.
"Ayo cepet!" Putri menarik tangan Rafa dan menggandengnya karena jalannya ogah-ogahan.
"Nah, kita duduk disini saja" pinta Putri saat ketemu tempat duduk yang strategis agar mereka bisa menikmati film, adegan per adegan.
"Hehe"
Putri tersenyum puas saat sudah duduk di tengah-tengah mereka berdua.
Terlihat Mitha senyam-senyum malu, sementara Rafa manyun abis. Putri melirik kanan-kiri kemudian berdiri.
Rafa: ???
Terlihat Mitha senyam-senyum malu, sementara Rafa manyun abis. Putri melirik kanan-kiri kemudian berdiri.
Rafa: ???
Putri
berjalan melewati Rafa. "Geser dikit donk!" paksa Putri yang sengaja
pindah dari tempat duduknya agar Rafa lebih dekat ama Mitha.
"Apaan ce?!" protesnya, tapi Putri keburu menggesernya sehingga Rafa mau nggak mau duduk disebelah Mitha.
Hingga akhirnya kini Rafa di tengah-tengah mereka.
"Apaan ce?!" protesnya, tapi Putri keburu menggesernya sehingga Rafa mau nggak mau duduk disebelah Mitha.
Hingga akhirnya kini Rafa di tengah-tengah mereka.
"Nah,
ini baru betul" ucap Putri bikin tersenyum malu. "Di jamin filmnya
bagus" ucap Putri ketika melihat tampang BT Rafa.
Selang kemudian. Lampu Bioskop pun dipadamkan pertanda film akan segera dimulai.
Putri paling antusias menyambutnya. Dia nggak sabar ingin menontonnya. Sementara Rafa melirik sinis ke arahnya sambil melipat tangan di dada.
Selang kemudian. Lampu Bioskop pun dipadamkan pertanda film akan segera dimulai.
Putri paling antusias menyambutnya. Dia nggak sabar ingin menontonnya. Sementara Rafa melirik sinis ke arahnya sambil melipat tangan di dada.
Dan film
pun diputar.
"Lho, film apa ini?" tunjuk Putri bingung.
"Lho, film apa ini?" tunjuk Putri bingung.
"Setan"
jawab Rafa singkat saat tau film yang sedang di putar adalah film horor.
"lho,
mana film romantis-romantisnya??" tanya Putri bingung, sementara Rafa dan Mitha
cuma bisa mengangkat bahu.
"HUWAAAAAA...fIlm apaan tu?? Kenapa adegannya di kuburan segala?!!!" teriak Putri heboh sambil menutup matanya.
"Judulnya aja Beranak dalam Kubur" beritahu Rafa.
"HUWAAAAAA...fIlm apaan tu?? Kenapa adegannya di kuburan segala?!!!" teriak Putri heboh sambil menutup matanya.
"Judulnya aja Beranak dalam Kubur" beritahu Rafa.
"Aduh,
kenapa kita bisa menonton film seperti?" jawab Putri takut yang sama
sekali nggak berani lihat ke depan.
"Udah, jangan berisik. Lagian kamu kan yang nyuruh kita kesini?" omel Rafa di sebelah Putri.
"Iya, tapi mestinya kita nonton film romantis. Tapi kenapa yang di puter malah Beranak dalam Kubur? HUWAAAAAA...aku mau pulang, mau pulang" teriak Putri heboh dan berniat melarikan diri.
"Udah, jangan berisik. Lagian kamu kan yang nyuruh kita kesini?" omel Rafa di sebelah Putri.
"Iya, tapi mestinya kita nonton film romantis. Tapi kenapa yang di puter malah Beranak dalam Kubur? HUWAAAAAA...aku mau pulang, mau pulang" teriak Putri heboh dan berniat melarikan diri.
"Mau
kemana kamu?" cegah Rafa seraya menarik Putri.
"Mau
pulang, aku paling nggak demen ama film beginian"ucapnya lagi dan mencoba
kabur.
"Nggak
bisa. Bukannya kamu yang maksa kita ke sini? Jadi sekarang kamu harus nonton
filmnya sampe habis" Rafa sengaja ngerjain Putri. Dia sampe meluk Putri
agar tidak bisa kabur dari sini.
"Lepasin
Raf! Aku pengen pulang" pinta Putri yang bener-bener ketakutan.
"Nggak bisa, pokoknya kamu harus nemenn kita disini" Rafa mendekap Putri dengan erat dengan senyum karena merasa puas sudah ngerjain Putri.
Putri berlindung di dada Rafa karena nggak berani melihat adegan di film itu.
"Nggak bisa, pokoknya kamu harus nemenn kita disini" Rafa mendekap Putri dengan erat dengan senyum karena merasa puas sudah ngerjain Putri.
Putri berlindung di dada Rafa karena nggak berani melihat adegan di film itu.
"Waduh
Put, setannya mau keluar tu" goda Rafa.
"Bodo
ah!" sahut Putri sambil memukul Rafa, bikin Rafa terbahak.
Sementara
Mitha cuma senyam-senyum aja melihat kelakuan Putri.
"Aduh,
aku pengen pulang ni" rengek Putri yang sudah tidak tahan saat mendengar
jeritan ato backsound yang menyeramkan dari film. Rafa cuma
terkekeh.
Hingga akhirnya dia segera ngumpet di bawah kursi sambil menutup telinganya hingga film berakhir.
Rafa terbahak melihatnya.
Hingga akhirnya dia segera ngumpet di bawah kursi sambil menutup telinganya hingga film berakhir.
Rafa terbahak melihatnya.
Film pun
selesai diputar dan lampu kembali dinyalakan. Terlihat Putri
masih ngumpet sambil mewek, bikin Rafa tertawa geli.
Dan tiba-tiba HP Mitha berdering.
Dan tiba-tiba HP Mitha berdering.
"Iya
hallo? Ada apa Ma? Sekarang? Iya-iya Mitha pulang sekarang" jawab Mitha
dan segera menutup telepon.
"Aduh
Put, aku harus pulang sekarang. Nggak apa-apa kan aku pulang duluan? Soalnya
mesti nganterin Mama ku" ucap Mitha pada Putri yang masih ngumpet.
"Iya
nggak apa-apa Mit" jawab Putri.
"Maaf
ya Raf aku pulang duluan" pamit Mitha pada Rafa disebelahnya dan Rafa pun
mengangguk.
Mitha pun
segera pergi. Kini tinggal Rafa dan Putri berdua.
"Mau sampe kapan kamu ngumpet disitu?" tanya Rafa yang melihat Putri masih belum bangun juga.
"Mau sampe kapan kamu ngumpet disitu?" tanya Rafa yang melihat Putri masih belum bangun juga.
"Bukannya
gitu Raf, tapi sekarang kaki ku keram" rengeknya.
"Tolong
bantu aku berdiri" Putri mengulurkan tangan berharap Rafa mau membantunya.
"Kamu
tuh ya, bukan cuma ngeselin tapi juga ngerepotin" omelnya sambil membantu Putri
berdiri.
"Bisa
jalan nggak?" tanya Rafa mencoba memapah Putri. Tapi Putri segera menggeleng karena merasakan
kakinya jadi berat.
Selang
kemudian. Terlihat Rafa
menggendong Putri saat keluar dari Bioskop.
"Aduh, aku baru ingat kalo makanmu lima piring, makanya berat begini" ejek Rafa sambil terhuyung menggendong Putri. Putri manyun mendengarnya.
"Aduh, aku baru ingat kalo makanmu lima piring, makanya berat begini" ejek Rafa sambil terhuyung menggendong Putri. Putri manyun mendengarnya.
"Kalo
nggak ikhlas bilang aja" sahut Putri dari belakang karena sepanjang jalan Rafa
ngomel mulu.
Hingga akhirnya mereka sampai di parkiran.
"Aduh, sumpah! Kayaknya kamu mesti diet deh" ejeknya saat menurunkan Putri disebelah mobilnya. Putri makin manyun mendengarnya.
Hingga akhirnya mereka sampai di parkiran.
"Aduh, sumpah! Kayaknya kamu mesti diet deh" ejeknya saat menurunkan Putri disebelah mobilnya. Putri makin manyun mendengarnya.
Beberapa
saat kemudian. Terlihat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Ini semua juga gara-gara kamu" tunjuk Putri kesal.
"Kok aku?" tanya Rafa bingung.
"Ini semua juga gara-gara kamu" tunjuk Putri kesal.
"Kok aku?" tanya Rafa bingung.
"Kalo
tadi kamu ngebiarin aku pergi nggak mungkin aku jongkok selama itu hingga kaki
ku keram" jawabnya kesal membuang muka.
"Emangnya siapa tadi yang maksa-maksa aku buat nonton? Kamu kan?" sahut Rafa nggak mau kalah.
Hingga akhirnya mereka nggak ada yang mau ngomong karena sama-sama kesal.
"Emangnya siapa tadi yang maksa-maksa aku buat nonton? Kamu kan?" sahut Rafa nggak mau kalah.
Hingga akhirnya mereka nggak ada yang mau ngomong karena sama-sama kesal.
CITTTTT.....
Mobil pun berhenti di lampu merah.
Senyum Putri mulai mengembang saat pengamen menghampirinya. Dia bahkan membuka pintu kaca mobil dengan lebar.
Mobil pun berhenti di lampu merah.
Senyum Putri mulai mengembang saat pengamen menghampirinya. Dia bahkan membuka pintu kaca mobil dengan lebar.
Jreng...jreng... Suara petikan gitar dari pengamen
jalanan
"Tak pernah kah kau sadari, akulah yang kau sakiti" nyanyi pengamen itu bikin Putri manggut-manggut mendengarnya.
Rafa: ???
"Tak pernah kah kau sadari, akulah yang kau sakiti" nyanyi pengamen itu bikin Putri manggut-manggut mendengarnya.
Rafa: ???
"Engkau pergi dengan janjimu yang telah engkau
ingkari" kini Putri mulai ikutan menyanyi.
"Mulai deh kumatnya" gumam Rafa sambil geleng-geleng kepala.
Pengamen itu makin bersemangat menyanyi karena di dukung Putri.
"Mulai deh kumatnya" gumam Rafa sambil geleng-geleng kepala.
Pengamen itu makin bersemangat menyanyi karena di dukung Putri.
"Oh
Tuhan tolonglah aku, hapuskan rasa Cintaku" mereka menyanyi bersama seakan
Judika feat Tantri KOTAK.
"Aku pun ingin di bahagia walau tak bersama diaaaaa" tunjuk Putri pada Rafa.
Rafa: ???
"Aku pun ingin di bahagia walau tak bersama diaaaaa" tunjuk Putri pada Rafa.
Rafa: ???
"Sip!"
Putri tos ama pengamen itu.
Rafa: ???
Rafa: ???
Pengamen
itu pergi sambil melambaikan tangan ke arah Putri setelah menolak uang
pemberian Rafa.
"Kamu
kenal dia?" tanya Rafa yang melihat Putri tampak akrab dengan pengamen
itu.
"Enggak"
jawab Putri enteng.
Rafa: ???
Rafa: ???
Selang
kemudian.
"Aku berhenti disini" pinta Putri dan Rafa segera menepikan mobilnya.
Rafa memperhatikan sebuah Toserba tempat Putri berhenti. "Mau belanja ya?" tanya Rafa.
"Aku berhenti disini" pinta Putri dan Rafa segera menepikan mobilnya.
Rafa memperhatikan sebuah Toserba tempat Putri berhenti. "Mau belanja ya?" tanya Rafa.
"Udah
ditinggal aja, nanti aku pulang sendiri kok" jawab Putri mengalihkan
pembicaraan. Putri segera turun dari mobil.
"Dadah..."
ucap Putri melambaikan tangan kemudian bergegas masuk ke dalam.
Dan Rafa pun pergi.
Tapi di sepanjang perjalanan Rafa masih penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Putri.
Hingga akhirnya dia balik arah dan kembali ke Toserba sebelumnya. Dilihatnya Putri sedang menunggu Taksi dengan membawa banyak barang disebelahnya.
Dan Rafa pun pergi.
Tapi di sepanjang perjalanan Rafa masih penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Putri.
Hingga akhirnya dia balik arah dan kembali ke Toserba sebelumnya. Dilihatnya Putri sedang menunggu Taksi dengan membawa banyak barang disebelahnya.
"Mau
di tunggu sampe kapan pun Taksinya nggak bakalan dateng, udah cepet naik!"
ucap Rafa tanpa melihat ke arah Putri.
"Lho,
bukannya tadi kamu udah pergi?" tanya Putri bingung.
"Udah
cepet masuk!" perintah Rafa.
"Tapi
bawaanku banyak?" jawab Putri dan Rafa segera melirik sebuah kardus besar
dan beberapa kantung plastik disebelah Putri.
Beberapa
saat kemudian. Terlihat Putri masuk ke dalam mobil setelah Rafa membantunya
memasukkan semua barang ke dalam mobil.
"Buat
apaan Snack sebanyak ini? Apa mau kamu makan semuanya?" tanya Rafa setelah
tau isi kantong plastik itu berisi bermacam-macam Snack.
"Ada
deh" jawab Putri tersenyum malu. Rafa cuma
geleng-geleng kepala.
Beberapa
saat kemudian... Mobil Rafa
pun berhenti.
"Dimana ini?" tanya Rafa tengok kanan-kiri.
"Dimana ini?" tanya Rafa tengok kanan-kiri.
"Mau
ikut turun nggak?" ajak Putri dan Rafa pun mengangguk.
Selama
perjalanan Rafa terus saja ngedumel.
"Aduh berat juga, emang isinya apaan ce?" tanya Rafa yang penasaran isi dalam kardus tersebut.
"Aduh berat juga, emang isinya apaan ce?" tanya Rafa yang penasaran isi dalam kardus tersebut.
"Udah
bawa aja nggak usah bawel" sahut Putri di depan, bikin Rafa manyun.
Rafa tengok kanan-kiri. Dilhatnya sebuah kampung kumuh.
Hingga akhirnya mereka berhenti di bangunan semi permanen.
"Hallo semuanya?" sapa Putri ramah.
"Hallo semuanya?" sapa Putri ramah.
Saat
memasuki ruangan yang sudah di penuhi anak-anak kecil yang berpakaian lusuh.
"Hallo Kak Putri?" jawab mereka kompak.
Putri berjalan menghampiri beberapa temannya yang sudah datang lebih dulu. Kira-kira ada lima orang yang sudah berdiri di depan anak-anak ini.
Sementara Rafa terus mengikuti Putri dari belakang.
"Hallo Kak Putri?" jawab mereka kompak.
Putri berjalan menghampiri beberapa temannya yang sudah datang lebih dulu. Kira-kira ada lima orang yang sudah berdiri di depan anak-anak ini.
Sementara Rafa terus mengikuti Putri dari belakang.
"Sudah
bawa Put?" tanya seorang cowok saat Putri menghmpirinya.
"Iya
sudah ku bawa semua" jawab Putri sambil menunjukkan kantong plastik yang
di bawanya plus yang di bawa Rafa.
"Taruh disitu aja Raf" pinta Putri agar Rafa
menaruh kardusnya pada meja yang sudah di sediakan.
"Siapa
dia Put?" tanya cowok itu menatap sinis ke arah Rafa.
"Temen"
jawab Putri yang segera menghampiri Rafa.
"Ini
tempat apa Put?" tanya Rafa sambil melihat sekeliling.
"Rumah
Singgah untuk anak jalanan" jawab Putri seraya membuka isi kardus itu dan
mengeluarkan isinya yang ternyata berisi pakaian.
"Jadi
semua ini buat mereka?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk.
"Biasanya mereka kesini setelah seharian ngamen, ada
juga yang habis bantu orang tuanya jadi pemulung, semuanya kita terima di sini"
ucap Putri dan Rafa pun mengangguk.
"Apa
aja kegiatannya?" tanya Rafa sambil membantu Putri mengeluarkan baju dari
dalam kardus.
"Kita
belajar dan bermain disini, kalo ada rejeki kita bagi-bagi makanan dan pakaian
layak pakai seperti yang kita lakukan sekarang" jawab Putri.
Sementara
diseberang sana ada yang tidak suka akan kehadiran Rafa. Siapa lagi kalo bukan
cowok yang tadi. Dia bernama Aris, yang naksir berat ama Putri, makanya dia
sebel melihat Putri akrab ama cowok lain.
Selang kemudian. Terlihat anak-anak itu berebut saat Putri dan teman-temannya membagikan Snack dan pakaian pada mereka.
Rafa tersenyum melihatnya. Tapi tiba-tiba dia disenggol dengan kasar oleh Aris dan mereka pun saling menata sinis.
Selang kemudian. Terlihat anak-anak itu berebut saat Putri dan teman-temannya membagikan Snack dan pakaian pada mereka.
Rafa tersenyum melihatnya. Tapi tiba-tiba dia disenggol dengan kasar oleh Aris dan mereka pun saling menata sinis.
Beberapa
saat kemudian. Terlihat mereka duduk melingkar bersama-sama memakan nasi
bungkus yang telah di bawa teman-teman Putri sebelumnya.
Rafa tersenyum melihat semua ini. Dia duduk di sebelah Putri tapi tidak ikut makan.
Melihat Rafa tidak makan, Putri segera menyuapinya.
Rafa tersenyum melihat semua ini. Dia duduk di sebelah Putri tapi tidak ikut makan.
Melihat Rafa tidak makan, Putri segera menyuapinya.
"Haaa..."
kata Putri agar Rafa mau membuka mulutnya.
"Apa-apaan
sie Put?" bisik Rafa malu karena semua memerhatikannya.
"Udah
cepet buka mulutnya" perintah Putri, dan terpaksa Rafa pun menurutinya,
bikin semua bersorak melihatnya.
Putri pun
tersenyum, sementara Rafa malu-malu.
Mereka pun makan bersama dengan riang. Kecuali satu orang yaitu Aris yang tidak melihat kejadian itu.
Tanpa sengaja Rafa melihat Aris menatap sinis ke arahnya, dan mereka saling memandang.
Mereka pun makan bersama dengan riang. Kecuali satu orang yaitu Aris yang tidak melihat kejadian itu.
Tanpa sengaja Rafa melihat Aris menatap sinis ke arahnya, dan mereka saling memandang.
Saat
perjalanan pulang dari rumah singgah.
"Cowok yang pake baju merah tadi, namanya siapa put?" tanya Rafa saat di dalam mobil
"Oh yang bantu aku ngasih snack tadi ?" Putri balik tanya dan Rafa pun mengangguk.
"Cowok yang pake baju merah tadi, namanya siapa put?" tanya Rafa saat di dalam mobil
"Oh yang bantu aku ngasih snack tadi ?" Putri balik tanya dan Rafa pun mengangguk.
"Namanya
Aris" jawab Putri. Rafa pun
manggut-manggut
"Kayaknya dia gak suka deh aku deket-deket ama kamu" ucap Rafa.
"Kayaknya dia gak suka deh aku deket-deket ama kamu" ucap Rafa.
"Ah, masa sih?" Putri mencoba berkilah tapi,
aslinya dia tau kalo Aris emang paling gak suka kalo Putri deket-deket ama
cowok lain
"kayakny dia naksir kamu deh, Put" ucap Rafa sambil melirik ke arah Putri yang pura-pura asyik main-in hp nya.
"Ah mana mungkin" jawab Putri dusta Rafa hanya tersenyum datar.
"kayakny dia naksir kamu deh, Put" ucap Rafa sambil melirik ke arah Putri yang pura-pura asyik main-in hp nya.
"Ah mana mungkin" jawab Putri dusta Rafa hanya tersenyum datar.
Esok
harinya.
Terlihat Rafa sedang asyik membaca buku di halaman belakang sekolah. Tempat ini sepi karena jarang di datangi murid, makanya Rafa suka ke tempat ini karena ngggak berisik dan asyik buat baca buku. Terlihat Rafa duduk di bawah sambil bersandar ke tembok, sementara kakinya yang satu diangkat untuk menahan buku yang sedang ia baca, dan kaki yang satu lagi di biarkan selonjoran.
"Oww, ternyata ada di sini? Aku cari dari tadi" kata Putri yang mengagetkan Rafa.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Rafa yang merasa terganggu akan kehadiran Putri.
"Jangan galak gitu dong, aku kan cuma pengen duduk di sini" ucap Putri manyun, kemudian duduk di sebelah Rafa yang masih asyik membaca, meski sesekali melirik ke arah Putri.
Suasana pun hening
"Duh, nyebelin banget sie ni orang!" gumam Putri sambil mengutak atik HP.
"Ada apa?" tanya Rafa yang melihat Putri uring-uringan.
"Ini loh, ada cowok yang terus gangguin aku, padahal dah aku bilang kalo aku dah punya cowok, tapi tetep aja nggak percaya"
Terlihat Rafa sedang asyik membaca buku di halaman belakang sekolah. Tempat ini sepi karena jarang di datangi murid, makanya Rafa suka ke tempat ini karena ngggak berisik dan asyik buat baca buku. Terlihat Rafa duduk di bawah sambil bersandar ke tembok, sementara kakinya yang satu diangkat untuk menahan buku yang sedang ia baca, dan kaki yang satu lagi di biarkan selonjoran.
"Oww, ternyata ada di sini? Aku cari dari tadi" kata Putri yang mengagetkan Rafa.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Rafa yang merasa terganggu akan kehadiran Putri.
"Jangan galak gitu dong, aku kan cuma pengen duduk di sini" ucap Putri manyun, kemudian duduk di sebelah Rafa yang masih asyik membaca, meski sesekali melirik ke arah Putri.
Suasana pun hening
"Duh, nyebelin banget sie ni orang!" gumam Putri sambil mengutak atik HP.
"Ada apa?" tanya Rafa yang melihat Putri uring-uringan.
"Ini loh, ada cowok yang terus gangguin aku, padahal dah aku bilang kalo aku dah punya cowok, tapi tetep aja nggak percaya"
"Sebel
deh" kata Putri kesal.
"Emang kamu udah punya cowok?" tanya Rafa melihat ke arah Putri, Putri pun menggeleng.
"Emang kamu udah punya cowok?" tanya Rafa melihat ke arah Putri, Putri pun menggeleng.
"Trus
kenapa kamu bilang seperti itu ama dia?" tanya Rafa.
"Biar dia nggak ngejar-ngejar aku lagi, tapi dia tetep aja nggak percaya" Putri manyun.
"Apa si Aris itu?" tebak Rafa.
"Bukan, tapi si Nino, cowok nggak jelas" jawab Putri manyun.
"Wah, Putri punya penggemar nih" goda Rafa.
"Au ah!" jawab Putri BT. Rafa tersenyum melihatnya.
"Apa perlu bantuanku?" tanya Rafa tersenyum.
"Biar dia nggak ngejar-ngejar aku lagi, tapi dia tetep aja nggak percaya" Putri manyun.
"Apa si Aris itu?" tebak Rafa.
"Bukan, tapi si Nino, cowok nggak jelas" jawab Putri manyun.
"Wah, Putri punya penggemar nih" goda Rafa.
"Au ah!" jawab Putri BT. Rafa tersenyum melihatnya.
"Apa perlu bantuanku?" tanya Rafa tersenyum.
"Bantuan?
Bantuan apa?" tanya Putri bingung dan Rafa segera membisikkan sesuatu, dan
Putri pun manggut-manggut senang.
"Bagaimana?" tanya Rafa melihat ke arah Putri.
"Sip!" jawab Putri tanda setuju.
"Bagaimana?" tanya Rafa melihat ke arah Putri.
"Sip!" jawab Putri tanda setuju.
Selang
kemudian.
"Iya hallo, ada apa Put? Kok tumben hubungin aku?" jawab Nino berbunga.
"Kamu lagi ngapain Ni?" tanya Putri basa-basi, sementara Rafa nguping disebelah Putri.
"Lagi istirahat ni Put, kalo kamu?" tanya Nino balik.
"Iya hallo, ada apa Put? Kok tumben hubungin aku?" jawab Nino berbunga.
"Kamu lagi ngapain Ni?" tanya Putri basa-basi, sementara Rafa nguping disebelah Putri.
"Lagi istirahat ni Put, kalo kamu?" tanya Nino balik.
"Oww"
jawab Putri yang kemudian memukul Rafa disebelahnya untuk ngasih aba-aba agar
dia memulai rencananya.
"Hem-ehem. Sayang, lagi telpon-telponan ama siapa sie?" Rafa mulai bersandiwara menjadi pacarnya Putri.
"Eh, bukan siapa-siapa kok Yang" jawab Putri akting sambil HPnya di loudspeaker agar Rafa bisa mendengar suara Nino.
"Hem-ehem. Sayang, lagi telpon-telponan ama siapa sie?" Rafa mulai bersandiwara menjadi pacarnya Putri.
"Eh, bukan siapa-siapa kok Yang" jawab Putri akting sambil HPnya di loudspeaker agar Rafa bisa mendengar suara Nino.
"Lho
Put? Yang barusan suara siapa? tanya Nino sewot.
"Yang mana? Oww yang barusan? Itu pacarku" jawab Putri manahan tawa.
"Pacar?" sahut Nino nggak percaya.
"Yang mana? Oww yang barusan? Itu pacarku" jawab Putri manahan tawa.
"Pacar?" sahut Nino nggak percaya.
"Lagi ngobrol ama siapa sih Yang?" tanya Rafa
sambil merangkul Putri biar lebih meyakinkan lagi aktingnya meski si Nino nggak
bisa liat mereka berdua.
"Temen kok Yang" jawab Putri yang juga ikutan merangkul Rafa.
"Coba aku liat" pinta Rafa. Putri segera memberikan HPnya ke Rafa.
"Hallo?" Rafa pura-pura memastikan.
"Hallo" jawab Nino sewot.
"Temen kok Yang" jawab Putri yang juga ikutan merangkul Rafa.
"Coba aku liat" pinta Rafa. Putri segera memberikan HPnya ke Rafa.
"Hallo?" Rafa pura-pura memastikan.
"Hallo" jawab Nino sewot.
"Suara
cowok?" Rafa bertanya pada Putri.
"Aduh, cuma temen kok Yang" sahut Putri.
"Ini siapa ya?" tanya Nino sewot.
"Aduh, cuma temen kok Yang" sahut Putri.
"Ini siapa ya?" tanya Nino sewot.
"Aku
pacarnya Putri, ini siapa ya?" Rafa balik tanya, sementara Putri mencoba
mendengarkan dengan seksama.
"Sejak kapan kamu pacaran ama Putri?" tanya Nino.
"Udah lama" jawab Rafa sok yakin.
"Sejak kapan kamu pacaran ama Putri?" tanya Nino.
"Udah lama" jawab Rafa sok yakin.
"Emm,
kita saling mencintai, bener kan sayang?" jawab Rafa memandang ke arah Putri.
"He'em, aku sangat mencintaimu" sahut Putri memeluk erat Rafa dan Rafa pun membalasnya.
"He'em, aku sangat mencintaimu" sahut Putri memeluk erat Rafa dan Rafa pun membalasnya.
"Apakah
kamu bahagia bersamanya Put?" tanya Nino.
"Tentu" jawab Putri dan tiba-tiba mencium pipi Rafa.
"Emmmmmuachhh"
Rafa: ???
"Tentu" jawab Putri dan tiba-tiba mencium pipi Rafa.
"Emmmmmuachhh"
Rafa: ???
"Cukup"
sahut Nino yang nggak tahan mendengarnya.
"Sekarang aku udah tau semuanya dan maaf kalo aku sudah hadir diantara kalian" ucap Nino dan segera menutup teleponnya, bikin Rafa dan Putri terbahak.
Saat Putri masih belum berhenti tertawa, Rafa diam-diam memperhatikannya.
"Sekarang aku udah tau semuanya dan maaf kalo aku sudah hadir diantara kalian" ucap Nino dan segera menutup teleponnya, bikin Rafa dan Putri terbahak.
Saat Putri masih belum berhenti tertawa, Rafa diam-diam memperhatikannya.
"Kenapa
kamu tadi mencium pipiku?" tanya Rafa.
"Kapan?" jawab Putri yang mendadak amnesia.
"Ahh sudahlah, lupakan saja" ucap Rafa saat melihat Putri berusaha mengingatnya.
Dan mereka pun tertawa bersama mengingat kejadian barusan.
"Kapan?" jawab Putri yang mendadak amnesia.
"Ahh sudahlah, lupakan saja" ucap Rafa saat melihat Putri berusaha mengingatnya.
Dan mereka pun tertawa bersama mengingat kejadian barusan.
Esok
harinya. Saat berangkat sekolah.
"Kayak si Putri tu?" batin Rafa saat melihat seorang cewek berjalan sendirian di depannya.
Siapa lagi coba yang suka jalan sambil tengok kanan-kiri menyapa orang-orang meskipun nggak kenal. Sok eksis banget kan? Tapi memang itulah Putri. Cewek ramah ama semua orang meskipun nggak kenal.
"Kayak si Putri tu?" batin Rafa saat melihat seorang cewek berjalan sendirian di depannya.
Siapa lagi coba yang suka jalan sambil tengok kanan-kiri menyapa orang-orang meskipun nggak kenal. Sok eksis banget kan? Tapi memang itulah Putri. Cewek ramah ama semua orang meskipun nggak kenal.
Cara
jalannya percaya diri gitu. Tapi bukan percaya diri ala-ala Putri Indonesia ato
Miss World, tapi lebih tepatnya ala-ala Preman gitu deh yang nggak takut apapun
selama dia benar.
TIN...TINNN....
Rafa membunyikan klakson dibelakang Putri, tapi Putri terus saja berjalan tanpa memperdulikannya.
TIN...TINNN....
Rafa membunyikan klakson dibelakang Putri, tapi Putri terus saja berjalan tanpa memperdulikannya.
TIN...TINNN...
Rafa membunyikan klakson dengan kesal tapi tetap saja nggak di gubris.
Hingga akhirnya?
Rafa membunyikan klakson dengan kesal tapi tetap saja nggak di gubris.
Hingga akhirnya?
"Woiii...!
Zaskia KW...!!!" teriak Rafa sambil mengeluarkan kepalanya dari balik kaca
mobil karena saking kesalnya di cueki.
"Kayak ada yang ngomong?" gumam Putri sambil tengok kanan-kiri mencari sumber suara. Hingga akhirnya dia menoleh ke belakang. Dilhatnya Rafa sudah pasang tampang muka super BT. "Eh Rafael, sejak kapan ada disitu? Hehe" Putri pun menghampirinya.
"Sebelum Masehi!" jawab Rafa kesal dengan muka jutek.
"Kayak ada yang ngomong?" gumam Putri sambil tengok kanan-kiri mencari sumber suara. Hingga akhirnya dia menoleh ke belakang. Dilhatnya Rafa sudah pasang tampang muka super BT. "Eh Rafael, sejak kapan ada disitu? Hehe" Putri pun menghampirinya.
"Sebelum Masehi!" jawab Rafa kesal dengan muka jutek.
"Kenapa marah? Aku kan tanya baik-baik" ucap Putri yang tengah berdiri disebelah mobil Rafa.
"Tanganku
sampe pegel bunyiin klakson tau nggak?" Rafa langsung buang muka karena
kesal.
"Klakson?" Putri mencoba mengingat. "Oww, jadi yang dari tadi bunyiin klakson itu kamu?" tunjuk Putri.
"Bukan, tapi Tukang Bakso! Haduhhh, kenapa ya tiap ketemu kamu selalu bikin emosi?" kesal Rafa.
"Klakson?" Putri mencoba mengingat. "Oww, jadi yang dari tadi bunyiin klakson itu kamu?" tunjuk Putri.
"Bukan, tapi Tukang Bakso! Haduhhh, kenapa ya tiap ketemu kamu selalu bikin emosi?" kesal Rafa.
"Ya
ku pikir orang iseng lagi godain cewek gitu" sesal Putri.
"Setidaknya peka dikit kek" sahut Rafa kesal.
"Aku kan bukan tipe cewek yang suka GR-an" jawab Putri sok imut.
"Setidaknya peka dikit kek" sahut Rafa kesal.
"Aku kan bukan tipe cewek yang suka GR-an" jawab Putri sok imut.
"Apa
mesti ku lempar tulang dulu baru kamu mau menoleh, hah?!" tanya Rafa
sewot.
"Tulang?" gumam Putri. "Hey, memangnya kamu pikir aku Guk-guk kamu lempar tulang!" Putri memukul mobil Rafa karena kesal.
"Udah cepet masuk, entar keburu telat" pinta Rafa tanpa melihat ke arah Putri.
"Tulang?" gumam Putri. "Hey, memangnya kamu pikir aku Guk-guk kamu lempar tulang!" Putri memukul mobil Rafa karena kesal.
"Udah cepet masuk, entar keburu telat" pinta Rafa tanpa melihat ke arah Putri.
Putri
masih nggak terima dia di samain ama Guk-guk. Hingga akhirnya, dia menendang
ban mobil Rafa dengan kesal kemudian masuk ke dalam mobil.
Sepanjang perjalanan mereka saling memalingkan muka karena kesal.
Putri terus saja memandang keluar jendela. Hingga akhirnya, tanpa sengaja dia melihat seorang Loper koran tua yang lumpuh.
Sepanjang perjalanan mereka saling memalingkan muka karena kesal.
Putri terus saja memandang keluar jendela. Hingga akhirnya, tanpa sengaja dia melihat seorang Loper koran tua yang lumpuh.
Bapak-bapak
yang sudah renta. Dia menjajakan korannya sambil duduk di atas Trotoar karena
lumpuh, meski begitu banyak pengendara yang cuma lewat doang tanpa mau membeli
korannya. Mereka lebih memilih beli koran pada Loper yang menjajakan ke
tengah-tengah jalan, mungkin karena lebih praktis. Dari pada harus menghentikan
mobilnya dan nyamperin Loper koran lumpuh itu. Haduhhh, bisa telat nanti.
Putri terus memperhatikannya. Hingga akhirnya?
"STOPPP...!!!" teriak Putri tiba-tiba, bikin Rafa ngerem mendadak.
"Haduhhh, kamu ini kenapa sih?" Rafa uring-uringan.
Putri terus memperhatikannya. Hingga akhirnya?
"STOPPP...!!!" teriak Putri tiba-tiba, bikin Rafa ngerem mendadak.
"Haduhhh, kamu ini kenapa sih?" Rafa uring-uringan.
"Kamu
duluan aja nggak apa-apa, dan aku titip tas ya" jawab Putri yang segera
keluar dari mobil setelah melemparkan tasnya ke arah Rafa.
"Lho Put, mau kemana? Put..Put..Putriiiiii..." panggil Rafa tapi Putri sudah berlari ke Loper koran itu.
Putri mendekatinya dan mencoba berpura-pura membeli.
"Lho Put, mau kemana? Put..Put..Putriiiiii..." panggil Rafa tapi Putri sudah berlari ke Loper koran itu.
Putri mendekatinya dan mencoba berpura-pura membeli.
"Koran
Neng?" Loper itu menawarkan koran dengan senang.
"Oh, iya" jawab Putri sambil pura-pura membaca koran.
Loper itu bersemangat menunjukkan beberapa koran ke arah Putri.
"Oh, iya" jawab Putri sambil pura-pura membaca koran.
Loper itu bersemangat menunjukkan beberapa koran ke arah Putri.
"Kenapa
korannya masih banyak Pak?" tanya Putri pura-pura memilih koran.
"Belum ada yang laku Neng" jawabnya lirih.
"Oww, mau aku bantu menjualnya Pak?" tanya Putri.
"Belum ada yang laku Neng" jawabnya lirih.
"Oww, mau aku bantu menjualnya Pak?" tanya Putri.
"Maksudnya
Neng?" jawab Loper itu bingung.
"Bapak di sini saja, biar aku yang menjual semua koran-koran ini, nggak apa-apa kan Pak?" senyum Putri sambil membawa semua koran yang ada.
"Tapi Neng?" Loper koran belum selesai ngomong, si Putri udah pergi sambil berlari ke arah lampu merah yang nggak jauh dari tempat mangkal Loper itu.
"Bapak di sini saja, biar aku yang menjual semua koran-koran ini, nggak apa-apa kan Pak?" senyum Putri sambil membawa semua koran yang ada.
"Tapi Neng?" Loper koran belum selesai ngomong, si Putri udah pergi sambil berlari ke arah lampu merah yang nggak jauh dari tempat mangkal Loper itu.
Sementara
Rafa terus memperhatikannya dari dalam mobil.
Sejenak Putri berdiri di atas Trotoar menunggu lampu merah menyala. Dan saat lampu sudah berganti warna, Putri segera berlari ke tengah jalan menjajakan koran yang dibawanya. "Koran...koran...koran...!!!" Putri dengan cekatan menghampiri beberapa mobil. "Korannya Pak?" Putri menawarkan ke semua mobil yang berhenti.
"Aduh, Lopernya manis sekali" goda beberapa pengendara dan sesekali mereka mencolek-coleknya
Sejenak Putri berdiri di atas Trotoar menunggu lampu merah menyala. Dan saat lampu sudah berganti warna, Putri segera berlari ke tengah jalan menjajakan koran yang dibawanya. "Koran...koran...koran...!!!" Putri dengan cekatan menghampiri beberapa mobil. "Korannya Pak?" Putri menawarkan ke semua mobil yang berhenti.
"Aduh, Lopernya manis sekali" goda beberapa pengendara dan sesekali mereka mencolek-coleknya
"Makanya
beli dong Pak" sahut Putri dan mereka pun membelinya.
"Butuh biaya buat sekolah ya Neng?" tanya beberapa pengendara saat melihat Putri masih mengenakan seragam putih abu-abu.
"Iya, makanya beli dong Pak" sahut Putri dan mereka pun beli.
"Butuh biaya buat sekolah ya Neng?" tanya beberapa pengendara saat melihat Putri masih mengenakan seragam putih abu-abu.
"Iya, makanya beli dong Pak" sahut Putri dan mereka pun beli.
Hingga
akhirnya, semua koran telah habis terjual.
"Syukurlah" ucap Putri bahagia. Dia pun segera berlari ke arah Loper koran. "Ini Pak hasil dari penjualan hari ini" Putri memberikan semua uangnya pada Loper itu.
Loper koran itu menerimanya dengan mata berkaca-kaca. "Alhamdulillah ya Allah, belum pernah koran ku habis seperti hari ini. Terima kasih Neng. Oh ya, ini sedikit buat Neng karena sudah membantu saya hari ini" Bapak itu segera mengambil beberapa uang dan menyerahkannya pada Putri.
"Syukurlah" ucap Putri bahagia. Dia pun segera berlari ke arah Loper koran. "Ini Pak hasil dari penjualan hari ini" Putri memberikan semua uangnya pada Loper itu.
Loper koran itu menerimanya dengan mata berkaca-kaca. "Alhamdulillah ya Allah, belum pernah koran ku habis seperti hari ini. Terima kasih Neng. Oh ya, ini sedikit buat Neng karena sudah membantu saya hari ini" Bapak itu segera mengambil beberapa uang dan menyerahkannya pada Putri.
"Nggak
usah Pak, di simpan aja, saya ikhlas kok membantu Bapak" tolak Putri.
"Makasih Neng, makasih" ucap Bapak itu terisak.
"Makasih Neng, makasih" ucap Bapak itu terisak.
Putri pun
mengangguk dan dia pun segera berdiri. Tiba-tiba
ada yang menyodorkan air mineral ke arah Putri. Putri pun menoleh. Dilihatnya Rafa
sudah tersenyum ke arahnya sambil menyodorkan air mineral padanya.
"Makasih
ya" ucap Putri seraya mengambil air mineral itu kemudian meminumnya.
Saat dia tengah asyik minum tiba-tiba dia teringat sesuatu.
Saat dia tengah asyik minum tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Kenapa
kamu masih ada di sini?
Bukannya tadi kamu sudah ku suruh berangkat?" tanya Putri tapi Rafa tidak
menjawab. "Oh ya, jam berapa sekarang?" seketika Putri melihat ke
arah jam tangan.
"Hah,
sudah jam segini!" pekik Putri dan dia pun segera berlari sambil menarik Rafa
agar bergegas pergi.
Beberapa
saat kemudian. Terlihat Putri berlari sambil menggandeng tangan Rafa menuju
ruang kelas.
"Maaf
Pak, kami terlambat" sesal Putri ketika Pak Guru sudah mulai mengajar.
"Sudah jam berapa ini? Cepat berdiri di depan kelas!" bentaknya geleng-geleng kepala.
Mereka pun akhirnya berdiri di depan kelas.
"Sudah jam berapa ini? Cepat berdiri di depan kelas!" bentaknya geleng-geleng kepala.
Mereka pun akhirnya berdiri di depan kelas.
"Maaf
ya, gara-gara aku, kamu jadi dihukum" sesal Putri menunduk.
Rafa tidak menjawabnya. Kepalanya bersandar ke tembok dan diam-diam memandang Putri dari samping sambil tersenyum. Dilihatnya cewek hebat di sebelahnya dan tanpa sadar ada perasaan kagum padanya.
Rafa tidak menjawabnya. Kepalanya bersandar ke tembok dan diam-diam memandang Putri dari samping sambil tersenyum. Dilihatnya cewek hebat di sebelahnya dan tanpa sadar ada perasaan kagum padanya.
"Nanti
pulang bareng yuk?" ajak Rafa tersenyum ke arah Putri. Seketika Putri
menoleh dan Rafa pun tersenyum ke arahnya.
Saat
pulang sekolah. Putri sengaja menunggu Rafa agak jauh dari area sekolah. Dia
berdiri di sebuah halte sambil melihat orang lalu lalang. Dan tanpa sengaja Putri
melihat seekor kucing kecil diseberang jalan. Hatinya terhenyak melihat kondisi
kucing kecil itu. Badannya kurus, bulunya dekil, dan jalannya agak pincang gitu
deh. Putri berdiri mematung melihatnya.
Dan nggak lama kemudian dari arah lain terlihat 5 cowok masih pake seragam SMA sedang bersenda gurau di tengah jalan. Dan tanpa sadar salah satu dari mereka tersandung kucing kecil itu hingga hampir jatuh. "Kucing sialan!" bentaknya kemudian menendang kucing itu sejauh mungkin.
"Haha" terdengar yang lain terbahak melihatnya.
Dan nggak lama kemudian dari arah lain terlihat 5 cowok masih pake seragam SMA sedang bersenda gurau di tengah jalan. Dan tanpa sadar salah satu dari mereka tersandung kucing kecil itu hingga hampir jatuh. "Kucing sialan!" bentaknya kemudian menendang kucing itu sejauh mungkin.
"Haha" terdengar yang lain terbahak melihatnya.
Karena
merasa menarik, yang lainnya pun ikut menendang kucing. Malah itu bak bermain
Sepak Bola.
"Haha" terdengar gelak tawa mereka sambil mengoper kucing malang itu kesana kemari.
"Meong" suara lirih kucing malang itu.
"Haha" terdengar gelak tawa mereka sambil mengoper kucing malang itu kesana kemari.
"Meong" suara lirih kucing malang itu.
Tanpa
terasa mata Putri berkaca-kaca melihatnya.
"HENTIKANNN...!!!"
teriak Putri sekuat tenaga berusaha menghentikan kelakuan mereka berlima, tapi
karena bising dengan suara kendaraan yang lalu lalang di jalan raya mereka
tidak mendengarnya. Putri segera berlari menyeberangi jalan, bahkan dia hampir
saja tertabrak mobil.
Semetara dari arah lain terlihat Rafa barusan datang.
Semetara dari arah lain terlihat Rafa barusan datang.
"Lho,
Putri mau kemana?" batin Rafa bingung saar melihat Putri menyeberang kayak
orang lagi frustasi sambil menangis.
"Put,
Putriiii...!!!" panggil Rafa dari dalam mobil dan sengaja mengeluarkan
kepalanya agar Putri bisa mendengarnya, tapi Putri tetap saja menyeberang
karena tidak mendengarnya.
"Iya
golll...haha" teriak salah satu dari mereka bangga saat berhasil menendang
kucing itu hingga masuk ke dalam Got..
Mereka saling tos bangga sambil terbahak.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN??!!" bentak Putri kesal.
Mereka saling tos bangga sambil terbahak.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN??!!" bentak Putri kesal.
Putri
segera melihat kondisi kucing malang itu di dalam Got. Dilihatnya kucing itu
sudah menggigil kedinginan. Putri segera meraihnya dengan tangannya sendiri
sambil terisak, padahal Got itu baunya minta ampun. Setelah berhasil
menyelamatkannya, Putri segera memindahkan kucing itu ke tepi.
"Mau jadi Pahlawan kesiangan ya?" bentak salah satu dari mereka ke arah Putri.
Putri segera menoleh dengan tatapan sinis.
"Mau jadi Pahlawan kesiangan ya?" bentak salah satu dari mereka ke arah Putri.
Putri segera menoleh dengan tatapan sinis.
Melihat
hal itu Rafa segera menyusul Putri, takut terjadi apa-apa ama Putri, tapi dia
kesulitan menyeberang karena padatnya kendaraan.
Hingga akhirnya, Putri segera menghajar mereka berlima. Bukan cuma dihajar, tapi Putri juga menendang, membanting, menjambak, menginjak, dan membenturkan kepala mereka ke tembok. Hingga akhirnya Putri menendang mereka semua masuk ke dalam Got.
Putri segera menghampiri mereka.
Hingga akhirnya, Putri segera menghajar mereka berlima. Bukan cuma dihajar, tapi Putri juga menendang, membanting, menjambak, menginjak, dan membenturkan kepala mereka ke tembok. Hingga akhirnya Putri menendang mereka semua masuk ke dalam Got.
Putri segera menghampiri mereka.
"Sekarang
kamu tau kan gimana rasanya masuk Got?" ucap Putri kesal sambil menjambak
rambut seseorang yang tadi sudah menendang kucing itu hingg masuk ke dalam Got.
Dan
mereka pun nyungsep berhimpitan di dalam Got yang bau.
"Meong" suara lirih kucing malang itu lemah.
Mendengar hal itu Putri segera menghampirinya sambil menangis. Melihat kondisi kucing yang mengenaskan Putri segera mengambil air mineral yang tadi pagi di kasih Rafa di dalam tas.
"Meong" suara lirih kucing malang itu lemah.
Mendengar hal itu Putri segera menghampirinya sambil menangis. Melihat kondisi kucing yang mengenaskan Putri segera mengambil air mineral yang tadi pagi di kasih Rafa di dalam tas.
"Ayo
cepat minum" ucap Putri gemeteran menuangkan air ke dalam tangannya agar
kucing itu bisa meminumnya.
Putri pun
terisak saat melihat kucing itu segera menjilati air yang ada ditangannya. Dan
tanpa disadari Putri, ternyata Rafa sudah berdiri di belakang Putri melihat
semua kejadian tadi.
Beberapa
saat kemudian.
Sepanjang perjalanan Putri terisak sambil terus mengelus kucing dipangkuannya. Nggak dipedulikan bajunya kotor ato bau karena kucing itu. Sesekali Rafa meliriknya dengan kagum.
Sepanjang perjalanan Putri terisak sambil terus mengelus kucing dipangkuannya. Nggak dipedulikan bajunya kotor ato bau karena kucing itu. Sesekali Rafa meliriknya dengan kagum.
"Cepat
carikan aku Salon" pinta Putri tiba-tiba.
"Salon? Mau apa Put? Apa mau potong rambut?" tanya Rafa bingung.
"Udah nggak usah banyak tanya, cepat carikan aku Salon!" jawab Putri ketus.
"Salon? Mau apa Put? Apa mau potong rambut?" tanya Rafa bingung.
"Udah nggak usah banyak tanya, cepat carikan aku Salon!" jawab Putri ketus.
"I..i-iya"
sahut Rafa gugup.
Ya begitulah Putri. Kalo hatinya lagi sensitif, dia bis berubah jadi judes dan uring-uringan, bahkan lebih parah dari pada cewek yang lagi PMS.
Sementara di tempat lain. Terlihat seorang Banci sedang sibuk menata peralatan Salonnya. Ini hari pertama dia buka Salon setelah kemarin dia berurusan ama Satapiol PP gara-gara merayakan pembukaan Salon dengan mendatangkan Orkes Melayu sampe Shubuh. Gembar-gembornya sih katanya dia ngundang si Goyang Itik Zaskia, eh nggak taunya yang datang malah goyang mentok alias teman sejawat dia, siapa lagi kalo buka Banci-Banci yuk maree...
Ya begitulah Putri. Kalo hatinya lagi sensitif, dia bis berubah jadi judes dan uring-uringan, bahkan lebih parah dari pada cewek yang lagi PMS.
Sementara di tempat lain. Terlihat seorang Banci sedang sibuk menata peralatan Salonnya. Ini hari pertama dia buka Salon setelah kemarin dia berurusan ama Satapiol PP gara-gara merayakan pembukaan Salon dengan mendatangkan Orkes Melayu sampe Shubuh. Gembar-gembornya sih katanya dia ngundang si Goyang Itik Zaskia, eh nggak taunya yang datang malah goyang mentok alias teman sejawat dia, siapa lagi kalo buka Banci-Banci yuk maree...
"Ahh,
semoga ada pelanggan yang datang" harapnya saat sedang asyik menata
shampoo dan perlengkapan lainnya.
Tiba-tiba?
BRAKKK...
Putri membuka pintu Salon dengan cepat, kemudian di susul Rafa di belakangnya.
Tiba-tiba?
BRAKKK...
Putri membuka pintu Salon dengan cepat, kemudian di susul Rafa di belakangnya.
"Eh,
pengunjung pertama datang" sapanya ramah. "Ada yang bisa Eke
bantu?" tanyanya sok imut.
"Cepat bikin kucing gue cakeo kayak Lee Min Ho" pinta Putri sambil menyodorkan kucingnya.
Banci: ???
"Cepat bikin kucing gue cakeo kayak Lee Min Ho" pinta Putri sambil menyodorkan kucingnya.
Banci: ???
"EMAAAKKK...!!!"
teriaknya seketika sambil loncat ke atas meja karena geli. "Eh, gila lo!
Emangnya Salon Eke Salon hewan apa?!" katanya sewot.
"Bisa nggak?" tanya Putri lagi.
"Ihh, jijay nek, nanti tangan Eke bisa gatel-gatel megang tu Meong" jawabnya atut.
"Bisa nggak?" tanya Putri lagi.
"Ihh, jijay nek, nanti tangan Eke bisa gatel-gatel megang tu Meong" jawabnya atut.
"Ah,
kelamaan" sahut Putri yang segera berjalan menuju ke tempat keramas.
"Eh, mau ngapain lo?" tanya Banci itu saat Putri mulai menyiramkan air secara perlahan ke tubuh kucing.
"Berisik! Kalo mau cepet, bantu sini" tunjuk Putri pada Kucing.
"Eh, mau ngapain lo?" tanya Banci itu saat Putri mulai menyiramkan air secara perlahan ke tubuh kucing.
"Berisik! Kalo mau cepet, bantu sini" tunjuk Putri pada Kucing.
"Ihh,
ogah Cyin" jawabnya geli.
Putri segera mencari Shampoo. Setelah ketemu, langsung dia pake untuk ngeramasin tu kucing sampe berbusa.
Banci&Rafa: ???
Putri segera mencari Shampoo. Setelah ketemu, langsung dia pake untuk ngeramasin tu kucing sampe berbusa.
Banci&Rafa: ???
Putri
membersihkan semua kotoran yang menempel dibulunya kemudian membilasnya sampe
bersih. Dia segera mencari handuk dan pengering untuk
mengeringkan bulunya.
Banci&Rafa: ???
Banci&Rafa: ???
Setelah
bulunya kering, Putri segera menyisirnya hingga rapi, bahkan menambahkan poni
biar kelihatan cakep kaya Lee Min Ho.
Banci&Rafa: ???
"Nah, begini baru cakep, dah pantes kalo misal di bawa buat nonton Music Bank" gumam Putri bangga.
Banci&Rafa: ???
"Nah, begini baru cakep, dah pantes kalo misal di bawa buat nonton Music Bank" gumam Putri bangga.
Banci dan
Rafa saling memandang bingung.
"Cakep sih cakep, tapi lo udah bikin Salon Eke berantakan cyin" sahut tu Banci nggak terima.
"Berapa semuanya? Pake ini bisa nggak?" tanya Putri sambil mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompetnya.
"Cakep sih cakep, tapi lo udah bikin Salon Eke berantakan cyin" sahut tu Banci nggak terima.
"Berapa semuanya? Pake ini bisa nggak?" tanya Putri sambil mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompetnya.
"Apaan
nih? KTAPI ya?" tanya tu Banci sambil membolak-balikkan kartu kredit itu.
"Tinggal gesek aja" sahut Putri.
"Gesek?" pikirnya bingung.
"Tinggal gesek aja" sahut Putri.
"Gesek?" pikirnya bingung.
"Haduh,
kalo nggak bisa pake ini aja" Putri segera mengeluarkan sebuah cek.
"Berapa semuanya? Biar ku tulis disini" tanya Putri bersiap-siap
menulis angka nominalnya.
"Apaan tuh? Kwitansi ya? tanya tu Banci.
"1 juta kurang?" tanya Putri bersiap menulis.
"Apaan tuh? Kwitansi ya? tanya tu Banci.
"1 juta kurang?" tanya Putri bersiap menulis.
"Eh?"
pekik tu Banci kaget.
"Baiklah, 2 juta kalo gitu" Putri segera menulisnya.
"Maksud Eke sejuta udah kebanyakan, eh ini malah ditambah lagi" jawab tu Banci sambil melirik ke arah cek.
"Baiklah, 2 juta kalo gitu" Putri segera menulisnya.
"Maksud Eke sejuta udah kebanyakan, eh ini malah ditambah lagi" jawab tu Banci sambil melirik ke arah cek.
Putri segera
menyobeknya dan menyerahkan padanya.
"ini beneran bisa dituker ama uang?" tanya tu Banci. Putri segera mengangguk, "alhamdulillah ya allah ini
namanya musibah membawa berkah haha" katanya riang.
Raput:???
Raput:???
Beberapa saat kemudian...
Sepanjang perjalanan, senyum Putri terus mengembang saat
melihat kucing di pangkuannya udah cakep kayak Lee Min Ho. Rafa tersenyum
melihatny
"oh iya apa kamu pernah menjuarai lomba taekwondo ato karate?" tanya Rafa kemudian
"gak pernah" Putri pun menggeleng sambil terus mengelus kucing di pangkuannya
"apa kamu pemegang sabuk hitam?" tanya Rafa lagi
"enggak" jawaban yang sama dari Putri
"trus kok bisa kamu mengalahkan mereka ber-5 dengan mudah?" tanya Rafa mengenai bentrokan antara Putri vs 5 cwok brengsek tadi
"oww itu karena ku udah pengalaman selama 3tahun ikut tawuran di jalan" jwb Putri enteng
Rafa : ???
"oh iya apa kamu pernah menjuarai lomba taekwondo ato karate?" tanya Rafa kemudian
"gak pernah" Putri pun menggeleng sambil terus mengelus kucing di pangkuannya
"apa kamu pemegang sabuk hitam?" tanya Rafa lagi
"enggak" jawaban yang sama dari Putri
"trus kok bisa kamu mengalahkan mereka ber-5 dengan mudah?" tanya Rafa mengenai bentrokan antara Putri vs 5 cwok brengsek tadi
"oww itu karena ku udah pengalaman selama 3tahun ikut tawuran di jalan" jwb Putri enteng
Rafa : ???
Beberapa hari kemudian, Rafa sama sekali tidak melihat
Putri
"kemana tu anak tumben gak kliatan?" batinnya yang mulai merasa kehilangan, dengan ragu dia menghampiri tempat duduk Mitha.
"eh Rafael, tumben ada apa?" tanya Mitha karena gak biasanya Rafa mau nyamperin dia
"e...itu kenapa dari kmrn gk kliatan Putri ya?" tanya Rafa ragu
"oww memang blm tau ya? Putri kan sedang sakit" jawab Mitha
"kemana tu anak tumben gak kliatan?" batinnya yang mulai merasa kehilangan, dengan ragu dia menghampiri tempat duduk Mitha.
"eh Rafael, tumben ada apa?" tanya Mitha karena gak biasanya Rafa mau nyamperin dia
"e...itu kenapa dari kmrn gk kliatan Putri ya?" tanya Rafa ragu
"oww memang blm tau ya? Putri kan sedang sakit" jawab Mitha
"sakit?" ulang
Rafa dan Mitha pun mengangguk
Saat pulang sekolah Rafa dan Mitha berniat menjenguk
Putri
"jadi ini rumahnya Putri?" tanya Rafa gak percaya saat mereka berdua sampe di depan rumah Putri. Mitha pun mengangguk
"jadi ini rumahnya Putri?" tanya Rafa gak percaya saat mereka berdua sampe di depan rumah Putri. Mitha pun mengangguk
Dilihatnya sebuah
rumah megah di sebuah kawasan elit, antara percaya gak percaya kalo Putri
tinggal di rumah semewah
ini.
Secara biasanya saat Putri bareng Rafa selalu minta diturunin di depan gang, di depan pasar bahkan di depan kuburan???
Jadi bingung kan di mana alamatnya, untung Rafa gak nyanyi lagu alamat palsu karena alamat Putri palsu se.mua
Secara biasanya saat Putri bareng Rafa selalu minta diturunin di depan gang, di depan pasar bahkan di depan kuburan???
Jadi bingung kan di mana alamatnya, untung Rafa gak nyanyi lagu alamat palsu karena alamat Putri palsu se.mua
Saat mau masuk ke dalam rumah
Putri, tanpa sengaja Rafa berpapasan ama Aris dan beberapa teman Putri di rumah singgah sepertinya
mereka habis menjenguk Putri.
Seperti biasa tatapan Aris selalu sinis kalo ketemu Rafa.
"ayo cepat masuk, raf" ajak Mitha
Seperti biasa tatapan Aris selalu sinis kalo ketemu Rafa.
"ayo cepat masuk, raf" ajak Mitha
“oh
iya" Rafa pun segera
menyusulnya
Rafa berdiri mematung setelah masuk ke dalam rumah, dilihatnya rumah yang maha luas dengan interior mewah.
"ini rumah apa istana?" batin Rafa takjub.
Rafa masih gak percaya seorang Putri yang kelihatannya sederhana dan apa adanya ternyata anak orang kaya.
Dilihatnya banyak kucing berseliweran d dalam rumah Putri dan Rafa gk kaget karena tau gmn sifatnya Putri
Rafa berdiri mematung setelah masuk ke dalam rumah, dilihatnya rumah yang maha luas dengan interior mewah.
"ini rumah apa istana?" batin Rafa takjub.
Rafa masih gak percaya seorang Putri yang kelihatannya sederhana dan apa adanya ternyata anak orang kaya.
Dilihatnya banyak kucing berseliweran d dalam rumah Putri dan Rafa gk kaget karena tau gmn sifatnya Putri
"Eh
mbk Mitha, mau menjenguk nona Putri ya mbk? mari silahkan saya antar" sapa
pembantu Putri dengan ramah
Dia juga mengantarkan Rafa dan Mitha ke kamar Putri.
Sepanjang perjalanan, Rafa gak bisa berhenti memandangi interior mewah sepanjang menuju ke kamar Putri.
Saat Mitha dan pembantu itu masuk ke dalam kamar Putri. Rafa sengaja menunggu di depan kamar. Diam2 Rafa mengintip dari balik pintu, dilihatnya Putri tengah berbaring ditemani kucing kecil yang kata Putri cakep kayak Lee Min Ho
Putri segera bangun saat melihat kehadiran Mitha
"eh Mitha...sama siapa mit?" tanya Putri lemes
"sendirian" jawab Mitha sengaja berbohong karena disuruh Rafa agar tidak memberitahu Putri kalo dia juga datang menjenguk
Dia juga mengantarkan Rafa dan Mitha ke kamar Putri.
Sepanjang perjalanan, Rafa gak bisa berhenti memandangi interior mewah sepanjang menuju ke kamar Putri.
Saat Mitha dan pembantu itu masuk ke dalam kamar Putri. Rafa sengaja menunggu di depan kamar. Diam2 Rafa mengintip dari balik pintu, dilihatnya Putri tengah berbaring ditemani kucing kecil yang kata Putri cakep kayak Lee Min Ho
Putri segera bangun saat melihat kehadiran Mitha
"eh Mitha...sama siapa mit?" tanya Putri lemes
"sendirian" jawab Mitha sengaja berbohong karena disuruh Rafa agar tidak memberitahu Putri kalo dia juga datang menjenguk
Mitha segera duduk di sebelah Putri setelah
pembantu itu pergi.
"cantik" batin Rafa terpesona saat melihat penampilan Putri yang apa adanya sedikit pucet tapi malah kelihatan cantik alami dengan rambut digerai dan memakai kaos putih seperti baru bangun tidur.
Putri dan Mitha bercengkrama di dalam kamar, sementara Rafa memperhatikannya dari luar
"cantik" batin Rafa terpesona saat melihat penampilan Putri yang apa adanya sedikit pucet tapi malah kelihatan cantik alami dengan rambut digerai dan memakai kaos putih seperti baru bangun tidur.
Putri dan Mitha bercengkrama di dalam kamar, sementara Rafa memperhatikannya dari luar
Selama
perjalanan pulang dari rumah Putri, Rafa terus saja memikirkannya.
"aduh kenapa ce aku?" gumamnya uring2an.
"kenapa raf?" tanya Mitha di sebelahnya
"oh gpp kok mit" jwb Rafa salting
"oh ya apa kamu sudah makan? kalo belum kita makan di rumah makan depan situ yuk" ajak Rafa dan Mitha pun mengangguk dengan anggun.
"aduh kenapa ce aku?" gumamnya uring2an.
"kenapa raf?" tanya Mitha di sebelahnya
"oh gpp kok mit" jwb Rafa salting
"oh ya apa kamu sudah makan? kalo belum kita makan di rumah makan depan situ yuk" ajak Rafa dan Mitha pun mengangguk dengan anggun.
Ya
begitulah Mitha, cewek anggun bak Putri negri dongeng yang sikapnya beda jauh ama Putri ce preman pasar.
Mereka pun masuk ke dalam rumah makan
"mau makan apa mit?" tanya Rafa yang tiba2 terbayang wjah Putri sedang tersenyum manis ke arahny
"aduh aku mikirin apa ce?" batin Rafa mencoba menolak perasaan ini
Dan seperti yang diduga ce Mitha pesan mkanan dalam porsi kecil dan dia memakannya secara perlahan, tapi kenapa Rafa mlah kangen ama sikap Putri yang bisa makan sampe 5 piring kuk kuda nil.
Gak lama kemudian,, ada 2 pengamen cilik yang waktu itu ditolong Putri.
Mereka berdua menghampiri Rafa,
Mereka pun masuk ke dalam rumah makan
"mau makan apa mit?" tanya Rafa yang tiba2 terbayang wjah Putri sedang tersenyum manis ke arahny
"aduh aku mikirin apa ce?" batin Rafa mencoba menolak perasaan ini
Dan seperti yang diduga ce Mitha pesan mkanan dalam porsi kecil dan dia memakannya secara perlahan, tapi kenapa Rafa mlah kangen ama sikap Putri yang bisa makan sampe 5 piring kuk kuda nil.
Gak lama kemudian,, ada 2 pengamen cilik yang waktu itu ditolong Putri.
Mereka berdua menghampiri Rafa,
"selamat
siang kak Rafa" sapa mreka berdua ramah kemudian menyanyikan sebuah lagu.
Rafa pun tersenyum, tapo di luar dugaan ce Mitha malah mengusir mereka karena dirasa ganggu.
"iihh sok kenal banget, udah raf.. mereka sperti itu karena pengen dikasih uang, dasar pengemis" omel ce Mitha bikin Rafa mengernyitkan dahi saat mendengarnya
"kenapa sikapnya beda banget ama Putri ya?" batinnya bikin Rafa gak nafsu mkan.
Rafa pun tersenyum, tapo di luar dugaan ce Mitha malah mengusir mereka karena dirasa ganggu.
"iihh sok kenal banget, udah raf.. mereka sperti itu karena pengen dikasih uang, dasar pengemis" omel ce Mitha bikin Rafa mengernyitkan dahi saat mendengarnya
"kenapa sikapnya beda banget ama Putri ya?" batinnya bikin Rafa gak nafsu mkan.
Beberapa
saat kemudian...
Saat perjalanan pulang, di lampu merah pengamen yang waktu itu kembali menghampiri mobil Rafa tapi ce Mitha malah buru2 menutup kacanya agar pengamen itu cepat pergi.
Saat perjalanan pulang, di lampu merah pengamen yang waktu itu kembali menghampiri mobil Rafa tapi ce Mitha malah buru2 menutup kacanya agar pengamen itu cepat pergi.
Seketika
Rafa menoleh ke arah Mitha dan dia jadi ingat gimana dulu Putri
memperlakukan pengamen itu dengan baik bahkan mereka menyanyi bersama tiba2 Rafa terbayang wajah Putri tersenyum manis ke arahnya.
Rafa : ???
Rafa : ???
"katanya
hari ini filmnya bagus,
kita pergi nonton yuk" ajak ce Mitha dan Rafa cuma mengangguk pelan.
Saat di bioskop meski sekarang sedang nonton berdua ama Mitha tapi kenapa Rafa malah keingatan waktu Putri ngumpet di bawah kursi gara2 takut film horor dan itu bikin Rafa senyum2 sendiri mengingatnya.
"kenapa raf?" tanya Mitha bingung saat melihat Rafa senyum2 sendiri padahal filmnya lagi sedih.
"oh gpp kok" jwb Rafa menahan senyum.
Saat di bioskop meski sekarang sedang nonton berdua ama Mitha tapi kenapa Rafa malah keingatan waktu Putri ngumpet di bawah kursi gara2 takut film horor dan itu bikin Rafa senyum2 sendiri mengingatnya.
"kenapa raf?" tanya Mitha bingung saat melihat Rafa senyum2 sendiri padahal filmnya lagi sedih.
"oh gpp kok" jwb Rafa menahan senyum.
Beberapa
saat kemudian, saat tiba di rumah Mitha.
"sampai ketemu besok, raf" pamit Mitha dan segera turun dari mobil. Rafa pun mengangguk.
Baru beberapa langkah menuju rumahnya eh ada kucing kecil sedang duduk di tengah jalan menghalangi jalannya.
"haduh kucing siapa ce ini?" bentaknya kemudian menendangnya sejauh mgkn karena merasa risih.
Melihat hal itu, Rafa jadi kangen ama Putri yang berani menghajar 5 cowok skaligus gr2 menolong kucing kecil yang masuk ke dalam got, dia juga rela saat bajunya kotor da bau karena kucing itu bahkan dia membawanya ke salon.
"sampai ketemu besok, raf" pamit Mitha dan segera turun dari mobil. Rafa pun mengangguk.
Baru beberapa langkah menuju rumahnya eh ada kucing kecil sedang duduk di tengah jalan menghalangi jalannya.
"haduh kucing siapa ce ini?" bentaknya kemudian menendangnya sejauh mgkn karena merasa risih.
Melihat hal itu, Rafa jadi kangen ama Putri yang berani menghajar 5 cowok skaligus gr2 menolong kucing kecil yang masuk ke dalam got, dia juga rela saat bajunya kotor da bau karena kucing itu bahkan dia membawanya ke salon.
"mereka
memang tidak sama" batin Rafa.
1 minggu kemudian...
Putri masih belum juga masuk sekolah dan Rafa gak pernah bisa berhenti memikirkannya, rasanya tiap detik bayangan Putri slalu muncul dalam pikirannya.
Selama Putri sakit, Mitha slalu pulang bareng Rafa. Seperti saat itu mobil Rafa berhenti di lampu merah, tanpa sengaja dia melihat sosok Putri di antara pengendara lain.
Putri masih belum juga masuk sekolah dan Rafa gak pernah bisa berhenti memikirkannya, rasanya tiap detik bayangan Putri slalu muncul dalam pikirannya.
Selama Putri sakit, Mitha slalu pulang bareng Rafa. Seperti saat itu mobil Rafa berhenti di lampu merah, tanpa sengaja dia melihat sosok Putri di antara pengendara lain.
"Putri??"
batin Rafa memastikan.
Dilihatnya dengan seksama dan ternyata memang benar itu Putri tapi dia gak sendiri, dia sedang berboncengan ama cowok lain dan siapa lagi kalo bkn ama Aris.
Tiba2 ada perasaan "sakit" dalam hati Rafa saat melihat Putri
Dilihatnya dengan seksama dan ternyata memang benar itu Putri tapi dia gak sendiri, dia sedang berboncengan ama cowok lain dan siapa lagi kalo bkn ama Aris.
Tiba2 ada perasaan "sakit" dalam hati Rafa saat melihat Putri
Seketika
Rafa menoleh ke arah Mitha
"hari ini kamu gak sibuk kan?" tanya Rafa berniat mengajak Mitha jalan2.
Mitha pun segera menggeleng tanda setuju.
"hari ini kamu gak sibuk kan?" tanya Rafa berniat mengajak Mitha jalan2.
Mitha pun segera menggeleng tanda setuju.
Selang kemudian, terlihat Aris mengajak Putri ke sebuah pantai dan ternyata di sana sudah ada teman2 Putri dari rumah singgah yang sudah menunggunya.
Putri
segera bergabung bersama mreka hingga akhirnya seharian mereka habiskan untuk bersenang2 di pantai sperti
kejar2an, bermain pasir dan
bersenda gurau di tepi pantai.
Sementara di tempat lain, terlihat Rafa mengajak Mitha ke sebuah taman yang indah, mereka menghabiskan waktu seharian dengan jalan2 mengelilingi taman itu.
Sementara di tempat lain, terlihat Rafa mengajak Mitha ke sebuah taman yang indah, mereka menghabiskan waktu seharian dengan jalan2 mengelilingi taman itu.
Hingga
akhirnya di suatu sore,
Terlihat Putri dan Aris sedang berjalan berdua di tepi pantai sambil menikmati deburan ombak yang tenang dengan dihiasi warna keemasan dari sinar matahari yang hampir tenggelam.
Tiba2 Aris menghentikan langkahnya kemudian berdiri di depan Putri dan meraih kedua tangan Putri lalu menggenggamnya,
Putri : ???
"aku mau ngomong sesuatu ama kamu" ucap Aris lirih.
Terlihat Putri dan Aris sedang berjalan berdua di tepi pantai sambil menikmati deburan ombak yang tenang dengan dihiasi warna keemasan dari sinar matahari yang hampir tenggelam.
Tiba2 Aris menghentikan langkahnya kemudian berdiri di depan Putri dan meraih kedua tangan Putri lalu menggenggamnya,
Putri : ???
"aku mau ngomong sesuatu ama kamu" ucap Aris lirih.
Tapi
Putri bisa menebak apa yang akan dikatakan Aris karena udah rahasia umum kalo
dari dulu Aris naksir ma Putri.
"apa?" tanya Putri pura2 gak ngerti
"selama ini aku merasa kamu org spesial buat aku" jawab Aris yakin
"apa?" tanya Putri pura2 gak ngerti
"selama ini aku merasa kamu org spesial buat aku" jawab Aris yakin
"tu
kan... tu kan" batin Putri
"aku pengen hubungan kita lebih daripada teman, Put" ucap Aris menatap Putri
"eee?" Putri bingung mau jawab apa karena selama ini dia cuma nganggap Aris teman biasa.
"gak usah dijawab sekarang juga gpp... yang penting aku udah utarain perasaanku ke kamu" senyum Aris ke arah Putri bikin Putri gak tega nolak dia, mana suasananya mendukung lagi.
"aku pengen hubungan kita lebih daripada teman, Put" ucap Aris menatap Putri
"eee?" Putri bingung mau jawab apa karena selama ini dia cuma nganggap Aris teman biasa.
"gak usah dijawab sekarang juga gpp... yang penting aku udah utarain perasaanku ke kamu" senyum Aris ke arah Putri bikin Putri gak tega nolak dia, mana suasananya mendukung lagi.
Sweet2 gitu deh gak enak misal nolak cinta dalam suasana begini tapi mau gimana lagi namanya juga gak cinta masa dipaksa, Siti Romlah dong eh Siti Nurbaya.
Putri cuma bisa tersenyum dibuat2 karena menghargai perasaan Aris.
Sementara di
tempat lain, terlihat Rafa n Mitha sedang duduk di sbuah meja di tengah taman
yang indah.
Mereka sedang menikmati minuman hangat di tengah sore yang syahdu aduh bahasanya bang haji Rhoma banget deh,
saat Rafa tengah asyik menikmati pemandangan sekitar tiba2 Mitha memegang tangannya saat tengah di atas meja
Mereka sedang menikmati minuman hangat di tengah sore yang syahdu aduh bahasanya bang haji Rhoma banget deh,
saat Rafa tengah asyik menikmati pemandangan sekitar tiba2 Mitha memegang tangannya saat tengah di atas meja
Rafa : ???
"aku yakin kamu pasti nganggep aku gak tahu malu atau apapun karena mengatakan ini padamu" Ucap Mitha lirih.
Rafa diam mendengarkan,
"aku sudah lama memendam perasaan ini n aku yakin kamu pasti sudah tahu karena Putri sering cerita ttg hal ini" Sambung Mitha
Seketika Rafa teringat sosok Putri kembali padahal sedari tadi Rafa berniat melupakan sosok Putri yang selalu mengganggu pikirannya selama ini.
"aku yakin kamu pasti nganggep aku gak tahu malu atau apapun karena mengatakan ini padamu" Ucap Mitha lirih.
Rafa diam mendengarkan,
"aku sudah lama memendam perasaan ini n aku yakin kamu pasti sudah tahu karena Putri sering cerita ttg hal ini" Sambung Mitha
Seketika Rafa teringat sosok Putri kembali padahal sedari tadi Rafa berniat melupakan sosok Putri yang selalu mengganggu pikirannya selama ini.
"aku suka
kamu" ucap Mitha yakin sambil menatap Rafa
"a..aku...?" jawab Rafa ragu2
"gak usah dijawab sekarang... aku akan slalu menunggu jawabanmu hingga kamu yakin" senyum Mitha bikin Rafa diam tertunduk.
Malam pun tiba.....
"a..aku...?" jawab Rafa ragu2
"gak usah dijawab sekarang... aku akan slalu menunggu jawabanmu hingga kamu yakin" senyum Mitha bikin Rafa diam tertunduk.
Malam pun tiba.....
Terlihat Aris
mengantar Putri mengantar pulang. Putri segera turun dari motor Aris kemudian
mengembalikan helm yang dipakainya
"dada..." pamit Putri seraya melambaikan tangan ketika mau masuk ke dalam rumah.
"dada..." pamit Putri seraya melambaikan tangan ketika mau masuk ke dalam rumah.
"Putri"
panggil Aris dan Putri pun menoleh
"tolong pikirkan baik2 ttg pertanyaanku tadi" ucap Aris lirih
"tolong pikirkan baik2 ttg pertanyaanku tadi" ucap Aris lirih
Putri pun
mengangguk mendengarnya dan Aris pun pergi. Putri masih berdiri mematung di
depan rumahnya ketika tiba2
"udah sembuh kenapa gak masuk sekolah?" suara seseorang mengagetkannya.
Dilihatnya Rafa sedang duduk bersandar di depan mobilnya sambil melipat tangan di dada dengan muka manyun.
"sejak kapan kamu ada di situ? kayak setan aja mengagetkan orang" sahut Putri
"udah sembuh kenapa gak masuk sekolah?" suara seseorang mengagetkannya.
Dilihatnya Rafa sedang duduk bersandar di depan mobilnya sambil melipat tangan di dada dengan muka manyun.
"sejak kapan kamu ada di situ? kayak setan aja mengagetkan orang" sahut Putri
"emangnya
setan kayak kamu masih takut ama setan?" jawab Rafa ketus
"eh kamu tuh ya gak tau orang lagi sakit bukannya dijenguk malah ngatain aku setan" jawab Putri ketus gak mau kalah
"kalo org lagi sakit gak mungkin bisa jalan2 ama cowok seharian" sindir Rafa
"eh kamu tuh ya gak tau orang lagi sakit bukannya dijenguk malah ngatain aku setan" jawab Putri ketus gak mau kalah
"kalo org lagi sakit gak mungkin bisa jalan2 ama cowok seharian" sindir Rafa
"itu karena
aku udah agak baikan" jawab Putri
"beneran udah baikan atau baru baikan stelah ketemu yang ngajak jalan2" sindir Rafa
"kamu tu kenapa ce? dari tadi sewot mulu?" tanya Putri menghampiri Rafa karena gemas.
"emangnya salah klo aku jalan2 ma Aris hah?" tanya Putri sewot.
Dan tanpa terasa hujan pun turun dengan deras.
"beneran udah baikan atau baru baikan stelah ketemu yang ngajak jalan2" sindir Rafa
"kamu tu kenapa ce? dari tadi sewot mulu?" tanya Putri menghampiri Rafa karena gemas.
"emangnya salah klo aku jalan2 ma Aris hah?" tanya Putri sewot.
Dan tanpa terasa hujan pun turun dengan deras.
"ayo Raf, cepat masuk ke dalam nanti kamu masuk angin
lho" ajak Putri sambil menggandeng tangan Rafa untuk masuk ke dalam
rumahnya,
tapi Rafa tetap bertahan di tempatnya sambil menatap sayu ke arah Putri.
"aduh Raf..kenapa masih di sini, ayo cepat masuk nanti sakit lho" Putri menarik paksa tangan Rafa.
tapi Rafa tetap bertahan di tempatnya sambil menatap sayu ke arah Putri.
"aduh Raf..kenapa masih di sini, ayo cepat masuk nanti sakit lho" Putri menarik paksa tangan Rafa.
"karena aku
gak suka melihat kamu pergi dengan cowok lain" kata Rafa tiba2 sambil
menarik lengan Putri agar Putri mau melihat ke arahnya.
"kamu ini ngomong apa ce Raf" tanya Putri bingung
"karena aku suka kamu" jawab Rafa sambil memandang Putri
Dan tiba-tiba
JEDIARRRRRR...!!!
Suara petir menyambar bebarengan Rafa menembak Putri bikin Putri kaget double kaget ditembak Rafa plus kaget dengar suara petir.
"aduh duh" Putri latah karena kaget
Hingga akhirnya...,
"AKU GAK TERIMAAAAAA..!!!" teriak Putri di tengah hujan bikin Rafa langsung patah semangat.
"baiklah kini aku mengerti" ucap Rafa gak semangat
"maaf sudah mengganggu waktumu" ucap Rafa lirih kemudian berbalik.
"kamu ini ngomong apa ce Raf" tanya Putri bingung
"karena aku suka kamu" jawab Rafa sambil memandang Putri
Dan tiba-tiba
JEDIARRRRRR...!!!
Suara petir menyambar bebarengan Rafa menembak Putri bikin Putri kaget double kaget ditembak Rafa plus kaget dengar suara petir.
"aduh duh" Putri latah karena kaget
Hingga akhirnya...,
"AKU GAK TERIMAAAAAA..!!!" teriak Putri di tengah hujan bikin Rafa langsung patah semangat.
"baiklah kini aku mengerti" ucap Rafa gak semangat
"maaf sudah mengganggu waktumu" ucap Rafa lirih kemudian berbalik.
Terlihat Rafa
berjalan membelakangi Putri saat Putri teriak,
"AKU GAK TERIMA KAMU TEMBAK AKU DI TENGAH HUJAN DERAS PLUS PETIR MENYAMBAR SEPERTI INI" kesal Putri dan Rafa cuma diam mendengarnya
"apa kamu tidak bisa menembakku dalam suasana yang lebih romantis hah" protesnya
"mana ada nembak cewek di tengah cuaca buruk seperti ini" omelnya tapi tiba2 Rafa segera menghampirinya kemudian mencium bibirnya.
Putri : ????
"AKU GAK TERIMA KAMU TEMBAK AKU DI TENGAH HUJAN DERAS PLUS PETIR MENYAMBAR SEPERTI INI" kesal Putri dan Rafa cuma diam mendengarnya
"apa kamu tidak bisa menembakku dalam suasana yang lebih romantis hah" protesnya
"mana ada nembak cewek di tengah cuaca buruk seperti ini" omelnya tapi tiba2 Rafa segera menghampirinya kemudian mencium bibirnya.
Putri : ????
Perlahan Rafa
melepas ciumannya dan bertanya,
"apakah kau menerimaku?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk malu.
Rafa tersenyum melihatnya kemudian menciumnya lagi dengan mesra dan Putri pun membalasnya.
"apakah kau menerimaku?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk malu.
Rafa tersenyum melihatnya kemudian menciumnya lagi dengan mesra dan Putri pun membalasnya.
Esok harinya
saat di sekolah.
Rafa gak sabar pengen ketemu Putri dan berusaha mencarinya, maklum ini hari pertama setelah setelah mereka jadian namun apa yang terjadi?
Saat bertemu, Putri malah sengaja menghindarinya.
Rafa : ???
Putri berusaha menjauhi Rafa dan berpura2 sibuk dengan urusannya seakan Rafa seperti Kekasih yang tak dianggap.
Rafa gak sabar pengen ketemu Putri dan berusaha mencarinya, maklum ini hari pertama setelah setelah mereka jadian namun apa yang terjadi?
Saat bertemu, Putri malah sengaja menghindarinya.
Rafa : ???
Putri berusaha menjauhi Rafa dan berpura2 sibuk dengan urusannya seakan Rafa seperti Kekasih yang tak dianggap.
Saat Rafa
mencoba mendekat... Putri malah menjauh.
Saat berpapasan pun Putri berpura2 gak melihat kehadiran Rafa dan Putri malah asyik ngobrol ama teman di sebelahnya.
Hingga akhirnya, kesabaran Rafa sudah habis dan dia pun segera menghampiri Putri yang tengah asyik ngobrol dengan temannya. Tiba2 Rafa menarik tangannya.
Putri : ???
Saat berpapasan pun Putri berpura2 gak melihat kehadiran Rafa dan Putri malah asyik ngobrol ama teman di sebelahnya.
Hingga akhirnya, kesabaran Rafa sudah habis dan dia pun segera menghampiri Putri yang tengah asyik ngobrol dengan temannya. Tiba2 Rafa menarik tangannya.
Putri : ???
Tanpa memberi
penjelasan sedikit pun Rafa terus saja menarik paksa tangan Putri dan membawanya
ke gudang sekolah.
"apa maksudmu menghindariku dari tadi?" tanya Rafa setelah menyandarkan Putri ke tembok dengan keras karena kesal
"apa kamu nyesel jadian sama aku?" tanya Rafa yang tepat berdiri di depan Putri sambil memegangi bahu Putri. Putri menggeleng pelan.
"kalo kamu tidak ingin melihatku... mulai sekarang aku akan pergi dari kehidupanmu" ucap Rafa perlahan melepas pegangannya.
Putri pun menggeleng dengan mata berkaca2,
"aku bingung" ucap Putri menunduk
"bingung kenapa?" Rafa memperhatikan Putri
"apa maksudmu menghindariku dari tadi?" tanya Rafa setelah menyandarkan Putri ke tembok dengan keras karena kesal
"apa kamu nyesel jadian sama aku?" tanya Rafa yang tepat berdiri di depan Putri sambil memegangi bahu Putri. Putri menggeleng pelan.
"kalo kamu tidak ingin melihatku... mulai sekarang aku akan pergi dari kehidupanmu" ucap Rafa perlahan melepas pegangannya.
Putri pun menggeleng dengan mata berkaca2,
"aku bingung" ucap Putri menunduk
"bingung kenapa?" Rafa memperhatikan Putri
"aku bingung harus memperlakukan kamu kyk gmn di
sekolah setelah kejadian kemarin" jawab Putri
"semalaman aku gak bisa tidur karena memikirkan masalah ini dan pagi ini aku masih gak percaya kalo aku udah jadian ma kamu"
Mendengar hal itu, Rafa langsung memeluk Putri dengan erat.
"apa kamu nyesel?" bisik Rafa lembut.
"enggak sama sekali" jawab Putri yang kemudian makin erat memeluk Rafa.
"semalaman aku gak bisa tidur karena memikirkan masalah ini dan pagi ini aku masih gak percaya kalo aku udah jadian ma kamu"
Mendengar hal itu, Rafa langsung memeluk Putri dengan erat.
"apa kamu nyesel?" bisik Rafa lembut.
"enggak sama sekali" jawab Putri yang kemudian makin erat memeluk Rafa.
"jangan perlakukan aku seperti itu lagi" pinta
Rafa
"hatiku sakit saat kamu perlakukan aku seperti itu" sambungnya.
"maaf" sesal Putri.
Perlahan Rafa mencium rambut Putri dengan lembut kemudian mencium bibir Putri dengan mesra dan Putri pun membalasnya.
"hatiku sakit saat kamu perlakukan aku seperti itu" sambungnya.
"maaf" sesal Putri.
Perlahan Rafa mencium rambut Putri dengan lembut kemudian mencium bibir Putri dengan mesra dan Putri pun membalasnya.
"bagaimana
dengan Mitha?" tanya Putri
"aku akan menjelaskannya" jawab Rafa sambil mengusap bibir Putri dengan ibu jarinya.
"emm bolehkah aku memanggilmu OPPA?" tanya Putri yang masih bersandar ke tembok sambil memegangi baju Rafa.
"oppa?" ulang Rafa yang masih berdiri di depan Putri.
"aku akan menjelaskannya" jawab Rafa sambil mengusap bibir Putri dengan ibu jarinya.
"emm bolehkah aku memanggilmu OPPA?" tanya Putri yang masih bersandar ke tembok sambil memegangi baju Rafa.
"oppa?" ulang Rafa yang masih berdiri di depan Putri.
"dulu aku
pernah berjanji jika suatu hari aku punya pacar, aku akan memanggilnya oppa.
Boleh kan?" senyum Putri
"tentu saja sayang" jawab Rafa kemudian mengecup bibir Putri dan Putri pun melihatnya
"tentu saja sayang" jawab Rafa kemudian mengecup bibir Putri dan Putri pun melihatnya
Saat di kantin,
Putri tengah asyik mengobrol bersama Mitha saat Rafa tiba2 menghampiri meja
mereka.
"Mit, aku pengen ngomong sesuatu ma kamu" ucap Rafa yang tengah berdiri di sebelah meja mereka.
Mendengar hal itu, Putri segera berdiri dan berniat pergi.
"maaf mit, aku masih ada urusan" pamit Putri tapi Rafa segera menahannya.
"Mit, aku pengen ngomong sesuatu ma kamu" ucap Rafa yang tengah berdiri di sebelah meja mereka.
Mendengar hal itu, Putri segera berdiri dan berniat pergi.
"maaf mit, aku masih ada urusan" pamit Putri tapi Rafa segera menahannya.
"kamu di
sini saja" pinta Rafa saat Putri berdiri di sebelahnya sambil membelakangi
Mitha dan Rafa.
"mau ngomong apa, Raf?" tanya Mitha gak sabar
"soal yang kemarin... aku?" jawab Rafa ragu2
"aku?" ulang Mitha yang penasaran apa yang akan dikatakan Rafa.
Sementara Putri cuma bisa memejamkan mata karena gak mau dengar Rafa menolak Mitha karena dirinya.
"mau ngomong apa, Raf?" tanya Mitha gak sabar
"soal yang kemarin... aku?" jawab Rafa ragu2
"aku?" ulang Mitha yang penasaran apa yang akan dikatakan Rafa.
Sementara Putri cuma bisa memejamkan mata karena gak mau dengar Rafa menolak Mitha karena dirinya.
"aku minta
maaf soal yang kemarin" sesal Rafa, Mitha terdiam.
"semoga kamu bisa mendapatkan laki2 yang tepat buat kamu" sambung Rafa
"kenapa?" tanya Mitha lirih
"apakah aku kurang cantik... kurang menarik?" protesnya.
"kamu cantik juga menarik" jawab Rafa
"semoga kamu bisa mendapatkan laki2 yang tepat buat kamu" sambung Rafa
"kenapa?" tanya Mitha lirih
"apakah aku kurang cantik... kurang menarik?" protesnya.
"kamu cantik juga menarik" jawab Rafa
"tapi dalam
sebuah hubungan yang diperlukan bukan cuma cantik saja tapi kita juga harus
merasa nyaman dengannya" sambungnya.
"dan aku sudah menemukan seseorang yang bisa membuatku merasa nyaman saat di dekatnya"
Dan Rafa pun menggenggam tangan Putri di sebelahnya,
"oppa" ucap Putri reflek sambil menatap Rafa karena gak percaya Rafa bakalan melakukan hal itu.
"dan aku sudah menemukan seseorang yang bisa membuatku merasa nyaman saat di dekatnya"
Dan Rafa pun menggenggam tangan Putri di sebelahnya,
"oppa" ucap Putri reflek sambil menatap Rafa karena gak percaya Rafa bakalan melakukan hal itu.
Seketika Mitha
berdiri saat mendengar panggilan Putri karena Mitha tahu kalo Putri cuma
manggil OPPA pada kekasihnya.
"Putri?" panggil Mitha dan Putri pun menoleh ke arahnya.
"maafkan aku, mit" sesal Putri menunduk.
"Putri?" panggil Mitha dan Putri pun menoleh ke arahnya.
"maafkan aku, mit" sesal Putri menunduk.
"terserah jika kamu berpikir aku pagar makan tanaman
atau menusuk dr belakang tapi aku benar2 tadik bisa menghindari semua ini,
mit" ucap Putri yang terus menunduk
"apa kamu suka Rafa, put?" tanya Mitha pada Putri dan Putri pun mengangguk pelan.
"apa kamu juga menyukainya, raf?" tanya Mitha dan Rafa pun mengangguk sambil menggenggam tangan Putri.
"apa kamu suka Rafa, put?" tanya Mitha pada Putri dan Putri pun mengangguk pelan.
"apa kamu juga menyukainya, raf?" tanya Mitha dan Rafa pun mengangguk sambil menggenggam tangan Putri.
"baiklah
aku mengerti sekarang" ucap Mitha sambil melipat tangan di dada.
"dalam sebuah hubungan yang diperlukan cuma dua orang yang saling mencintai jadi tadik sepantasnya aku jd orang ketiga di antara kalian" ucap Mitha lapang dada.
"Mitha?" panggil Putri seraya mengangkat kepalanya.
"semoga kalian bahagia" senyum Mitha kemudian
"dalam sebuah hubungan yang diperlukan cuma dua orang yang saling mencintai jadi tadik sepantasnya aku jd orang ketiga di antara kalian" ucap Mitha lapang dada.
"Mitha?" panggil Putri seraya mengangkat kepalanya.
"semoga kalian bahagia" senyum Mitha kemudian
"makasih,
mit" ucap Putri tersenyum lega kemudian melihat ke arah Rafa dan Rafa pun
melihatnya.
Mereka pun tersenyum bersama.
Saat pulang sekolah...
Terlihat Aris sedang menunggu Putri di luar sekolah. Putri pun segera menghampirinya.
Mereka pun tersenyum bersama.
Saat pulang sekolah...
Terlihat Aris sedang menunggu Putri di luar sekolah. Putri pun segera menghampirinya.
"eh,
Aris ngapain di sini?" tanya Putri bingung
"e.. itu put, karena aku gak sabar pengen denger jawaban dari kamu" jawab Aris malu2
"e.. apa mesti dijawab sekarang?" tanya Putri dan Aris pun segera mengangguk.
Perlahan Putri memegang tangan Aris.
Aris : ???
"selama ini kamu sudah menjadi teman terbaik dalam hidupku.. hari ini besok dan seterusnya aku harap kamu masih menjadi teman terbaikku" ucap Putri lirih.
"aku mengerti, put" Aris pun menunduk lemas.
"e.. itu put, karena aku gak sabar pengen denger jawaban dari kamu" jawab Aris malu2
"e.. apa mesti dijawab sekarang?" tanya Putri dan Aris pun segera mengangguk.
Perlahan Putri memegang tangan Aris.
Aris : ???
"selama ini kamu sudah menjadi teman terbaik dalam hidupku.. hari ini besok dan seterusnya aku harap kamu masih menjadi teman terbaikku" ucap Putri lirih.
"aku mengerti, put" Aris pun menunduk lemas.
"maaf"
bisik Putri sambil memegang lengan Aris.
"gpp kok put, cinta memang tidak bisa dipaksakan" ucap Aris
"apa dia orangnya?" tanya Aris saat melihat Rafa sedang menunggu Putri sambil bersandar di mobilnya.
Putri pun menoleh ke arah Rafa kemudian melihat lagi ke arah Aris dan Putri pun mengangguk pelan.
"pergilah, dia sudah menunggumu" pinta Aris dan Putri pun mengangguk.
"aku pergi dulu ya dan pulangnya hati2 di jalan" pesan Putri pada Aris dan Aris pun mengangguk.
Putri segera menghampiri Rafa yang sudah menunggunya.
Sebelum masuk ke dalam mobil, Putri masih sempat melambaikan tangan ke arah Aris dan Aris pun membalasnya. Mobil Rafa pun pergi dan saat hendak pergi, tanpa sengaja Aris bertabrakan ama seorang cewek.
"maaf" sesal Aris
"iya gpp" jawab cewek itu dan ternyata dia adalah Mitha.
Beberapa hari kemudian....
"gpp kok put, cinta memang tidak bisa dipaksakan" ucap Aris
"apa dia orangnya?" tanya Aris saat melihat Rafa sedang menunggu Putri sambil bersandar di mobilnya.
Putri pun menoleh ke arah Rafa kemudian melihat lagi ke arah Aris dan Putri pun mengangguk pelan.
"pergilah, dia sudah menunggumu" pinta Aris dan Putri pun mengangguk.
"aku pergi dulu ya dan pulangnya hati2 di jalan" pesan Putri pada Aris dan Aris pun mengangguk.
Putri segera menghampiri Rafa yang sudah menunggunya.
Sebelum masuk ke dalam mobil, Putri masih sempat melambaikan tangan ke arah Aris dan Aris pun membalasnya. Mobil Rafa pun pergi dan saat hendak pergi, tanpa sengaja Aris bertabrakan ama seorang cewek.
"maaf" sesal Aris
"iya gpp" jawab cewek itu dan ternyata dia adalah Mitha.
Beberapa hari kemudian....
Terlihat
Rafa sedang berdiri di sebuah halte bis. Dia sedang menunggu seseorang dan
siapa lagi kalo bukan Putri. Hari ini
pertama mereka ngedate dan Putri menyuruhnya tadik membawa mobil tapi disuruh
menunggunya di halte bis.
Terlihat Rafa sesekali melihat ke arah jam tangan karena yang ditunggu gak datang juga.
"duh lama banget" gerutunya
Terlihat Rafa sesekali melihat ke arah jam tangan karena yang ditunggu gak datang juga.
"duh lama banget" gerutunya
Dan tanpa
sengaja dia melihat Putri sudah berdiri di seberang sana memakai gaun pendek
warna pink yang cantik, high heel dan rambut yang digerai plus riasan tipis
bikin dia terlihat feminim.
"cantik" batin Rafa.
Putri segera menghampiri Rafa tp karena gak terbiasa pake high heel, dia hilang keseimbangan hingga hampir jatuh. Untung Rafa dengan sigap menolongnya.
"hehe sudah lama nunggu ya?" tanya Putri salting.
"cantik" batin Rafa.
Putri segera menghampiri Rafa tp karena gak terbiasa pake high heel, dia hilang keseimbangan hingga hampir jatuh. Untung Rafa dengan sigap menolongnya.
"hehe sudah lama nunggu ya?" tanya Putri salting.
"seabad"
jawab Rafa manyun
"maaf karena gak terbiasa memakai high heel ku sampai jatuh beberapa kali tadi, makanya jalannya gak bisa cepet. hehe" ucap Putri malu
"sekarang kita mau ke mana?" tanya Rafa
"ya mau kencan romantis dong, masa udah cantik begini mau diajak ke pasar" jawab Putri manja. Rafa menggeleng saat mendengarnya.
Sementara dr arah lain, bis yang akan berhenti di tempat mereka sudah terlihat.
"bisnya sudah datang" beritahu Putri dan Rafa pun mengangguk.
Putri segera naik disusul Rafa kemudian mereka segera mencari tempat duduk.
"di situ saja ya?" tanya Putri menunjuk salah satu kursi yang kosong. Rafa pun mengangguk.
"maaf karena gak terbiasa memakai high heel ku sampai jatuh beberapa kali tadi, makanya jalannya gak bisa cepet. hehe" ucap Putri malu
"sekarang kita mau ke mana?" tanya Rafa
"ya mau kencan romantis dong, masa udah cantik begini mau diajak ke pasar" jawab Putri manja. Rafa menggeleng saat mendengarnya.
Sementara dr arah lain, bis yang akan berhenti di tempat mereka sudah terlihat.
"bisnya sudah datang" beritahu Putri dan Rafa pun mengangguk.
Putri segera naik disusul Rafa kemudian mereka segera mencari tempat duduk.
"di situ saja ya?" tanya Putri menunjuk salah satu kursi yang kosong. Rafa pun mengangguk.
Dan
akhirnya mereka pun duduk berdua.
Beberapa saat kemudian, terlihat Rafa selalu melirik ke arah Putri yang sedang duduk di dekat jendela.
"ada apa oppa?" tanya Putri saat dia gak sengaja memergoki Rafa yang sedari tadi memandangnya.
Putri buru2 membersihkan wajahnya, mungkin ada sesuatu yang menempel di wajahnya. Rafa tersenyum melihatnya.
Beberapa saat kemudian, terlihat Rafa selalu melirik ke arah Putri yang sedang duduk di dekat jendela.
"ada apa oppa?" tanya Putri saat dia gak sengaja memergoki Rafa yang sedari tadi memandangnya.
Putri buru2 membersihkan wajahnya, mungkin ada sesuatu yang menempel di wajahnya. Rafa tersenyum melihatnya.
"beautiful..."
bisik Rafa sambil memperbaiki poni Putri yang dihiasi bando yang manis.
"makasih" jawab Putri malu.
Beberapa saat kemudian, bis pun berhenti di halte berikutnya dan penumpangnya berjubel penumpang baru segera masuk bikin bis terasa sesak.
"makasih" jawab Putri malu.
Beberapa saat kemudian, bis pun berhenti di halte berikutnya dan penumpangnya berjubel penumpang baru segera masuk bikin bis terasa sesak.
Putri tertegun saat melihat salah satu penumpang seorang
nenek2 membawa anak kecil mungkin cucunya yang gak kebagian tempat duduk,
Sementara di sebelahnya ada seorang bapak2 pura2 tertidur pulas agar tempatnya gak dipakai tuh nenek.
"kita pindah yuk?" ajak Putri pada Rafa di sebelahnya.
"kenapa?" tanya Rafa bingung tapi Putri gak menjawabnya.
Dia malah berdiri dan menghampiri tu nenek.
Rafa : ???
Sementara di sebelahnya ada seorang bapak2 pura2 tertidur pulas agar tempatnya gak dipakai tuh nenek.
"kita pindah yuk?" ajak Putri pada Rafa di sebelahnya.
"kenapa?" tanya Rafa bingung tapi Putri gak menjawabnya.
Dia malah berdiri dan menghampiri tu nenek.
Rafa : ???
"duduk
di sana, nek" ajak Putri sambil nunjuk bangkunya.
"oh iya terima kasih ya neng" jawab nenek itu.
Putri segera membawakan beberapa kardus bawaan pny nenek lalu menaruhnya di atas ke tempat yang sudah disediakan. Rafa segera membantunya menaikkan barang2 itu.
"terima kasih" ucap Nenek itu saat melihat Raput membantunya.
"iya sama2" jawab Putri dan Rafa pun tersenyum ke arah Nenek itu.
Setelah Nenek itu duduk bersama cucunya di bangku Raput. Terlihat Raput tengah berdiri di samping mereka.
"apa gak capek? kamu kan memakai high heel?" bisik Rafa ke telinga Putri.
"oh iya terima kasih ya neng" jawab nenek itu.
Putri segera membawakan beberapa kardus bawaan pny nenek lalu menaruhnya di atas ke tempat yang sudah disediakan. Rafa segera membantunya menaikkan barang2 itu.
"terima kasih" ucap Nenek itu saat melihat Raput membantunya.
"iya sama2" jawab Putri dan Rafa pun tersenyum ke arah Nenek itu.
Setelah Nenek itu duduk bersama cucunya di bangku Raput. Terlihat Raput tengah berdiri di samping mereka.
"apa gak capek? kamu kan memakai high heel?" bisik Rafa ke telinga Putri.
"gak
apa2 kok" jawab Putri yang sedari tadi berpegangan pada Rafa yang nempel
kayak Perangko.
Terlihat Nenek itu sedari tadi melihat ke arah Rafa yang tengah berdiri di sebelahnya.
"ada apa nek?" tanya Putri yang gak sengaja memergokinya.
"udah ganteng, baik lagi... apa kamu sudah punya pacar, nak?" tanya Nenek itu sambil memegang baju Rafa.
Terlihat Nenek itu sedari tadi melihat ke arah Rafa yang tengah berdiri di sebelahnya.
"ada apa nek?" tanya Putri yang gak sengaja memergokinya.
"udah ganteng, baik lagi... apa kamu sudah punya pacar, nak?" tanya Nenek itu sambil memegang baju Rafa.
Rafa :
???
"kenapa nenek nanya begitu?" tanya Putri penasaran.
"soalnya aku jg punya cucu seumuran kalian dan kayaknya cocok dengan pemuda ini" jawab Nenek itu senang.
"ahh ide bagus, nek" sahut Putri riang bikin Rafa mendelik ke arahnya.
"kenapa nenek nanya begitu?" tanya Putri penasaran.
"soalnya aku jg punya cucu seumuran kalian dan kayaknya cocok dengan pemuda ini" jawab Nenek itu senang.
"ahh ide bagus, nek" sahut Putri riang bikin Rafa mendelik ke arahnya.
"siapa
namanya nek, pasti dia cantik?" tanya Putri bersemangat
"namanya Selli.. anaknya baik sama seperti kalian" jawab Nenek itu bangga.
"oww Selli... titip salam aja buat Selli dari kami ya, nek" sahut Putri bikin Rafa manyun mendengarnya.
"oh iya pasti nenek sampaikan..." jawabnya senang.
"namanya Selli.. anaknya baik sama seperti kalian" jawab Nenek itu bangga.
"oww Selli... titip salam aja buat Selli dari kami ya, nek" sahut Putri bikin Rafa manyun mendengarnya.
"oh iya pasti nenek sampaikan..." jawabnya senang.
Dan Raput
pun turun di halte berikutnya.
"dada nenek, salam buat Selli ya?" Putri melambaikan tangan ke arah Nenek yang tengah duduk di samping jendela dan Nenek itupun membalasnya.
Sementara Rafa hanya tersenyum datar, setelah bis itu berangkat. Rafa segera meninggalkan Putri karena kesal.
Putri : ???
"dada nenek, salam buat Selli ya?" Putri melambaikan tangan ke arah Nenek yang tengah duduk di samping jendela dan Nenek itupun membalasnya.
Sementara Rafa hanya tersenyum datar, setelah bis itu berangkat. Rafa segera meninggalkan Putri karena kesal.
Putri : ???
"lho
oppa, kok aku ditinggal?" panggil Putri tapi Rafa tak menggubrisnya, dia
terus saja berjalan sambil menggerutu karena kesal.
Putri mencoba mengejarnya tapi baru beberapa langkah dia pun jatuh karena hilang keseimbangan.
"aduhhh...!!!" rintih Putri yang sudah tergeletak di atas trotoar.
Seketika Rafa segera menoleh, Rafa pun geleng2 kepala kemudian menghampirinya.
Putri mencoba mengejarnya tapi baru beberapa langkah dia pun jatuh karena hilang keseimbangan.
"aduhhh...!!!" rintih Putri yang sudah tergeletak di atas trotoar.
Seketika Rafa segera menoleh, Rafa pun geleng2 kepala kemudian menghampirinya.
"makanya
kalo gak terbiasa pakai high heel gak usah pakai beginian, jadi repot sendiri
kan" omel Rafa sambil membantu Putri berdiri.
"aku kan pengen tampil beda di kencan pertama kita, eh gak taunya jadi begini" jawab Putri manyun sambil mencoba berdiri dan dibantu Rafa.
"aku kan pengen tampil beda di kencan pertama kita, eh gak taunya jadi begini" jawab Putri manyun sambil mencoba berdiri dan dibantu Rafa.
"bisa
berdiri gak?" tanya Rafa sambil memegangi Putri
"bisa" jawab Putri yang kemudian melihat ke arah Rafa
"jangan marah lagi dong, aku kan tadi cuma bercanda" sesal Putri tentang kejadian di dalam bis tadi.
"sekalian aja kamu jodohin aku ama kucing Lee Min Ho mu itu" jawabnya kesal
"hiks..hiks.." tangis Putri manja
Rafa : ???
"bisa" jawab Putri yang kemudian melihat ke arah Rafa
"jangan marah lagi dong, aku kan tadi cuma bercanda" sesal Putri tentang kejadian di dalam bis tadi.
"sekalian aja kamu jodohin aku ama kucing Lee Min Ho mu itu" jawabnya kesal
"hiks..hiks.." tangis Putri manja
Rafa : ???
"masa
aku mesti saingan ama puss oppa?" rengek Putri manja
"Oppa ku kan bukan kucing garong, masa mau dijodohin ama meong MinHo" rengeknya sambil mainin bajunya Rafa.
"Oppaku kan...?" bisik Putri
"cuma buat aku emmmuach..." sambung Putri yang kemudian mencium pipi Rafa.
Rafa : ???
"Oppa ku kan bukan kucing garong, masa mau dijodohin ama meong MinHo" rengeknya sambil mainin bajunya Rafa.
"Oppaku kan...?" bisik Putri
"cuma buat aku emmmuach..." sambung Putri yang kemudian mencium pipi Rafa.
Rafa : ???
Seketika
Rafa tengok kanan kiri,
"kalo ada yang lihat gimana?" omel Rafa was-was tapi yang diomeli malam senyam senyum.
Dan tiba2,
"aduhhh..." teriak Putri
"kenapa lagi?" tanya Rafa dan Putri segera nunjuk2 ke bawah.
Dilihatnya salah satu hak tinggi Putri terjepit di antara besi yang menutupi saluran air di atas trotoar.
Rafa pun geleng2 kepala dan segera membantu melepasnya, Putri mencoba menariknya tapi tetap tidak berhasil.
"kalo ada yang lihat gimana?" omel Rafa was-was tapi yang diomeli malam senyam senyum.
Dan tiba2,
"aduhhh..." teriak Putri
"kenapa lagi?" tanya Rafa dan Putri segera nunjuk2 ke bawah.
Dilihatnya salah satu hak tinggi Putri terjepit di antara besi yang menutupi saluran air di atas trotoar.
Rafa pun geleng2 kepala dan segera membantu melepasnya, Putri mencoba menariknya tapi tetap tidak berhasil.
"lain
kali pakailah sesuatu yang menurut kamu merasa nyaman dari pada bikin repot
begini" omel Rafa sambil terus membantunya
"iya" jawab Putri manyun
Di saat mereka tengah sibuk menarik hak sepatu Putri, terdengar suara teriakan seseorang.
"hey itu dia cewek resek itu...!!!" dan Raput pun segera menoleh
Dilihatnya 5 cowok yang pernah dihajar Putri sedang menuju ke arah mereka berdua dengan membawa banyak teman.
"iya" jawab Putri manyun
Di saat mereka tengah sibuk menarik hak sepatu Putri, terdengar suara teriakan seseorang.
"hey itu dia cewek resek itu...!!!" dan Raput pun segera menoleh
Dilihatnya 5 cowok yang pernah dihajar Putri sedang menuju ke arah mereka berdua dengan membawa banyak teman.
Raput pun
saling memandang bingung,
"aduh gimana ini" pekik Putri mencoba menarik hak tingginya agar segera terlepas.
"udah ditinggal aja" pinta Rafa agar mereka bisa cepat pergi
"hah" jawab Putri bingung
Tanpa pikir panjang, Rafa segera membantu melepas salah satu high heel itu dari kaki Putri dan Rafa segera mengajak Putri lari.
"aduh gimana ini" pekik Putri mencoba menarik hak tingginya agar segera terlepas.
"udah ditinggal aja" pinta Rafa agar mereka bisa cepat pergi
"hah" jawab Putri bingung
Tanpa pikir panjang, Rafa segera membantu melepas salah satu high heel itu dari kaki Putri dan Rafa segera mengajak Putri lari.
"tu..tu..tunggu"
pinta Putri yang segera melepas high heel yang sebelahnya agar dia bisa lari,
Dan akhirnya Raput pun kabur sambil Putri menenteng salah satu high heelnya sementara high heel yang satunya lagi masih tergeletak di atas saluran air.
"woiii jangan kabur woiii..." teriak mereka.
Dan mereka pun segera mengejarnya hingga akhirnya terjadi kejar2an antara Raput VS 5 cowok cs di jalanan.
Dan akhirnya Raput pun kabur sambil Putri menenteng salah satu high heelnya sementara high heel yang satunya lagi masih tergeletak di atas saluran air.
"woiii jangan kabur woiii..." teriak mereka.
Dan mereka pun segera mengejarnya hingga akhirnya terjadi kejar2an antara Raput VS 5 cowok cs di jalanan.
"lewat
sini, put" pinta Rafa yang terus menggandeng tangan Putri.
"aduh kalo misal gak pakai baju begini udah aku tendang mereka" gerutu Putri sambil terus berlari.
Raput terus berlari sejauh mungkin agar tidak tertangkap. Raput pun melintasi para pengamen jalanan yang sedang nongkrong.
"aduh kalo misal gak pakai baju begini udah aku tendang mereka" gerutu Putri sambil terus berlari.
Raput terus berlari sejauh mungkin agar tidak tertangkap. Raput pun melintasi para pengamen jalanan yang sedang nongkrong.
"eh
itu kan temen gue?" tunjuk salah satu pengamen yang ternyata pengamen di
lampu merah yang dulu pernah nyanyi bareng Putri.
"bantuin yuk" ajaknya pada para pengamen yang lain dan mereka pun segera menghadang cowok2 yang mengejar Raput.
"eh minggir lo gak usah ikut campur" bentak salah satu dari kelompok yang sedang mengejar Raput.
"masalah temen gue..berarti masalah gue" jawab pengamen itu.
"bantuin yuk" ajaknya pada para pengamen yang lain dan mereka pun segera menghadang cowok2 yang mengejar Raput.
"eh minggir lo gak usah ikut campur" bentak salah satu dari kelompok yang sedang mengejar Raput.
"masalah temen gue..berarti masalah gue" jawab pengamen itu.
Hingga
akhirnya, mereka terlibat adu mulut dan tawuran pun tak terhindarkan tapi
sebagian dari mereka ada yang terus mengejar Raput.
Sementara di tempat lain, terlihat Raput berhenti sejenak untuk mengatur nafas tapi kemudian mereka lari lagi saat melihat kelompok itu masih mengejar.
Raput pun berlari melintasi loper koran.
Sementara di tempat lain, terlihat Raput berhenti sejenak untuk mengatur nafas tapi kemudian mereka lari lagi saat melihat kelompok itu masih mengejar.
Raput pun berlari melintasi loper koran.
"lho
itukan gadis yang waktu itu?" batin loper koran yang ternyata ce loper
koran lumpuh yang pernah dibantu Putri tempo hari.
"tolong..tolong..!!!" teriak loper itu meminta bantuan.
Hingga akhirnya, terlihat beberapa loper koran yang lain mulai berdatangan.
"ada apa bang?" tanya mereka
"cepat bantuin dia" pintanya sambil nunjuk Raput yang sedang dikejar beberapa orang.
"tolong..tolong..!!!" teriak loper itu meminta bantuan.
Hingga akhirnya, terlihat beberapa loper koran yang lain mulai berdatangan.
"ada apa bang?" tanya mereka
"cepat bantuin dia" pintanya sambil nunjuk Raput yang sedang dikejar beberapa orang.
Para
loper koran itupun segera mengejar kelompok itu kemudian menghadangnya dan
lagi2 tawuran pun terjadi antara loper koran VS 5 cowok cs tapi masih saja ada
di antara mereka yang terus mengejar Raput hingga masuk ke dalam pasar.
Sesekali Raput menoleh ke belakang memastikan apa mereka masih mengejar dan benar saja masih terlihat beberapa orang yang terus mengejarnya.
Sesekali Raput menoleh ke belakang memastikan apa mereka masih mengejar dan benar saja masih terlihat beberapa orang yang terus mengejarnya.
Dan
terjadilah kejar2an di dalam pasar laksana Jack dan Rose dalam film Titanic
yang berlarian di antara para pekerja kapal tapi kalo ini bukan pekerja kapal
tapi para bakul sayur yang sedang bertransaksi ama pembeli, contohnya yang satu
ini.
"aduhhh rumpiii kok bisa ce harga bawang bisa semahal ini?" pekiknya saat tahu harga bawang sekilonya sekarang mencapai 60-70rb.
"aduhhh rumpiii kok bisa ce harga bawang bisa semahal ini?" pekiknya saat tahu harga bawang sekilonya sekarang mencapai 60-70rb.
"apa
abang mau nipu eke hah...?" bentaknya kesal
"eh masbro apa loe gak lihat berita di tipi.. harga bawang sekarang emang segitu" jawab penjual itu gak mau kalah
"ihh kok masbro ce? muka udah cakep kayak pacarnya Lee Min Ho gini kok masih dipanggil masbro" protesnya dan setelah diamati dari dekat ternyata itu banci yang waktu itu salonnya diobrak abrik ama Putri.
"limino? limino siapa ya?" tanya penjual itu bingung
"eh masbro apa loe gak lihat berita di tipi.. harga bawang sekarang emang segitu" jawab penjual itu gak mau kalah
"ihh kok masbro ce? muka udah cakep kayak pacarnya Lee Min Ho gini kok masih dipanggil masbro" protesnya dan setelah diamati dari dekat ternyata itu banci yang waktu itu salonnya diobrak abrik ama Putri.
"limino? limino siapa ya?" tanya penjual itu bingung
"ihh
kok limino ce? aduh pusing ya gini kalo ngobrol ama bakul bawang jadi gak
nyambung deh" jawab tu Banci gemas.
"makanya lihat tipi dong, bang. jangan taunya harga bawang yang naik tapi gak tahu siapa itu Lee Min Ho" sambungnya sambil benerin tas keranjang di tangannya.
"emang tu limino pernah masuk tipi?" tanya penjual itu penasaran
"ihh emang acaranya siapa, kemarin tanggal 23 Maret 2013 di Plenary Hall, JCC kalo bukan acara dia.." jawab Banci itu berapi2.
"makanya lihat tipi dong, bang. jangan taunya harga bawang yang naik tapi gak tahu siapa itu Lee Min Ho" sambungnya sambil benerin tas keranjang di tangannya.
"emang tu limino pernah masuk tipi?" tanya penjual itu penasaran
"ihh emang acaranya siapa, kemarin tanggal 23 Maret 2013 di Plenary Hall, JCC kalo bukan acara dia.." jawab Banci itu berapi2.
"emang
ngapain limino di sana?" tanya penjual itu lagi
"ngupas bawang.. ya global fan meeting first love with Indonesia lah bang gimana ce" cetus tu Banci
"ayo apa mau tanya lagi apa itu global fan meeting first love with Indonesia?" sambungnya sambil melepas sandalnya kemudian mengancam akan memukulkannya kalo penjual itu masih gak ngerti2 juga.
Hingga akhirnya, penjual itu pun manggut2 meski aslinya gak ngerti sama sekali???
"ngupas bawang.. ya global fan meeting first love with Indonesia lah bang gimana ce" cetus tu Banci
"ayo apa mau tanya lagi apa itu global fan meeting first love with Indonesia?" sambungnya sambil melepas sandalnya kemudian mengancam akan memukulkannya kalo penjual itu masih gak ngerti2 juga.
Hingga akhirnya, penjual itu pun manggut2 meski aslinya gak ngerti sama sekali???
"ini
jadi gak beli bawangnya? kenapa malah bahas ce limino" tanya penjual itu
mengalihkan pembicaraan.
"ya jadi dong bang, kalo gak ada bawang mau jadi apa bumbu sateku nanti" jawab tu Banci
"ya ganti aja ama rumput" sahut penjual itu
"ihh emangnya eke sapi disuruh makan rumput" protesnya sambil memilih2 bawang di depannya.
Dan tiba2,
"aduhh.." rintihnya saat ada seseorang yang menyenggol dirinya hingga hampir jatuh.
"ya jadi dong bang, kalo gak ada bawang mau jadi apa bumbu sateku nanti" jawab tu Banci
"ya ganti aja ama rumput" sahut penjual itu
"ihh emangnya eke sapi disuruh makan rumput" protesnya sambil memilih2 bawang di depannya.
Dan tiba2,
"aduhh.." rintihnya saat ada seseorang yang menyenggol dirinya hingga hampir jatuh.
"eh
kalo ja..." bentaknya tapi gak jadi
"eh yang punya meong, ngapain di sini apa mau belanja juga?" sapa tu Banci saat melihat Raput ngos2an setelah menabraknya.
"apa kalian habis joging kok nafasnya bisa kayak gitu?" tebak tu Banci sotoy
"iya joging dari sabang sampai merauke" sahut Putri asal
Banci : ???
"pintu keluarnya di mana ya?" tanya Rafa ngos2an
"eh yang punya meong, ngapain di sini apa mau belanja juga?" sapa tu Banci saat melihat Raput ngos2an setelah menabraknya.
"apa kalian habis joging kok nafasnya bisa kayak gitu?" tebak tu Banci sotoy
"iya joging dari sabang sampai merauke" sahut Putri asal
Banci : ???
"pintu keluarnya di mana ya?" tanya Rafa ngos2an
"ngapain
nanya pintu keluar?" tanya tu Banci bingung
"cepet di mana pintu keluarnya? kita lagi dikejar2 orang ini" jawab Rafa
Tapi belum sempat tu Banci nunjukin pintu keluar, terlihat beberapa orang yang mengejar Raput sudah terlihat.
Melihat hal itu, Raput segera kabur lagi dan segera menghadang mereka.
"cepet di mana pintu keluarnya? kita lagi dikejar2 orang ini" jawab Rafa
Tapi belum sempat tu Banci nunjukin pintu keluar, terlihat beberapa orang yang mengejar Raput sudah terlihat.
Melihat hal itu, Raput segera kabur lagi dan segera menghadang mereka.
"minggir
lo Banci, ngapain berdiri di tengah jalan begitu kayak orang kecakepan
aja" bentak mereka saat dirasa tu Banci menghalangi jalan mereka.
"eh mereka gak tahu siapa eke, bang.." jawab tu Banci sambil melirik ke arah bakul bawang.
"dia tu pacarnya limino.. kalian tahu kan siapa limino?" beritahu ce bakul bawang.
"eh mereka gak tahu siapa eke, bang.." jawab tu Banci sambil melirik ke arah bakul bawang.
"dia tu pacarnya limino.. kalian tahu kan siapa limino?" beritahu ce bakul bawang.
"kalo
kalian aja gak tahu... apalagi gue?" sambung bakul bawang nyengir
"ah kebanyakan bacot lo" bentak mereka hingga akhirnya menyerang tu Banci.
Bakul bawang itu pun gak tinggal diam saat melihat hal itu.
Hingga akhirnya terjadi bentrokan antara mereka dan seisi pasar pun ribut gara2 kejadian itu.
"ah kebanyakan bacot lo" bentak mereka hingga akhirnya menyerang tu Banci.
Bakul bawang itu pun gak tinggal diam saat melihat hal itu.
Hingga akhirnya terjadi bentrokan antara mereka dan seisi pasar pun ribut gara2 kejadian itu.
Sementara
di tempat lain... Terlihat Raput masih berlari menghindari mereka.
"sepertinya mereka sudah gak ngejar kita lagi" beritahu Putri setelah menoleh ke belakang dan memastikan kalo keadaan sudah aman.
Mereka pun beristirahat di depan sebuah pertokoan yang masih di area pasar.
"sepertinya mereka sudah gak ngejar kita lagi" beritahu Putri setelah menoleh ke belakang dan memastikan kalo keadaan sudah aman.
Mereka pun beristirahat di depan sebuah pertokoan yang masih di area pasar.
"sebenarnya
ini mau kencan apa lomba lari maraton ce? hufft..." ucap Rafa kecapekan
"haus gak?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk
"bentar aku cari minuman dulu" pamit Rafa dan segera pergi mencari penjual minuman.
Putri masih berdiri di depan toko sambil menenteng salah satu high heelnya.
"haus gak?" tanya Rafa dan Putri pun mengangguk
"bentar aku cari minuman dulu" pamit Rafa dan segera pergi mencari penjual minuman.
Putri masih berdiri di depan toko sambil menenteng salah satu high heelnya.
Beberapa
kali terlihat pengguna jalan khususnya cowok selalu iseng menggoda Putri yang sedang
berdiri sendirian sambil nenteng sepatu tapi Putri gak pernah menggubrisnya.
Hingga akhirnya ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Dilihatnya beberapa anak kecil berpakaian kumal seperti anak jalanan sedang bermain sepak bola.
Tapi yang mereka pakai bukan bola biasa melainkan botol bekas air mineral yang telah kosong yang mereka tendang kesana kemari dengan riang.
Hingga akhirnya ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Dilihatnya beberapa anak kecil berpakaian kumal seperti anak jalanan sedang bermain sepak bola.
Tapi yang mereka pakai bukan bola biasa melainkan botol bekas air mineral yang telah kosong yang mereka tendang kesana kemari dengan riang.
Selang
kemudian, terlihat Rafa berjalan menuju ke tempat semula dengan membawa 2 air
mineral di tangan. Namun apa yang terjadi?
Putri sudah gak ada di tempat, yang ada cuma sepatunya yang tergeletak di lantai.
Rafa : ???
Rafa tengok kanan kiri mencari keberadaan Putri dan dia pun melihat di seberang sana.
Seorang cewek sedang bermain sepak bola bersama beberapa anak kecil dengan gembira. Rafa pun menggeleng.
Selang kemudian, Rafa pun menghampiri mereka.
Putri sudah gak ada di tempat, yang ada cuma sepatunya yang tergeletak di lantai.
Rafa : ???
Rafa tengok kanan kiri mencari keberadaan Putri dan dia pun melihat di seberang sana.
Seorang cewek sedang bermain sepak bola bersama beberapa anak kecil dengan gembira. Rafa pun menggeleng.
Selang kemudian, Rafa pun menghampiri mereka.
"boleh
ikutan main gak?" pinta Rafa dan mereka pun segera menghentikan
permainannya.
"ini kak, bolanya" ucap anak kecil sambil memberikan bolanya ke arah Rafa.
"bola yang bagus" puji Rafa
"dibelikan kakak itu" tunjuk mereka semua ke arah Putri.
Sementara Putri cuma senyam senyum dan mereka pun bermain sepak bola bersama.
"ini kak, bolanya" ucap anak kecil sambil memberikan bolanya ke arah Rafa.
"bola yang bagus" puji Rafa
"dibelikan kakak itu" tunjuk mereka semua ke arah Putri.
Sementara Putri cuma senyam senyum dan mereka pun bermain sepak bola bersama.
Terlihat
beberapa kali Putri menarik baju Rafa dari belakang karena berebut bola
dengannya.
Seringkali Rafa tidak memberikan kesempatan pada Putri untuk mendapatkan bola bikin Putri manyun.
Kalo sudah begitu, tak jarang Rafa mencolek dagu Putri bikin Putri tersenyum.
Hingga akhirnya mereka menghentikan permainan dan mereka pun minum air mineral yang dibeli Rafa tadi bersama2.
Yang satu diminum beberapa anak itu dan yang satunya lagi diminum berdua ama Raput.
Di saat mereka tengah asyik beristirahat tiba2
Seringkali Rafa tidak memberikan kesempatan pada Putri untuk mendapatkan bola bikin Putri manyun.
Kalo sudah begitu, tak jarang Rafa mencolek dagu Putri bikin Putri tersenyum.
Hingga akhirnya mereka menghentikan permainan dan mereka pun minum air mineral yang dibeli Rafa tadi bersama2.
Yang satu diminum beberapa anak itu dan yang satunya lagi diminum berdua ama Raput.
Di saat mereka tengah asyik beristirahat tiba2
BRAKKKKKK....!!!
Terdengar suara benturan yang sangat keras yang gak jauh dari tempat mereka bermain bola dan mereka pun melihatnya bersama2.
Hingga terlihat seorang tukang becak jadi korban tabrak lari.
"BAPAKKKK...!!!" tangis salah satu anak yang bermain bola bersama Raput tadi.
"BAPAKKK...!!!" Anak itu segera menghampiri tukang becak yang sudah gak berdaya.
Putri masih sempat melihat mobil yang menabrak tukang becak sebelum dia kabur ke arah lain, tapi sekarang yang terpenting menyelamatkan nyawa bapak ini.
Terdengar suara benturan yang sangat keras yang gak jauh dari tempat mereka bermain bola dan mereka pun melihatnya bersama2.
Hingga terlihat seorang tukang becak jadi korban tabrak lari.
"BAPAKKKK...!!!" tangis salah satu anak yang bermain bola bersama Raput tadi.
"BAPAKKK...!!!" Anak itu segera menghampiri tukang becak yang sudah gak berdaya.
Putri masih sempat melihat mobil yang menabrak tukang becak sebelum dia kabur ke arah lain, tapi sekarang yang terpenting menyelamatkan nyawa bapak ini.
Raput
segera menghampirinya.
"Bapaknya dek?" tanya Putri pada anak yang sedari tadi menangis di sebelah bapak ini.
Putri mencoba memeriksa keadaannya sampai dia gak peduli saat gaunnya kotor kena noda darah tukang becak itu.
Putri segera berlari ke tepi jalan mencoba mencegat beberapa mobil atau angkot agar mau berhenti dan mau membawanya ke RS tapi semuanya menolak.
Setelah tahu saat korbannya cuma seorang tukang becak.
"Bapaknya dek?" tanya Putri pada anak yang sedari tadi menangis di sebelah bapak ini.
Putri mencoba memeriksa keadaannya sampai dia gak peduli saat gaunnya kotor kena noda darah tukang becak itu.
Putri segera berlari ke tepi jalan mencoba mencegat beberapa mobil atau angkot agar mau berhenti dan mau membawanya ke RS tapi semuanya menolak.
Setelah tahu saat korbannya cuma seorang tukang becak.
Coba kalo
anak pejabat, mungkin udah pada berebut tu pengen nolong.
"brengsek semuanya.. apa kalian tidak punya hati nurani" teriaknya yang mulai panik saat melihat kondisi Bapak itu yang makin kritis.
Putri segera mencari HPnya dan mencoba menghubungi seseorang.
Sementara Rafa masih terus memangku Bapak itu bersama anak yang terus menangis di sampingnya.
"brengsek semuanya.. apa kalian tidak punya hati nurani" teriaknya yang mulai panik saat melihat kondisi Bapak itu yang makin kritis.
Putri segera mencari HPnya dan mencoba menghubungi seseorang.
Sementara Rafa masih terus memangku Bapak itu bersama anak yang terus menangis di sampingnya.
"hallo
pak Budi? bisa secepatnya ke depan pasar sekarang juga, pak?" pinta Putri
panik.
Dan gak lama kemudian, terlihat mobil mewah menghampiri mereka. Seorang pria segera keluar dari dalam mobil dan berlari kearah mereka.
"ada apa non?" tanya pria itu yang juga ikutan panik saat melihat Putri memangku korban kecelakaan bersama Rafa.
"cepat bawa masuk ke dalam mobil, pak" pinta Putri dan mencoba mengangkat bapak itu bersama Rafa.
Dan gak lama kemudian, terlihat mobil mewah menghampiri mereka. Seorang pria segera keluar dari dalam mobil dan berlari kearah mereka.
"ada apa non?" tanya pria itu yang juga ikutan panik saat melihat Putri memangku korban kecelakaan bersama Rafa.
"cepat bawa masuk ke dalam mobil, pak" pinta Putri dan mencoba mengangkat bapak itu bersama Rafa.
"tapi
non?" jawab pria itu keberatan karena takut mobilnya kotor secara mobil
mahal, tapi Putri tidak menggubrisnya.
Dia tetap membawanya masuk ke dalam mobil.
"mana kuncinya, pak? biar aku yang nyetir" pinta Putri dan Pria itu segera memberikannya.
Kenapa Pria itu dengan mudah memberikan kunci mobil pada Putri?
Karena dia itu Pak Budi yang ditelpon Putri tadi dan dia sopir pribadi Putri dan juga mobil mewah ini milik Putri.
Dia tetap membawanya masuk ke dalam mobil.
"mana kuncinya, pak? biar aku yang nyetir" pinta Putri dan Pria itu segera memberikannya.
Kenapa Pria itu dengan mudah memberikan kunci mobil pada Putri?
Karena dia itu Pak Budi yang ditelpon Putri tadi dan dia sopir pribadi Putri dan juga mobil mewah ini milik Putri.
Putri
segera masuk ke dalam mobil yang diikuti Rafa, anak kecil dan pak Budi.
Dan wussssss...
Putri menyetir mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke RS, tidak dipedulikannya mobilnya kotor kena noda darah tukang becak itu.
Hingga akhirnya, tanpa sengaja Putri melihat mobil yang telah menabrak tukang becak ini tengah melintas di depannya dan tanpa pikir panjang Putri segera mengejarnya hingga mobil itu berhenti di sebuah lampu merah dan Putri segera menabraknya dari belakang.
Dan wussssss...
Putri menyetir mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke RS, tidak dipedulikannya mobilnya kotor kena noda darah tukang becak itu.
Hingga akhirnya, tanpa sengaja Putri melihat mobil yang telah menabrak tukang becak ini tengah melintas di depannya dan tanpa pikir panjang Putri segera mengejarnya hingga mobil itu berhenti di sebuah lampu merah dan Putri segera menabraknya dari belakang.
BRAKKKKKK....!!!
Benturan yang sangat keras hingga bagian belakang mobil itu penyok gara2 ditabrak Putri.
"Put, apa yang kamu lakukan? ini melanggar hukum" bentak Rafa di sebelah Putri atas kelakuan nekat Putri.
Tapi Putri gak menggubrisnya hingga yang punya mobil itu turun kemudian menghampiri Putri sambil marah2.
Benturan yang sangat keras hingga bagian belakang mobil itu penyok gara2 ditabrak Putri.
"Put, apa yang kamu lakukan? ini melanggar hukum" bentak Rafa di sebelah Putri atas kelakuan nekat Putri.
Tapi Putri gak menggubrisnya hingga yang punya mobil itu turun kemudian menghampiri Putri sambil marah2.
"apa
yang kamu lakukan pada mobilku?" bentaknya sambil menggebrak bagian depan
mobil Putri karena gak terima mobilnya ditabrak dari belakang.
Putri segera keluar dari mobil sambil membanting pintu.
"kamu tau mobil siapa yang kamu tabrak ini?" tunjuk orang itu ke arah mobilnya.
"emang gue pikirin" jawab Putri gak mau kalah
"eh denger lo ya? gue ini anak pejabat, lo bisa punya masalah besar kalo berurusan sama gue" tunjuk pemuda itu kesal.
Putri segera keluar dari mobil sambil membanting pintu.
"kamu tau mobil siapa yang kamu tabrak ini?" tunjuk orang itu ke arah mobilnya.
"emang gue pikirin" jawab Putri gak mau kalah
"eh denger lo ya? gue ini anak pejabat, lo bisa punya masalah besar kalo berurusan sama gue" tunjuk pemuda itu kesal.
"emangnya
kalo lo anak pejabat, lo pikir gue gak berani sama lo gitu?" Putri segera
menarik kerah bajunya dan mau menghajarnya.
Rafa segera keluar untuk melerainya.
"emang gue punya masalah apa sama lo sampe mobil gue lo tabrak dari belakang kayak gini hah?" bentak pemuda itu.
"karena lo udah nabrak bapak gue" jawab Putri kemudian menghajar pemuda itu.
"bapak lo? bapak lo yang mana?" tanya pemuda itu bungung sambil memegangi pipinya karena sakit.
Rafa segera keluar untuk melerainya.
"emang gue punya masalah apa sama lo sampe mobil gue lo tabrak dari belakang kayak gini hah?" bentak pemuda itu.
"karena lo udah nabrak bapak gue" jawab Putri kemudian menghajar pemuda itu.
"bapak lo? bapak lo yang mana?" tanya pemuda itu bungung sambil memegangi pipinya karena sakit.
"tukang
becak yang lo tabrak di depan pasar tadi. ingat gak lo?" jawab Putri kemudian
menghajar pemuda itu lagi karena kesal.
"eh jangan fitnah lo ya" bantah pemuda itu
"lo bilang gue fitnah, nih buktinya" Putri mendorong pemuda itu hingga hanpir jatuh di sebelah jendela mobil Putri.
Hingga akhirnya pemuda itu melihat tukang becak itu gak berdaya di dalam mobil sambil ditemani anak kecil dan pak Budi di sebelahnya.
"eh jangan fitnah lo ya" bantah pemuda itu
"lo bilang gue fitnah, nih buktinya" Putri mendorong pemuda itu hingga hanpir jatuh di sebelah jendela mobil Putri.
Hingga akhirnya pemuda itu melihat tukang becak itu gak berdaya di dalam mobil sambil ditemani anak kecil dan pak Budi di sebelahnya.
"sudahlah,
put. ayo cepat kita bawa bapak ini ke rumah sakit sebelum keadaannya semakin
parah" Rafa mencoba melerainya.
"brengsek lo" Putri mendorong pemuda itu karena kesal.
Hingga akhirnya, Raput masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pemuda itu yang masih bengong di tengah jalan.
Sesampainya di RS, para perawat segera membantu membawanya masuk dengan kereta dorong dan setelah masuk ke ruang UGD, dokter segera memeriksanya.
"brengsek lo" Putri mendorong pemuda itu karena kesal.
Hingga akhirnya, Raput masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pemuda itu yang masih bengong di tengah jalan.
Sesampainya di RS, para perawat segera membantu membawanya masuk dengan kereta dorong dan setelah masuk ke ruang UGD, dokter segera memeriksanya.
Sementara
Raput, anak kecil dan pak Budi menunggu dengan harap2 cemas di luar.
Beberapa saat kemudian dokter pun keluar dan menginformasikan bahwa bapak itu mengalami patah tulang pada kakinya dan harus segera dioperasi.
Mendengar hal itu, anak kecil yang sedari tadi digandeng Putri seketika menangis dan memanggil2 bapaknya.
"saya yang akan menanggung semua biayanya, dok" jawab Putri yakin.
Beberapa saat kemudian dokter pun keluar dan menginformasikan bahwa bapak itu mengalami patah tulang pada kakinya dan harus segera dioperasi.
Mendengar hal itu, anak kecil yang sedari tadi digandeng Putri seketika menangis dan memanggil2 bapaknya.
"saya yang akan menanggung semua biayanya, dok" jawab Putri yakin.
Malam pun
tiba, operasi sedang berlangsung.
Sementara terlihat Raput dan anak kecil itu sedang menunggu di ruang tunggu, mungkin karena kecapekan anak kecil itu sampe tertidur di pangkuan Putri.
Sementara Putri mengelus2 rambutnya dengan ditemani Rafa di sebelahnya.
Tadi Putri sempat menanyakan siapa nama anak kecil itu dan dia jawab kalo namanya RIZKI...
Sementara terlihat Raput dan anak kecil itu sedang menunggu di ruang tunggu, mungkin karena kecapekan anak kecil itu sampe tertidur di pangkuan Putri.
Sementara Putri mengelus2 rambutnya dengan ditemani Rafa di sebelahnya.
Tadi Putri sempat menanyakan siapa nama anak kecil itu dan dia jawab kalo namanya RIZKI...
Dia cuma
tinggal berdua sama bapaknya yang seorang tukang becak itu, makanya dia sedih
sekali saat tau bapaknya kecelakaan karena dia udah gak punya siapa2 lagi.
"maaf ya kencan pertama kita harus berakhir di RS begini" bisik Putri pada Rafa di sebelahnya.
"gpp kok" jawab Rafa tersenyum kemudian merangkul lengan Putri.
Hingga akhirnya Putri pun bersandar di bahu Rafa di ruang tunggu dengan Rizki tidur dlm pangkuan Putri.
"maaf ya kencan pertama kita harus berakhir di RS begini" bisik Putri pada Rafa di sebelahnya.
"gpp kok" jawab Rafa tersenyum kemudian merangkul lengan Putri.
Hingga akhirnya Putri pun bersandar di bahu Rafa di ruang tunggu dengan Rizki tidur dlm pangkuan Putri.
Beberapa
jam kemudian...
Dokter mengabarkan kalo operasinya telah berhasil bikin Raput dan Rizki lega.
Dan semenjak bapaknya Rizki mendapat perawatan di RS, Putri membawa Rizki pulang ke rumah dan selalu rutin menjenguk bapaknya Rizki bersama Rafa.
Beberapa minggu kemudian...
Dokter mengabarkan kalo operasinya telah berhasil bikin Raput dan Rizki lega.
Dan semenjak bapaknya Rizki mendapat perawatan di RS, Putri membawa Rizki pulang ke rumah dan selalu rutin menjenguk bapaknya Rizki bersama Rafa.
Beberapa minggu kemudian...
Bapaknya
Rizki sudah diperbolehkan pulang saat mereka sedang bersiap2 untuk pulang,
tiba2 ada seseorang yang mengetuk pintu.
Putri segera membukakan pintu, dilihatnya pemuda yang waktu itu yang telah menabrak bapaknya Rizki kini sedang berdiri di depan pintu sambil tertunduk.
"maafkan aku atas kejadian tempo hari dan aku berjanji akan membiayai semua pengobatan untuk bapak itu sampai sembuh" sesalnya pada Putri.
Putri segera membukakan pintu, dilihatnya pemuda yang waktu itu yang telah menabrak bapaknya Rizki kini sedang berdiri di depan pintu sambil tertunduk.
"maafkan aku atas kejadian tempo hari dan aku berjanji akan membiayai semua pengobatan untuk bapak itu sampai sembuh" sesalnya pada Putri.
"maafin
aku juga ya karena udah nabrak mobil kamu dari belakang dan aku janji akan
segera menggantinya" jawab Putri tersenyum.
Yang didengar Rafa, bapaknya Rizki dan Rizki dari dalam dan semua tersenyum mendengarnya.
Yang didengar Rafa, bapaknya Rizki dan Rizki dari dalam dan semua tersenyum mendengarnya.
Beberapa
jam kemudian...
Terlihat Putri menyetir mobil mewahnya sendiri dan sesekali bertanya pada Rizki di mana alamat rumahnya.
"lurus saja kak, nanti kalo ada perempatan kita belok" jawab Rizki yang sedang duduk di belakang bersama bapaknya.
Putri manggut2 sementara Rafa duduk di sebelahnya.
Hingga akhirnya mereka sampai di perkampungan kumuh.
"depan itu kak rumahnya Rizki" beritahu Rizki sambil nunjuk sebuah rumah dari sebuah papan triplek.
Terlihat Putri menyetir mobil mewahnya sendiri dan sesekali bertanya pada Rizki di mana alamat rumahnya.
"lurus saja kak, nanti kalo ada perempatan kita belok" jawab Rizki yang sedang duduk di belakang bersama bapaknya.
Putri manggut2 sementara Rafa duduk di sebelahnya.
Hingga akhirnya mereka sampai di perkampungan kumuh.
"depan itu kak rumahnya Rizki" beritahu Rizki sambil nunjuk sebuah rumah dari sebuah papan triplek.
"ok.."
jawab Putri segera memperlambat laju mobilnya.
Mereka pun segera turun meski bapaknya Rizki memakai skruk, Rafa tetap membantunya masuk ke dalam rumah.
"ayo masuk kak" ajak Rizki bersemangat sambil membuka pintu rumahnya.
Mereka pun masuk ke dalam rumah.
Dilihatnya sebuah ruangan beralaskan kardus dan di dalamnya gak ada barang berharga sama sekali selain buku2 pelajaran Rizki, sebuah lemari kecil untuk menyimpan pakaian plus lampu teplok untuk menerangi rumah itu di malam hari karena gak ada aliran listrik.
"mari kak, silahkan duduk" ajak Rizki yang buru2 membersihkan alas kardusnya biar Raput bisa duduk dengan nyaman di situ dan mereka berempat pun duduk bersama.
"oh ya Rizki, cepat ambilkan minum untuk kakak2 ini sekalian kamu ambilkan singkong di belakang rumah biar bisa dimakan bersama2" pinta Bapak.
Mereka pun segera turun meski bapaknya Rizki memakai skruk, Rafa tetap membantunya masuk ke dalam rumah.
"ayo masuk kak" ajak Rizki bersemangat sambil membuka pintu rumahnya.
Mereka pun masuk ke dalam rumah.
Dilihatnya sebuah ruangan beralaskan kardus dan di dalamnya gak ada barang berharga sama sekali selain buku2 pelajaran Rizki, sebuah lemari kecil untuk menyimpan pakaian plus lampu teplok untuk menerangi rumah itu di malam hari karena gak ada aliran listrik.
"mari kak, silahkan duduk" ajak Rizki yang buru2 membersihkan alas kardusnya biar Raput bisa duduk dengan nyaman di situ dan mereka berempat pun duduk bersama.
"oh ya Rizki, cepat ambilkan minum untuk kakak2 ini sekalian kamu ambilkan singkong di belakang rumah biar bisa dimakan bersama2" pinta Bapak.
"baik
pak"
Rizki segera masuk ke dapur mengambil air putih dan disuguhkan pada Raput kemudian dia ke belakang untuk mengambil singkong dan ternyata Putri mengikutinya dari belakang.
Rafa : ???
Rizki segera masuk ke dapur mengambil air putih dan disuguhkan pada Raput kemudian dia ke belakang untuk mengambil singkong dan ternyata Putri mengikutinya dari belakang.
Rafa : ???
Saat Rafa
tengah asyik ngobrol ama Bapaknya Rizki di dalam, terdengar suara gelak tawa
Putri dan Rizki dari belakang.
Karena penasaran Rafa pun segera menyusulnya ke belakang.
Dilihatnya Putri sedang berusaha keras ama Rizki mencoba mencabut singkong dari dalam tanah.
"satu..dua..tiga" hitung mereka bersama2 namun singkong itu tetap bertahan di dalam tanah.
Karena penasaran Rafa pun segera menyusulnya ke belakang.
Dilihatnya Putri sedang berusaha keras ama Rizki mencoba mencabut singkong dari dalam tanah.
"satu..dua..tiga" hitung mereka bersama2 namun singkong itu tetap bertahan di dalam tanah.
Rafa pun
segera membantunya.
"satu..dua..tiga"
dan
BRAKKKKKK..
Singkong itu berhasil dicabut namun mereka malah terjatuh bersama2 ke tanah.
Terlihat Putri jatuh di dada Rafa dan mereka pun saling berpandangan.
"kuch kuch hota hai" goda Rizki bikin Putri buru2 berdiri salting begitupun juga dengan Rafa.
"satu..dua..tiga"
dan
BRAKKKKKK..
Singkong itu berhasil dicabut namun mereka malah terjatuh bersama2 ke tanah.
Terlihat Putri jatuh di dada Rafa dan mereka pun saling berpandangan.
"kuch kuch hota hai" goda Rizki bikin Putri buru2 berdiri salting begitupun juga dengan Rafa.
"cieee
kakak" goda Rizki bikin Raput malu.
Sementara bapaknya Rizki cuma tersenyum melihatnya.
Beberapa saat kemudian..
Hari mulai petang dan mereka sedang bakar singkong di belakang rumah tepatnya di ladang singkong kecil milik Rizki.
Sementara bapaknya Rizki cuma tersenyum melihatnya.
Beberapa saat kemudian..
Hari mulai petang dan mereka sedang bakar singkong di belakang rumah tepatnya di ladang singkong kecil milik Rizki.
"ini
Rizki sendiri yang tanam saat saya menarik becak" beritahu Bapaknya Rizki
saat mereka duduk melingkar di depan perapian.
Raput manggut2 mendengarnya.
Bapak itu juga cerita kalo dia cuma tinggal berdua ama Rizki di sini karena ibunya sudah meninggal.
Raput manggut2 mendengarnya.
Bapak itu juga cerita kalo dia cuma tinggal berdua ama Rizki di sini karena ibunya sudah meninggal.
Rizki
sekarang kelas 6 tapi bapaknya bingung apakah Rizki bisa ikut ujian nasional
apa tidak soalnya Rizki sering nunggak bayar SPP dan gak mampu bayar biaya
ujian.
Rizki menunduk saat mendengarnya.
"Rizki pengen ikut ujian?" tanya Putri. Rizki pun mengangguk pelan dengan mata berkaca2.
"setelah lulus SD, apa Rizki juga pengen sekolah lagi?" tanya Putri lagi.
Rizki menunduk saat mendengarnya.
"Rizki pengen ikut ujian?" tanya Putri. Rizki pun mengangguk pelan dengan mata berkaca2.
"setelah lulus SD, apa Rizki juga pengen sekolah lagi?" tanya Putri lagi.
"pengen
kak, tapi itu gak mungkin soalnya bapak gak punya biaya untuk menyekolahkan
Rizki ke SMP" jawab Rizki terbata karena sedih.
"setelah ini Rizki pasti bisa ikut ujian dan melunasi semua SPP Rizki dan Rizki juga bisa melanjuntukan sekolah, bukan cuma ke jenjang SMP tapi sampai SMA juga" jawab Putri
"setelah ini Rizki pasti bisa ikut ujian dan melunasi semua SPP Rizki dan Rizki juga bisa melanjuntukan sekolah, bukan cuma ke jenjang SMP tapi sampai SMA juga" jawab Putri
"benarkah?"
tanya Rizki berbinar
"tapi itu semua gak mungkin kak" Rizki tertunduk lagi.
"pasti mungkin karena kakak yang akan membiayai semua pendidikan Rizki sampai SMA" senyum Putri.
Seketika bapaknya Rizki melihat ke arah Putri dengan mata berkaca2.
"tapi dengan apa Rizki harus menggantinya, kak?" tanya Rizki bingung.
"tapi itu semua gak mungkin kak" Rizki tertunduk lagi.
"pasti mungkin karena kakak yang akan membiayai semua pendidikan Rizki sampai SMA" senyum Putri.
Seketika bapaknya Rizki melihat ke arah Putri dengan mata berkaca2.
"tapi dengan apa Rizki harus menggantinya, kak?" tanya Rizki bingung.
"dengan
singkong ini hehe" canda Putri sambil menunjukkan singkong yang sudah
matang dari perapian.
Dan mereka pun tersenyum.
Hingga akhirnya terlihat Putri menyuapi Rafa dengan singkong bakar, begitupun Rafa sebaliknya.
Sesekali terdengar jerit Putri karena Rafa iseng mengoleskan noda hitam dari kulit singkong ke pipi Putri bikin Rizki dan bapaknya tersenyum melihatnya.
Dan mereka pun tersenyum.
Hingga akhirnya terlihat Putri menyuapi Rafa dengan singkong bakar, begitupun Rafa sebaliknya.
Sesekali terdengar jerit Putri karena Rafa iseng mengoleskan noda hitam dari kulit singkong ke pipi Putri bikin Rizki dan bapaknya tersenyum melihatnya.
Dan Putri
pun segera membalasnya hinnga akhirnya terdengar gelak tawa mereka di antara
asap yang menyembul dari ladang singkong.
Beberapa minggu kemudian..
Terlihat Raput sedang duduk di atas becak bersama Rizki, yang dikayuh bapaknya Rizki.
Beberapa minggu kemudian..
Terlihat Raput sedang duduk di atas becak bersama Rizki, yang dikayuh bapaknya Rizki.
Becak ini
baru dibelikan Putri tadi pagi bersama Rafa karena becak yang lama sudah gak
bisa dipakai lagi gara2 kecelakaan itu. Karena
kaki bapaknya Rizki sudah sembuh dan bisa menarik becak lagi.
Saat
becak baru datang, mereka langsung mencobanya berkeliling.
Seperti yang terlihat saat ini, Raput saling tersenyum malu saat berada di atas becak dengan Rizki yang duduk di tengah mereka.
Mereka memutari kota dengan becak baru, hingga akhirnya Raput turun dan berpamitan pada Rizki dan bapaknya.
"Rizki, sekolah yang rajin ya" pesan Putri
Seperti yang terlihat saat ini, Raput saling tersenyum malu saat berada di atas becak dengan Rizki yang duduk di tengah mereka.
Mereka memutari kota dengan becak baru, hingga akhirnya Raput turun dan berpamitan pada Rizki dan bapaknya.
"Rizki, sekolah yang rajin ya" pesan Putri
Bapak
Rizki juga mengucapkan beribu2 terima kasih pada Raput atas bantuannya selama
ini.
Hingga akhirnya mereka saling melambaikan tangan untuk berpisah.
Raput tersenyum saat melihat bapaknya Rizki mengayuh becak sementara Rizki duduk di depan.
Raput kemudian berjalan ke arah lain sambil bergandengan tangan.
Terlihat Putri memakai celana pendek, kaos lengan pendek plus sandal jepit.
Inilah yang bikin Rafa termehek-mehek ama cewek di sebelahnya.
Cewek unik yang gak jaim dan mau jadi diri sendiri, meski ngedate pakai sandal jepit ayo aja daripada pakai high heel bikin apes.
Hingga akhirnya mereka saling melambaikan tangan untuk berpisah.
Raput tersenyum saat melihat bapaknya Rizki mengayuh becak sementara Rizki duduk di depan.
Raput kemudian berjalan ke arah lain sambil bergandengan tangan.
Terlihat Putri memakai celana pendek, kaos lengan pendek plus sandal jepit.
Inilah yang bikin Rafa termehek-mehek ama cewek di sebelahnya.
Cewek unik yang gak jaim dan mau jadi diri sendiri, meski ngedate pakai sandal jepit ayo aja daripada pakai high heel bikin apes.
Saat
mereka tengah asyik berjalan berdua sambil bergandengan tangan, tiba2 ada
sesuatu yang menarik perhatian Putri hinnga ia menghentikan langkahnya.
Rafa: ???
Dilihatnya sebuah anggota komunitas seni jalanan sedang membuat sebuah graffity.
Graffity adalah melukis dinding dengan cat semprot.
Komunitas itu tengah sibuk menyemprotkan cat kaleng pada tembok hingga menghasilkan sebuah gambar atau tulisan yang artistik.
"tunggu bentar ya, oppa" pamit Putri pada Rafa di sebelahnya.
Rafa: ???
Dilihatnya sebuah anggota komunitas seni jalanan sedang membuat sebuah graffity.
Graffity adalah melukis dinding dengan cat semprot.
Komunitas itu tengah sibuk menyemprotkan cat kaleng pada tembok hingga menghasilkan sebuah gambar atau tulisan yang artistik.
"tunggu bentar ya, oppa" pamit Putri pada Rafa di sebelahnya.
"mau
kem...?" Belum sempat Rafa bertanya, Putri sudah lari ke
arah mereka.
Beberapa saat kemudian.. Terlihat Putri sedang ngobrol akrab sama mereka dan sesekali nunjuk ke arah Rafa bikin Rafa penasaran apa yang sedang mereka bicarakan.
Beberapa saat kemudian, Putri segera menghampiri Rafa dan menarik tangannya.
"ayo oppa" ajak Putri bikin Rafa tambah bingung.
Hingga akhirnya Putri menyuruh Rafa berdiri di sebelah mereka dan menyaksikan Putri berkolaborasi ama komunitas itu membuat sebuah Graffity yang indah dan..
SROT...SROT...SROT...!!!
Putri mulai beraksi menyemprotkan cat kaleng itu ke tembok dengan cekatan.
SROT...SROT...SROT...!!!
Komunitas itu membantu Putri membuat sebuah gambar dan tulisan yang artistik.
SROT...SROT...SROT...!!!
Diam2 Rafa makin kagum saat melihat ceweknya beraksi bersama komunitas itu.
Selain jiwa sosialnya yang tinggi, sifatnya yang low profil, hobi berantem dan suka joget ala goyang itik ternyata ini cewek berbakat juga membuat Graffity.
Tapi itu gak heran lah secara Putri suka bergaul sama siapa saja dan gak suka membeda-bedakan teman, jadi pasti temannya bejibun mulai dari Pengamen, Loper koran, Tukang becak sampai Banci bawang yang rempong itu.
Beberapa saat kemudian.. Terlihat Putri sedang ngobrol akrab sama mereka dan sesekali nunjuk ke arah Rafa bikin Rafa penasaran apa yang sedang mereka bicarakan.
Beberapa saat kemudian, Putri segera menghampiri Rafa dan menarik tangannya.
"ayo oppa" ajak Putri bikin Rafa tambah bingung.
Hingga akhirnya Putri menyuruh Rafa berdiri di sebelah mereka dan menyaksikan Putri berkolaborasi ama komunitas itu membuat sebuah Graffity yang indah dan..
SROT...SROT...SROT...!!!
Putri mulai beraksi menyemprotkan cat kaleng itu ke tembok dengan cekatan.
SROT...SROT...SROT...!!!
Komunitas itu membantu Putri membuat sebuah gambar dan tulisan yang artistik.
SROT...SROT...SROT...!!!
Diam2 Rafa makin kagum saat melihat ceweknya beraksi bersama komunitas itu.
Selain jiwa sosialnya yang tinggi, sifatnya yang low profil, hobi berantem dan suka joget ala goyang itik ternyata ini cewek berbakat juga membuat Graffity.
Tapi itu gak heran lah secara Putri suka bergaul sama siapa saja dan gak suka membeda-bedakan teman, jadi pasti temannya bejibun mulai dari Pengamen, Loper koran, Tukang becak sampai Banci bawang yang rempong itu.
"selesai..."
ucap Putri bangga atas hasil karyanya bersama komunitas itu.
Terlihat sebuah tulisan artistik berwarna ungu campuran pink yang kalo dibaca berbunyi RAPUTERS dan di bawah tulisan itu ada sebuah bentuk Love yang super gede.
Rafa pun tepuk tangan melihat Graffity di depannya dan yang lain pun ikut tepuk tangan termasuk Putri.
"terima kasih atas kerjasamanya" ucap Putri pada komunitas itu.
Terlihat sebuah tulisan artistik berwarna ungu campuran pink yang kalo dibaca berbunyi RAPUTERS dan di bawah tulisan itu ada sebuah bentuk Love yang super gede.
Rafa pun tepuk tangan melihat Graffity di depannya dan yang lain pun ikut tepuk tangan termasuk Putri.
"terima kasih atas kerjasamanya" ucap Putri pada komunitas itu.
"bagaimana
kalo kalian berdua foto di situ?" usul mereka dan Putri dengan senang hati
melakukannya.
Hingga akhirnya,
"satu...dua...tiga"
CEKREKKK...!!!
Jadilah sebuah foto Raput berdiri di bawah tulisan RAPUTERS dan berdiri tepat di depan gambar bentuk LOVE yang super gede itu dengan pose mereka saling merangkul dengan kepala saling bersandar sambil tersenyum bahagia...
Hingga akhirnya,
"satu...dua...tiga"
CEKREKKK...!!!
Jadilah sebuah foto Raput berdiri di bawah tulisan RAPUTERS dan berdiri tepat di depan gambar bentuk LOVE yang super gede itu dengan pose mereka saling merangkul dengan kepala saling bersandar sambil tersenyum bahagia...
"makasih"
pamit Putri sambil melambaikan tangan ke arah mereka dan mereka pun
membalasnya.
"akrab banget, sejak kapan kamu mengenal mereka?" tanya Rafa penasaran melihat keakraban Putri ama komunitas itu.
"sejak tadi" jawab Putri enteng
Rafa: ???
"akrab banget, sejak kapan kamu mengenal mereka?" tanya Rafa penasaran melihat keakraban Putri ama komunitas itu.
"sejak tadi" jawab Putri enteng
Rafa: ???
Dan malam
pun tiba...
Terlihat Raput masih jalan berdua menyusuri trotoar hingga akhirnya mereka mendengar suara jedak jeduk cetar membahana.
"suara apaan ce?" tanya Putri tengok kanan kiri mencari sumber suara.
"kayaknya dari situ deh" tunjuk Rafa pada sebuah tempat hajatan yang malam itu dimeriahkan oleh orkes melayu.
"kita ke sana yuk" ajak Putri
Terlihat Raput masih jalan berdua menyusuri trotoar hingga akhirnya mereka mendengar suara jedak jeduk cetar membahana.
"suara apaan ce?" tanya Putri tengok kanan kiri mencari sumber suara.
"kayaknya dari situ deh" tunjuk Rafa pada sebuah tempat hajatan yang malam itu dimeriahkan oleh orkes melayu.
"kita ke sana yuk" ajak Putri
Rafa
sebenarnya males ke tempat seperti itu tapi karena Putri sudah menarik
tangannya jadi terpaksa ikut deh.
"satu jam saja...bercumbu denganmu" suara biduan menyanyikan lagu Satu Jam Saja dari Zaskia.
Putri manggut2 menikmati alunan musik, sementara Rafa cuma melihat2 kondisi sekitar yang dipadati penonton.
Kepala Putri manggut2 ikutan goyang dengan tangan dimasukkan ke dalam saku.
"satu jam saja...bercumbu denganmu" suara biduan menyanyikan lagu Satu Jam Saja dari Zaskia.
Putri manggut2 menikmati alunan musik, sementara Rafa cuma melihat2 kondisi sekitar yang dipadati penonton.
Kepala Putri manggut2 ikutan goyang dengan tangan dimasukkan ke dalam saku.
"lho
itukan banci bawang yang waktu itu?" tunjuk Putri ke arah biduan yang
tengah asyik menyanyi di atas panggung bersama 2 banci lainnya.
Rafa segera memperhatikannya dan benar saja, ternyata itu memang banci bawang yang waktu itu sedang menyanyi dengan suara falsnya.
"satu jam saja...ku dimanjakanmu" nyanyi Banci itu tapi tiba2 terdengar suara sorakan dari penonton yang memintanya untuk turun.
Rafa segera memperhatikannya dan benar saja, ternyata itu memang banci bawang yang waktu itu sedang menyanyi dengan suara falsnya.
"satu jam saja...ku dimanjakanmu" nyanyi Banci itu tapi tiba2 terdengar suara sorakan dari penonton yang memintanya untuk turun.
"HUUUUU...
TURUN.. TURUN...!!!" teriak mereka sambil melempari batu, kayu, botol
bekas atau apapun di sekitar mereka dilemparkannya ke arah 3 banci itu.
Seketika musik berhenti dan mereka terus saja melemparinya tanpa ampun hingga mengenai banci2 itu. Tiga banci itu cuma bisa menunduk sedih saat mereka dilempari meski body keker kayak bodyanguard tapi hati tetap mellow kayak Hello Kitty.
Seketika musik berhenti dan mereka terus saja melemparinya tanpa ampun hingga mengenai banci2 itu. Tiga banci itu cuma bisa menunduk sedih saat mereka dilempari meski body keker kayak bodyanguard tapi hati tetap mellow kayak Hello Kitty.
"TURUN...
TURUN... KITA GAK MAU YANG IMITASI. KITA MAUNYA YANG ASLI..." teriak
beberapa pemuda mencoba mengolok2 banci itu dan ternyata merekalah
provokatornya sehingga terjadi keributan ini.
Mereka terus melemparinya tanpa ampun hingga banci2 itu terluka.
"satu jam saja" nyanyi seseorang yang baru naik ke atas panggung bikin suasana seketika jadi hening.
All: ???
Mereka terus melemparinya tanpa ampun hingga banci2 itu terluka.
"satu jam saja" nyanyi seseorang yang baru naik ke atas panggung bikin suasana seketika jadi hening.
All: ???
"satu
jam saja" nyanyinya lagi bikin semua mata memandang ke arahnya.
Terlihat Putri sedang memegang mic untuk bernyanyi.
Seketika Rafa menoleh ke samping, dilihatnya Putri sudah tidak ada karena Putri sekarang sudah berdiri di atas panggung.
"cepat banget ngilangnya?" batin Rafa bingung
"maaf teman2, aku terlambat" sapa Putri pada para banci itu.
"yang punya meong" tunjuk Banci bawang
Terlihat Putri sedang memegang mic untuk bernyanyi.
Seketika Rafa menoleh ke samping, dilihatnya Putri sudah tidak ada karena Putri sekarang sudah berdiri di atas panggung.
"cepat banget ngilangnya?" batin Rafa bingung
"maaf teman2, aku terlambat" sapa Putri pada para banci itu.
"yang punya meong" tunjuk Banci bawang
Dan
musikpun diputar.
"aku sayang , jantungku deg-degan.. waktu kamu peluk diriku" Putri menyanyi sambil mengajak para banci itu untuk berjoget.
Sementara Rafa cuma bisa geleng2 kepala saat melihatnya dari bawah panggung.
"aku sayang badanku gemeteran... waktu kamu kecup keningku"
Para banci itu mulai ikut berjoget begitupun juga dengan para penonton.
"aku sayang , jantungku deg-degan.. waktu kamu peluk diriku" Putri menyanyi sambil mengajak para banci itu untuk berjoget.
Sementara Rafa cuma bisa geleng2 kepala saat melihatnya dari bawah panggung.
"aku sayang badanku gemeteran... waktu kamu kecup keningku"
Para banci itu mulai ikut berjoget begitupun juga dengan para penonton.
"satu
jam saja...bercumbu denganmu"
Putri plus para banci itu berjejer memperagakan goyang itik bikin Rafa makin geleng2 kepala.
"satu jam saja...ku dimanjakanmu" kali ini mereka goyang ngebor
"satu jam saja...bercinta denganmu" sekarang giliran goyang gergaji.
"aku disentuhnya..aku dibuainya..aku diciumnya..aku dipeluknya" Tiga banci itu meragain joget ala trio macan.
"satu jam saja oh mesranya" Putri mengakhiri lagunya dan mendapat aplaus dari para penonton.
Putri plus para banci itu berjejer memperagakan goyang itik bikin Rafa makin geleng2 kepala.
"satu jam saja...ku dimanjakanmu" kali ini mereka goyang ngebor
"satu jam saja...bercinta denganmu" sekarang giliran goyang gergaji.
"aku disentuhnya..aku dibuainya..aku diciumnya..aku dipeluknya" Tiga banci itu meragain joget ala trio macan.
"satu jam saja oh mesranya" Putri mengakhiri lagunya dan mendapat aplaus dari para penonton.
"terima
kasih.." ucap Putri sambil menggandeng para banci yang ngos-ngosan karena
habis meragain empat goyangan sekaligus.
"aduh tapi kok beginian ada di sini ya? mending dibuang aja deh" ucap Putri yang segera memunguti kayu2 yang berserakan di atas panggung kemudian dengan sengaja melemparkan ke arah pemuda2 biang ribut tadi.
"aduh tapi kok beginian ada di sini ya? mending dibuang aja deh" ucap Putri yang segera memunguti kayu2 yang berserakan di atas panggung kemudian dengan sengaja melemparkan ke arah pemuda2 biang ribut tadi.
"hey
kena mata tau...!!!" protes mereka gak terima saat kayu yang dilempar
Putri mengenai wajah mereka.
"sakit kan kalo dilempar kayu?" tanya Putri
"memangnya kamu pikir saat kamu melempar kayu ke atas panggung dan mengenai teman2ku, kamu pikir mereka gak sakit hah...!!!" bentak Putri
"cewek sialan" sahut mereka geram
"masih kurang? ni aku tambahin lagi" jawab Putri sambil melepas sandal jepitnya kemudian melemparkannya ke arah mereka bikin para pemuda itu murka hingga naik ke atas panggung.
"sakit kan kalo dilempar kayu?" tanya Putri
"memangnya kamu pikir saat kamu melempar kayu ke atas panggung dan mengenai teman2ku, kamu pikir mereka gak sakit hah...!!!" bentak Putri
"cewek sialan" sahut mereka geram
"masih kurang? ni aku tambahin lagi" jawab Putri sambil melepas sandal jepitnya kemudian melemparkannya ke arah mereka bikin para pemuda itu murka hingga naik ke atas panggung.
"gak
terima aku giniin? heh.." tantang Putri saat mereka sudah ada di hadapan
Putri.
"lo jgn macam2 di sini" tunjuk salah satu dari mereka ke arah Putri.
"kalo gak salah kenapa aku harus takut" sahut Putri sambil berkacak pinggang di hadapan mereka.
"orang yang gak bisa menghargai orang lain kayak kalian, pantesnya noh di kebun binatang sono" ledek Putri bikin mereka murka dan bersiap2 menghajar Putri.
"lo jgn macam2 di sini" tunjuk salah satu dari mereka ke arah Putri.
"kalo gak salah kenapa aku harus takut" sahut Putri sambil berkacak pinggang di hadapan mereka.
"orang yang gak bisa menghargai orang lain kayak kalian, pantesnya noh di kebun binatang sono" ledek Putri bikin mereka murka dan bersiap2 menghajar Putri.
Tapi
sebelum mereka melakukannya, Putri segera menendang, memukul, menghajar sampai
membanting mereka hingga tak berdaya padahal para banci itu sudah pasang berbagai
jurus untuk membantu Putri tapi untuk saat ini sepertinya jurus itu gak
berguna.
Hingga akhirnya Putri mengajak para banci itu turun dan sekarang malah para berandalan itu yang jadi sasaran lemparan penonton.
Menurut mereka, berandalan itu cuma bikin ribut saja.
Hingga akhirnya Putri mengajak para banci itu turun dan sekarang malah para berandalan itu yang jadi sasaran lemparan penonton.
Menurut mereka, berandalan itu cuma bikin ribut saja.
Beberapa
saat kemudian... Terlihat para banci itu saling mengobati luka temannya yang
terkena lemparan tadi bikin Putri iba.
"ini honor kalian" ucap seorang kakek sambil menyodorkan uang seratus ribu pada banci itu.
"iya terima kasih" Banci itu menerimanya sambil menahan perih luka di wajahnya.
"masa segitu kek?" protes Putri saat tau para banci itu dibayar murah.
"ini udah pantes buat mereka" jawab kakek itu
"ini honor kalian" ucap seorang kakek sambil menyodorkan uang seratus ribu pada banci itu.
"iya terima kasih" Banci itu menerimanya sambil menahan perih luka di wajahnya.
"masa segitu kek?" protes Putri saat tau para banci itu dibayar murah.
"ini udah pantes buat mereka" jawab kakek itu
"tapi
mereka juga terluka dalam acara ini, masa gak ada biaya tambahan untuk pengobatan
mereka" tanya Putri
"Ya udah ini aku tambahin" Kakek itu memberi uang seratus ribu lagi pada banci itu.
"nah gitu dong, kek. Lagian gara2 mereka, hajatan kakek bisa meriah kayak gini" ucap Putri senang
"oh ya emang ini hajatan apa ya kek?" tanya Putri penasaran
"acara kawinan" jawab Kakek itu
"emang kawinannya siapa kek? cucunya?" tebak Putri
"Ya udah ini aku tambahin" Kakek itu memberi uang seratus ribu lagi pada banci itu.
"nah gitu dong, kek. Lagian gara2 mereka, hajatan kakek bisa meriah kayak gini" ucap Putri senang
"oh ya emang ini hajatan apa ya kek?" tanya Putri penasaran
"acara kawinan" jawab Kakek itu
"emang kawinannya siapa kek? cucunya?" tebak Putri
Kakek itu
segera mendekati Putri dan berbisik, "acara kawinanku hehe" bisik
kakek itu sumringah
"hah???" pekik Putri
"iya ini pernikahanku yang ke-9 hehe" ucap kakek itu bangga
"busyet kayak eyang subur ni kakek" kata Putri kaget
"hah???" pekik Putri
"iya ini pernikahanku yang ke-9 hehe" ucap kakek itu bangga
"busyet kayak eyang subur ni kakek" kata Putri kaget
"nah
kebetulan namaku juga Subur... tapi nama panjangnya Subur Makmur hehe"
Kakek itu terkekeh kemudian pergi meninggalkan Putri yang masih berdiri
bengong.
Putri: ???
Putri: ???
"ini buat kamu" bisik
banci itu sambil nyelipin uang 50rb ke tangan Putri.
Putri: ???
"makasih ya tadi udah bantuin kita" ucap banci itu terharu.
Putri geleng2 kepala dan segera mengeluarkan dompetnya kemudian mengambil uang 300rb.
"aku nolongnya ikhlas kok. ini ada sedikit rejeki buat kalian, jangan ditolak ya?" ucap Putri sambil memberikan uang 300rb plus mengembalikan uang 50rb tadi.
Putri: ???
"makasih ya tadi udah bantuin kita" ucap banci itu terharu.
Putri geleng2 kepala dan segera mengeluarkan dompetnya kemudian mengambil uang 300rb.
"aku nolongnya ikhlas kok. ini ada sedikit rejeki buat kalian, jangan ditolak ya?" ucap Putri sambil memberikan uang 300rb plus mengembalikan uang 50rb tadi.
"buat apaan ini?" tanya
banci itu bingung
"buat ngobatin luka kalian biar bisa cantik lagi kayak dulu hehe" canda Putri
"ah kamu bisa aja, kalo gitu ini buat kamu aja"
Banci itu segera mengambil kardus kotak kecil, itu sebenarnya jatah bingkisan dari yang punya hajatan buat para banci itu tapi sekarang mereka kasihkan ke Putri sbg ucapan terima kasih.
"buat ngobatin luka kalian biar bisa cantik lagi kayak dulu hehe" canda Putri
"ah kamu bisa aja, kalo gitu ini buat kamu aja"
Banci itu segera mengambil kardus kotak kecil, itu sebenarnya jatah bingkisan dari yang punya hajatan buat para banci itu tapi sekarang mereka kasihkan ke Putri sbg ucapan terima kasih.
"apa ini?" tanya Putri
dan Rafa yang sedari tadi berdiri di sebelah Putri juga penasaran apa isinya,
perlahan Putri membukanya dan ternyata isinya 2 bungkus lemper.
Raput: ???
Beberapa saat kemudian.. Terlihat Raput jalan berdua sambil makan lemper pemberian banci tadi. Sesekali mereka saling menyuapi satu sama lain.
Raput: ???
Beberapa saat kemudian.. Terlihat Raput jalan berdua sambil makan lemper pemberian banci tadi. Sesekali mereka saling menyuapi satu sama lain.
"apa gak sakit cuma pakai
sandal sebelah gitu?" tanya Rafa saat melihat Putri cuma pakai sandal
sebelah.
Putri buru2 melihat ke bawah, "lho mana sandalku yang sebelah?"
Putri baru menyadari kalo sejak tadi dia cuma pakai sandal sebelah secara sandal yang satunya sudah dilemparkan ke arah para pemuda tadi. Rafa cuma geleng2 melihatnya kemudian duduk di depan Putri.
Putri buru2 melihat ke bawah, "lho mana sandalku yang sebelah?"
Putri baru menyadari kalo sejak tadi dia cuma pakai sandal sebelah secara sandal yang satunya sudah dilemparkan ke arah para pemuda tadi. Rafa cuma geleng2 melihatnya kemudian duduk di depan Putri.
"ayo cepat naik" pinta
Rafa
"jangan aku kan berat" jawab Putri yang teringat dulu Rafa pernah mengomel sepanjang jalan saat menggendongnya tapi Rafa segera menarik tangannya.
Dan mau gak mau Putri terpaksa menurutinya.
Selang kemudian, terlihat Rafa menggendong Putri di punggungnya tanpa banyak mengeluh.
"jangan aku kan berat" jawab Putri yang teringat dulu Rafa pernah mengomel sepanjang jalan saat menggendongnya tapi Rafa segera menarik tangannya.
Dan mau gak mau Putri terpaksa menurutinya.
Selang kemudian, terlihat Rafa menggendong Putri di punggungnya tanpa banyak mengeluh.
"berat tidak?" tanya
Putri dari belakang dan Rafa cuma menggeleng.
Sesekali Putri menyuapi Rafa dengan lempernya kemudian Putri memakannya.
"kenapa oppa bisa suka sama aku?" bisik Putri.
Rafa tidak menjawab, dia cuma diam mendengarkan sambil melanjuntukan langkahnya.
Sesekali Putri menyuapi Rafa dengan lempernya kemudian Putri memakannya.
"kenapa oppa bisa suka sama aku?" bisik Putri.
Rafa tidak menjawab, dia cuma diam mendengarkan sambil melanjuntukan langkahnya.
"masih banyak cewek lain
yang lebih cantik dan lebih lembut daripada aku? tapi kenapa oppa malah
memilihku?" tanya Putri lirih di telinga Rafa.
Rafa tersenyum mendengarnya, kemudian menghentikan langkahnya.
"apa gunanya wajah cantik kalo hatinya tidak secantik wajahnya" senyum Rafa
Rafa tersenyum mendengarnya, kemudian menghentikan langkahnya.
"apa gunanya wajah cantik kalo hatinya tidak secantik wajahnya" senyum Rafa
"mending memiliki kamu yang
biasa2 aja tapi hatinya sungguh luar biasa" senyum Rafa sambil melihat ke
arah Putri di sampingnya kemudian mengecup bibir Putri dgn lembut bikin Putri
tersenyum malu.
"cewek yang hatinya cantik cuma seribu satu dan aku beruntung bisa menemukan satu di antara seribu itu" ucap Rafa lagi sambil memandang ke arah Putri.
"makasih oppa" bisik Putri kemudian mengecup bibir Rafa dgn lembut kemudian mereka saling menempelkan hidung. Dan mereka pun saling tersenyum.
Beberapa saat kemudian...
"cewek yang hatinya cantik cuma seribu satu dan aku beruntung bisa menemukan satu di antara seribu itu" ucap Rafa lagi sambil memandang ke arah Putri.
"makasih oppa" bisik Putri kemudian mengecup bibir Rafa dgn lembut kemudian mereka saling menempelkan hidung. Dan mereka pun saling tersenyum.
Beberapa saat kemudian...
Saat Raput tengah asyik ngobrol
di sepanjang jalan, tanpa sengaja mereka bertemu dengan seseorang.
"mitha.. aris?" tunjuk Putri gak percaya saat melihat dua orang ini sedang bergandengan tangan dgn mesra.
Mitha dan Aris langsung salting saat kepergok Raput. Seketika Putri langsung melorot dari punggung Rafa dan bersiap2 menginterogasi mereka.
"mitha.. aris?" tunjuk Putri gak percaya saat melihat dua orang ini sedang bergandengan tangan dgn mesra.
Mitha dan Aris langsung salting saat kepergok Raput. Seketika Putri langsung melorot dari punggung Rafa dan bersiap2 menginterogasi mereka.
"hallo put?" sapa Mitha
salting begitupun juga dengan Aris.
"kenapa kalian bisa ada di sini? apa kalian sedang berkencan?" tanya Putri penasaran
"emm gimana ya? hehe" Mitha bingung mau jawab apa.
"gimana apanya? udah jelas2 kalian jalan berduaan sambil gandengan tangan. apa coba namanya kalo bukan kencan?" tebak Putri
"sejak kapan kalian bisa dekat kayak gini?" selidik Putri
"kenapa kalian bisa ada di sini? apa kalian sedang berkencan?" tanya Putri penasaran
"emm gimana ya? hehe" Mitha bingung mau jawab apa.
"gimana apanya? udah jelas2 kalian jalan berduaan sambil gandengan tangan. apa coba namanya kalo bukan kencan?" tebak Putri
"sejak kapan kalian bisa dekat kayak gini?" selidik Putri
"aku juga gak tau, put? tapi
saat pertama kali bertemu di rumahmu saat aku menjengukmu sama Rafa, aku biasa
aja ama dia tapi gak tau kenapa setelah pertemuan kedua di sekolah tanpa sadar
kita jadi dekat" beritahu Mitha malu2.
"tunggu2 kamu tadi bilang dulu kamu pernah jenguk aku sama Rafa?" tanya Putri bingung.
"ops...!!!" Mitha buru2 menutup mulutnya karena keceplosan ngomong.
"tunggu2 kamu tadi bilang dulu kamu pernah jenguk aku sama Rafa?" tanya Putri bingung.
"ops...!!!" Mitha buru2 menutup mulutnya karena keceplosan ngomong.
Seketika Putri melihat ke arah
Rafa dgn tatapan sinis karena Rafa sudah gak jujur padanya, sementara Rafa
pura2 melihat ke arah lain seperti tadik terjadi apa2.
Beberapa saat kemudian...
Terlihat Raput sudah duduk di
balkon cafe, mereka duduk di sebelah pagar yang dihiasi berbagai bunga plus
lampu temaram di sisinya. Malam itu di langit sangat cerah dihiasi sinar
rembulan dan taburan bintang di langit.
Tapi Putri masih dongkol dan
terus menatap sinis ke arah Rafa, sementara Rafa malah salting ditatap seperti
itu sehingga beberapa kali dia membetulkan posisi duduknya.
"kenapa oppa gak bilang" tanya Putri kemudian
"bilang apa?" tanya Rafa pura2 gak ngerti apa yang dikatakan Putri.
"kenapa oppa gak bilang" tanya Putri kemudian
"bilang apa?" tanya Rafa pura2 gak ngerti apa yang dikatakan Putri.
"kalo oppa waktu itu juga
datang menjengukku" jawab Putri ketus
"oh..itu.. emm?" Rafa bingung mau jawab apa.
"emm..emm.. apa?" sahut Putri
"dengar ya oppa, aku masih belum bikin perhitungan dgnmu karena cara nembakmu yang gak romantis itu. eh sekarang ditambah lagi oppa gak ngaku kalo pernah menjengukku saat aku sedang sakit" ancam Putri
"oh..itu.. emm?" Rafa bingung mau jawab apa.
"emm..emm.. apa?" sahut Putri
"dengar ya oppa, aku masih belum bikin perhitungan dgnmu karena cara nembakmu yang gak romantis itu. eh sekarang ditambah lagi oppa gak ngaku kalo pernah menjengukku saat aku sedang sakit" ancam Putri
"kenapa kamu masih ungkit2
masalah itu lagi ce?" jawab Rafa kesal karena Putri selalu
mempermasalahkan cara dia nembak.
"sampai sekarang aku masih gak terima ditembak dgn cara seperti itu" kesal Putri
"trus sekarang kamu maunya gimana?" tanya Rafa kesal
"ya mestinya oppa bisa menembakku di tepi pantai yang indah gitu" Putri mencoba mengkhayal dan jadi ingat gimana dulu Aris menembaknya.
"sampai sekarang aku masih gak terima ditembak dgn cara seperti itu" kesal Putri
"trus sekarang kamu maunya gimana?" tanya Rafa kesal
"ya mestinya oppa bisa menembakku di tepi pantai yang indah gitu" Putri mencoba mengkhayal dan jadi ingat gimana dulu Aris menembaknya.
"haduh ribet kalo suka
bilang aja suka ngapain mesti cari tempat dulu, kelamaan" jawab Rafa kesal
bikin Putri manyun mendengarnya.
"nasib punya pacar gak romantis hiks hiks" Putri pun manyun dan gak lama kemudian datanglah pelayan cowok mengantarkan pesanan.
"silahkan..." katanya ramah.
"lho kita kan belum pesan, mas?" tanya Putri bingung. Pelayan itu cuma tersenyum kemudian pergi.
"nasib punya pacar gak romantis hiks hiks" Putri pun manyun dan gak lama kemudian datanglah pelayan cowok mengantarkan pesanan.
"silahkan..." katanya ramah.
"lho kita kan belum pesan, mas?" tanya Putri bingung. Pelayan itu cuma tersenyum kemudian pergi.
"aneh...?" gumam Putri
kemudian melihat caffe latte yang baru diantar pelayan itu.
Caffe Latte adalah kopi yang dihiasi gambar dari foam di atasnya.
"eh...?"
Putri kaget saat melihat bentuk di caffe lattenya bukan bentuk gambar pada umumnya yang berbentuk daun atau boneka, tapi kali ini Caffe Latte itu berbentuk sebuah tulisan dan setelah diamati ternyata kalo dibaca berbunyi I LOVE YOU...
Caffe Latte adalah kopi yang dihiasi gambar dari foam di atasnya.
"eh...?"
Putri kaget saat melihat bentuk di caffe lattenya bukan bentuk gambar pada umumnya yang berbentuk daun atau boneka, tapi kali ini Caffe Latte itu berbentuk sebuah tulisan dan setelah diamati ternyata kalo dibaca berbunyi I LOVE YOU...
"eh... oppa" Putri
mencoba memberitahukannya pada Rafa.
"Oppa, pelayan itu naksir aku hiks hiks" ucap Putri terharu, Rafa cuma geleng2 melihatnya.
"aduh bilang dong kalo suka sama aku, kenapa pakai ditulis di sini segala" ucap Putri malu bikin Rafa gemas melihat kelakuannya.
"Oppa, pelayan itu naksir aku hiks hiks" ucap Putri terharu, Rafa cuma geleng2 melihatnya.
"aduh bilang dong kalo suka sama aku, kenapa pakai ditulis di sini segala" ucap Putri malu bikin Rafa gemas melihat kelakuannya.
"coba dulu ada yang
menembakku dgn cara seperti ini, pasti aku akan bahagia setengah mati"
sindir Putri tapi Rafa malah cuek bebek.
Putri segera berdiri kemudian pergi dari situ.
"eh mau ke mana?" tanya Rafa bingung dan segera menarik tangan Putri.
"mau nyamperin pelayan itu dan aku mau bilang terima kasih karena dia tau caranya bersikap romantis ama cewek" jawab Putri sewot.
Putri segera berdiri kemudian pergi dari situ.
"eh mau ke mana?" tanya Rafa bingung dan segera menarik tangan Putri.
"mau nyamperin pelayan itu dan aku mau bilang terima kasih karena dia tau caranya bersikap romantis ama cewek" jawab Putri sewot.
"aduh dasar cewek gak
peka" gerutu Rafa uring2an.
"emangnya dia pikir siapa yang pesan latte ini? gak mungkin kan tiba2 pelayan datang membawa cafe latte kalo gak ada yang pesan hufft" gerutunya tanpa melihat ke arah Putri.
Dan tanpa sengaja Putri mendengar apa yang dikatakan Rafa.
"emangnya dia pikir siapa yang pesan latte ini? gak mungkin kan tiba2 pelayan datang membawa cafe latte kalo gak ada yang pesan hufft" gerutunya tanpa melihat ke arah Putri.
Dan tanpa sengaja Putri mendengar apa yang dikatakan Rafa.
"barusan oppa bilang
apa?" tanya Putri terharu karena baru menyadari ternyata yang memesan
latte ini adalah Rafa.
Rafa masih manyun hingga akhirnya Putri memeluk Rafa dari belakang.
"kenapa oppa gak bilang dari tadi? aku kan jadi salah paham, hehe" katanya manja tapi Rafa masih dongkol.
Melihat hal itu, Putri jadi pengen menceritakan rahasia kecilnya pada Rafa.
Rafa masih manyun hingga akhirnya Putri memeluk Rafa dari belakang.
"kenapa oppa gak bilang dari tadi? aku kan jadi salah paham, hehe" katanya manja tapi Rafa masih dongkol.
Melihat hal itu, Putri jadi pengen menceritakan rahasia kecilnya pada Rafa.
"oppa, kamu masih ingat gak
waktu kita ngerjain ce nino di belakang sekolah?" tanya Putri dan Rafa pun
mengangguk.
"oppa kan tanya kenapa tadi aku mencium pipi oppa dan waktu itu aku jawab apa, oppa?" tanya Putri.
"kapan ya? lupa tu?" Rafa mencoba menirukan kalimat Putri tempo hari.
"sebenarnya waktu itu aku gak pernah lupa dan aku memang sengaja mencium pipi oppa" senyum Putri bikin Rafa seketika menoleh ke arahnya.
"oppa kan tanya kenapa tadi aku mencium pipi oppa dan waktu itu aku jawab apa, oppa?" tanya Putri.
"kapan ya? lupa tu?" Rafa mencoba menirukan kalimat Putri tempo hari.
"sebenarnya waktu itu aku gak pernah lupa dan aku memang sengaja mencium pipi oppa" senyum Putri bikin Rafa seketika menoleh ke arahnya.
"jauh sebelum aku duduk di
bangku oppa untuk menyerahkan surat dari Mitha, aku sudah suka sama oppa tapi
aku gak berani berharap banyak karena aku yakin pasti oppa gak bakalan suka
sama aku" ucap Putri tertunduk.
Saat mendengar hal itu tanpa banyak bicara, Rafa segera mencium bibir Putri dgn mesra dan Putri pun membalasnya dan pula disaksikan bulan dan bintang di langit.
Saat mendengar hal itu tanpa banyak bicara, Rafa segera mencium bibir Putri dgn mesra dan Putri pun membalasnya dan pula disaksikan bulan dan bintang di langit.
"I LOVE YOU..." bisik
Rafa dgn lembut kemudian mencium kening Putri.
Putri pun tersenyum mendengarnya,
"I LOVE YOU TOO OPPA" jawab Putri dgn mata terpejam merasakan hangatnya kecupan Rafa di keningnya.
Putri pun tersenyum mendengarnya,
"I LOVE YOU TOO OPPA" jawab Putri dgn mata terpejam merasakan hangatnya kecupan Rafa di keningnya.
-THE END-
Special thank's to:
© And RAPUTERS...
NB: makasih buat min mell ama
min murty yang udah mau bantu aku ngetik dialog di fp...makasih jgua buat semua
raputers yang udah mau baca dialog ini...semoga suka:)
Fiction Story by Diandra Rafa @diandra_rafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar